Felycia gadis yang cantik, periang, lucu dan punya banyak Sahabat, namun tidak ada yang tau rahasia apa yang sedang ia sembunyikan. satu-satunya sahabat dia yang paling dekatpun tidak mengetahuinya.
mau tau apa yang di sembunyikan Felycia. mari ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sani iswanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab17.
Pagi-pagi yang cerah namun cuaca yang dingin tidak mematahkan semangat ke empat orang itu untuk berkeliling di perkebunan teh sekitar Villa tempat mereka menginap.
"Rencana lo mau kemana habis ini.?" tanya Syakira dikala mereka sedang jalan-jalan santai pagi itu.
"Kita nikmati dulu liburannya gak usah terburu-buru." jawab Mia dengan senyum tipis di bibirnya.
Syakira menghela nafasnya dalam menikmati udara pagi, "Gue gak tau nanti harus bicara seperti apa dan minta maaf seperti apa terhadap Felycia, gue berdosa banget Mi. Gue capek setiap hari di hantui rasa bersalah gue sama Felycia."
Syakira sangat menyesali perbuatannya, namun apa daya ketika semuanya terbongkar mau minta maaf pun percuma karena Felycia kini tidak ada lagi di jakarta.
"Gue ngerti, gue paham Sya, lo sabar semoga Felycia cepet ketemu." tutur Mia sambil mengelus lengan Syakira.
Beberapa saat kemudian kedua gadis itu tiba kembali di Villa nya.
"Yank, dari mana aja?, pagi-pagi aku cariin udah pada gak ada.?" tutur Andre tepat saat kedua gadis itu tiba.
"Biasa aja Ndre, kita gak kemana-mana.!" tutur Mia seraya melempar senyum ke arah William.
"Eh diem luh semprul, sekali lagi lo jawab gye jitak tuh kepala gebetan lo.!" seloroh Andre, Mia dan Andre seperti kucing dan tikus tidak mengenal tempat selalu saling mengejek.
"Dih apa hubungannya sama mas Will." jawab Mia sambil menjulurkan lidahnya, kemudian gadis itu berjalan melewati Andre.
******
Di kantor pagi itu suasana cukup hening, Satria menutup laptopnya setelah memeriksa jadwal meetingnya hari ini.
"Dimana lo.?" ucap Satria setelah meraih ponsel nya dan menghubungi seseorang.
"Di puncak." jawab William kikuk.
"Lo gak ngajak-ngajak gue.?" geram Satria, "Ya kalau lo mau jadi obat nyamuk gak apa." William dengan ketawa nya.
"Sialan luh.!" ucap Satria dan memutuskan sambungan teleponnya begitu saja.
Pria itu berpikir keras bagaimana cara nya supaya Felycia cepat ketemu, lalu Satria meraih ponselnya yang ia letakkan begitu saja.
"Tolong carikan wanita yang ku kirimkan berikut namanya barusan, sampai ketemu." ucap Satria dengan wajah datarnya.
Seseorang di sebrang itu menjawab dengan cepat, "Baik pak, segera laksanakan.!" Satria mematikan teleponnya begitu saja dan menyimpan ponsel itu kembali ke meja.
Satria mengusap wajah nya frustasi, harus bagaimana mencari gadis itu, meski sudah menyuruh orang suruhan pria itu tidak yakin Felycia segera di temukan.
"Sayang,, kamu dimana.?" lirihnya.
Menyesal pun kini Satria rasakan mengapa ia setega itu dulu untuk menggugurkan kandungan Felycia yang jelas-jelas darah dagingnya sendiri.
"Aaarrrggghh....!" Satria meluapkan kekesalan dan penyesalannya.
"Bodoh-bodoh!" Satria merutuki dirinya sendiri.
*************
Sore itu Felycia izin pamit untuk jalan-jalan sore di sekitaran kebun teh milik Papa nya.
"Mau saya temani neng.?" tawar bi Arum.
"Gak usah bi, bibi istirahat aja." tuturnya seraya tersenyum, bi Arum menganggukan kepalanya dan tersenyum saat Felycia pamit.
"Hati-hati neng.!"
"Iya bi, tenang aja." tutur Felycia sambil menunjukkan ibu cari nya.
Saat bertemu dengan salah satu penjaga Villa, Felycia melihat Villa di ujung sana ada orang yang sedang berdiri di balkon namun tidak jelas wajahnya karna jaraknya sangat jauh.
"Apa ada yang sedang berlibur.?" tanya Felycia.
"Ada non empat orang, orang-orangnya mungkin seumuran non Fely." jawab penjaga itu dengan ramah.
"Oh baiklah! Layani mereka dengan baik ya kalau ada apa-apa bilang sama saya." tutur Felycia.
"Baik non!"
Felycia pun melanjutkan perjalanannya. Setelah beberapa bulan di sana, tempat itu cukup betah untuk Felycia tempati. Dengan mengelola beberapa Villa karena sang Papa harus kembali ke Singapura.
"Sebenarnya tujuan kalian kesini ngapain?" tanya William, saat itu mereka sedang ngobrol di teras Villa.
"Kita niatnya emang liburan, ilangin penat di kepala setiap hari ngerjain skripsi." jawab Syakira sambil menyeruput teh hangatnya.
"Selain liburan kita juga sekalian nyari Felycia, ya siapa tau ketemu kan.?" Jawab Mia dengan bersemangat.
Tiba-tiba gelap menyelimuti langit. Mereka pun akan segera masuk ke dalam, namun pandangan Syakira tertuju pada orang yang sedang berlari, namun tidak terlalu kencang.
"Fely.!" lirihnya.
"Mana Sya,,?" Mia dengan antusias mengarahkan pandangannya ke telunjuk Syakira.
Namun orang itu sudah masuk ke mobil di jemput seseorang.
"Gue yakin itu Felycia.!" tutur Syakira, saat mereka masuk ke dalam karena cuaca sedikit mendung.
"Besok kita cari ya, sekarang kamu tenang.!" bujuk Andre, dengan mengelus pundak kekasihnya.
"Tapi Ndre, bagaimana kalau gak ketemu lagi."
"Sya, lo tenang ya kalau ada jalannya kita pasti ketemu sama Fely, sekarang percuma kalau kita mau nyari di luar hujan dan belum tentu kan ketemu, jelas-jelas tadi Fely di jemput pake mobil." tutur Mia panjang lebar.
"Pokoknya gue harus ketemu Fely, gue capek di hantui rasa bersalah terus". Ucap Syakira sambil membuang nafasnya kasar.
"Iya-iya sabar Sya,.! Mia menenangkan sahabatnya itu.
"Mas Will, telpon bang Satria dia harus tentang ini." tutur Syakira.
William tanpa menjawab pertanyaan Syakira segera merogoh saku celananya lalu setelah itu melakukan panggilan.
William bicara serius saat panggilan itu telah terhubung.
"Besok bang Satria akan kesini nyusul kita." ucap William setelah panggilan dengan Satria berakhir.
.......
"Pah aku rasa, disini aku tidak aman.!" ucap Felycia saat melakukan video call dengan sang papa.
"Kalau kamu mau, boleh tinggal sama nenekmu di semarang." jawab Willy.
"Yang bener pah.?" gadis itu antusias menjawab tawaran dari Willy, sang papa.
Selain Willy yang mengetahui kehamilan Felycia, nenek nya pun mengetahuinya, lelaki paruh baya itu tidak bisa merahasiakan apapun dari orangtua nya.
Untungnya Sita, bisa menerima kehamilan cucunya. Dan ia pun menantikan kehadiran cicitnya.
"Besok kamu di antar sama orang kepercayaan papa, sekarang kamu istirahat.!"
Panggilan pun berakhir, dan Syakira merebahkan tubuhnya, gadis itu sekarang sudah tidak tidur bebas seperti dulu lagi, ia selalu hati-hati untuk menjaga calon anaknya.
Kejadian sore tadi saat Felycia jalan-jalan, ia juga menyadari keberadaan Syakira dan ketiga orang tersebut, lalu gadis itu segera menelpon supir untuk segera di jemput agar keberadaan nya tidak di ketahui siapapun, termasuk Satria.