Anelis Siera Atmaja, wanita cantik berumur 23 tahun yang setiap harinya harus membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan sepasang anak kembarnya, Arsha Abelano Aillard dan Arshi Ariella Agatha.
Anelis selalu menikmati setiap momen berharga dengan kedua buah hatinya. Baginya, Arsha dan Arshi adalah kebahagian terbesar dalam hidupnya, anugrah yang dikirimkan Tuhan di tengah rasa putus asanya.
Namun di hari itu, penederitaan seolah kembali menyergapnya, saat kenyataan pahit yang tak pernah ia bayangkan, kini menghampirinya dengan tiba-tiba.
"Putra anda menderita penyakit Juvenile Myelomonocytic atau kanker darah. Kita memerlukan tindakan transplantasi sumsum tulang belakang segera"
Seketika itu air matanya langsung luruh, apakah Tuhan sekejam ini hingga tega memberikannya cobaan seberat ini.
Haruskah ia mencari keberadaan ayah mereka, laki-laki yang tanpa hati telah menghancurkan kehidupan sederhananya, demi keselamatan buah hatinya.
Salam sayang dari Reinata Ramadani
Ig : Chi Chi Rein
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wahana Bermain
°°°~Happy Reading~°°°
Anelis menggandeng kedua tangan mungil Arsha dan Arshi menuju salah satu tempat wahana bermain, mengajak mereka bermain dan berkeliling disana sebagai ganti karena sang daddy yang di tunggu tak kunjung pulang.
Ya..., Baru saja tiga hari berlangsung saat insiden Arshi merengek meminta daddy nya, Arshi sudah menanyakan lagi perihal kapan kepulangan sang daddy, anak kecil itu terus saja merengek sampai akhirnya Anelis bisa membungkamnya dengan iming-iming liburan di akhir pekan.
Hal itu cukup mencambuk batin Anelis, mungkin kali ini Anelis mampu meredam keinginan anak perempuannya itu, namun bagaimana dengan esok hari?
Entahlah...Yang pasti, ia harus mengakhiri kebohongannya sesegera mungkin.
Hawa panas kota Jakarta tak menyurutkan langkah ketiganya, apalagi Arshi, ia melangkah penuh semangat dengan kaki mungil miliknya yang bergerak lincah.
" Mommy mommy... Ashi penen poto shama om badut itu my... " Tunjuk Anelis pada dua badut yang tengah berfoto dengan pengunjung lain.
Anelis mengangguk, segera ia mendekati si om badut tanpa melepas tautan jemarinya pada tangan-tangan mungil anaknya, takut jika mereka tak sengaja terpisah di tengah riuh pengunjung yang juga sedang liburan akhir pekan.
" Hallo om badut... Nama aku Ashi, mau poto boleh? " Sapa Arshi pada om badut dengan mendongakkan kepalanya ke atas menatap wajah-wajah lucu om badut.
" Boleh boleh boleh... Spesial untuk tuan putri yang paling cantik ini... "
Setelah mendapat persetujuan dari om badut, Arshi segera memasang posisinya, berdiri di depan om badut yang kini tengah berjongkok agar sejajar dengan tubuh mungil Arshi.
" Arsha nggak ikut foto sama om badut? " Tanya Anelis pada Arsha yang tampak tenang tanpa berniat beranjak dari posisinya.
" Tidak mommy, Arshi saja... " Sahut Arsha dengan wajah dingin seperti biasa, tangannya menelungkup di depan dada, punggungnya bersandar pada tiang besi pembatas wahana, sungguh pesonanya menguar tak terbantahkan.
Setelah berbagai gaya di peragakan oleh Arshi, akhirnya kini mereka beralih menyambangi satu per satu wahana yang akan mereka nikmati.
Wahana komedi putar menjadi wahana pertama yang di inginkan Arshi, sang pemimpin perjalanan kali ini yang tak terbantahkan.
Tak terasa hari semakin siang, terik matahari semakin membakar kulit, sudah banyak wahana yang sudah mereka sambangi, kini rasa lelah pun datang menyergap Anelis dan Arsha yang sudah lelah karena harus mengikuti kemanapun kaki lincah Arshi melangkah.
Anelis memutuskan untuk membeli beberapa cemilan dan minuman di sebuah kedai, kemudian memilih memakannya di sebuah taman dengan payung teduh di atasnya.
" My, kepala Arsha pusing... " Sahut Arsha menarik kemeja yang dikenakan Anelis, membuat Anelis segera berjongkok memeriksa keadaan sang putra.
Seketika Anelis membelalakkan matanya saat didapatinya darah merah segar kini merembes keluar dari lubang hidung Arsha.
Cemas sudah pasti, takut apalagi, namun ia berusaha mengendalikan dirinya agar anaknya tak ikut cemas sepertinya.
" Ya Allah, sayang... Kita ke kamar mandi dulu ya... " Anelis beranjak dari duduknya.
" Arshi ikut mommy ke kamar mandi, jajannya tinggal dulu nak... " Sahut Anelis pada Arshi yang sudah mulai memakan ice cream di tangannya, masa bodoh dengan cemilan-cemilan itu jika akan hilang nantinya, Arsha dan Arshi jauh lebih berharga untuknya.
" Ashi sini aja my, janji eundak pelgi-pelgi... " Arshi mengangkat tangannya membentuk huruf V.
" Ya udah, Arshi sini dulu ya nak, mommy ke kamar mandi dulu. Janji jangan kemana-mana ya sayang... " Anelis kembali mengingatkan.
" Shiap mommy... "
Anelis segera ke kamar mandi yang letaknya tak jauh dari tempatnya tadi, menyisakan Arshi yang kini fokus menjilati es krim yang tadi baru dibelinya.
Bruk...
Ia tak sengaja menabrak seseorang saat memeriksa apakah mommy nya sudah kembali atau belum, membuat es krimnya jatuh terhempas dengan sangat mengenaskan.
" Hwa...Mommy... Es klim Ashi jatuh, hiks...hiks... " Arshi menangis hingga sesenggukan, matanya menatap es krim nya yang sudah terkapar di lantai dengan tidak rela.
🍁🍁🍁
Marvell kini tengah meninjau lokasi Enzo Lane, sebuah taman bermain yang baru saja di akuisisi oleh keluarga De Enzo baru-baru ini.
Tak main-main, taman bermain itu akan di perluas hingga puluhan hektar dan di rombak habis-habisan agar menjadi taman bermain yang paling elit dan megah di seluruh antero negri.
" Kapan kawasan ini akan di tutup? Kenapa masih saja ramai? " Dengus Marcel masih mendapati padatnya pengunjung disana.
" Satu minggu lagi tuan, yaitu di akhir bulan ini... " Jawab kepala proyek yang akan menangani proyek itu dengan sungkan.
" Lakukan sebaik mungkin, aku tak menerima kesalahan sedikitpun "
Belum mulai saja, ancaman mematikan itu sudah meluncur deras dari mulut tajam nya, membuat sang kepala proyek seketika bergidik ngeri dan cepat-cepat menganggukkan kepalanya tak mau membantah.
Brukkk...
Tiba-tiba saja seorang anak kecil tak sengaja menabraknya, lelehan es krim yang di genggam bocah itu mengenai jas eksklusif yang dipakainya hingga meninggalkan noda putih di sana, dengusan kesal pun tak luput dari lidahnya yang tajam.
" Ssst... Sial... "
Buru-buru ia membuka jas mewahnya, melemparnya ke arah pengawal yang setia membuntunti nya.
" Buang!!! " Perintahnya tanpa pikir panjang.
" Hwa... Mommy... Es klim Ashi jatuh, hiks...hiks... "
Bocah itu menangis dengan kerasnya, hingga mampu merebut perhatian beberapa pengunjung yang berlalu lalang. Jadilah mereka sebagai obyek tontonan gratis.
🍁🍁🍁
Annyeong chingu
Happy Reading
Saranghaja💕💕💕