TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA BELAS
Satu jam menunggu, Snowy cukup jengah juga pada akhirnya. Terlihat, gadis itu sudah rapi dengan pakaian lengkapnya kembali.
Mahesa baru saja selesai bicara dengan sahabatnya; tentang putra pertama Roland yang telah lahir satu jam lalu. Tiba di kamar dirinya mendapati bibir manyun istrinya.
Snowy bangkit dari sofa setelah melihat Mahesa masuk. Dia unjuk rasa kesalnya dengan wajah memberengut.
"Mau ke mana? Fotonya gimana? Kenapa udah ganti baju lagi?" Mahesa mencecar dan berekspresi tak nyaman.
"Nggak jadi!" ketus Snowy.
"Kenapa?"
"Kelamaan!" Snowy keluar tanpa mau menoleh lagi pada Mahesa. Bagaimana tak kesal, satu jam bukan waktu yang sebentar.
Meski tak enak hati, tapi Mahesa tersenyum diam-diam. Akhirnya, dia tak perlu menahan diri untuk tidak menyerah pada tubuh Snowy yang terang-terangan menolaknya.
Dia memang setuju menikah, tapi bukan untuk menunjukkan kelemahannya. Apa lagi pada gadis dominan seperti Snowy.
Mahesa Bakhtiar bukan lelaki yang sejenis ayahnya, dia tidak sama seperti Satya: Pria miskin yang dinikahi ibunya yang kaya raya lalu berakhir diinjak-injak harga dirinya.
Mahesa pria berpengaruh, pria yang memegang kendali, pria bebas, pria yang pantang takluk pada wanita. Mahesa tidak akan mengemis apa lagi menjadi budak cinta.
Siang hari Snowy tak ke mana pun, gadis itu hanya bermalas-malasan di hotel. Malahan, Mahesa yang tampak keluar dari hotel tanpa mengajak Snowy.
Sampai malam tiba, Snowy baru keluar hotel untuk agendanya bersama Prabu. Kali ini kekasih Snowy lebih muda darinya, usianya baru dua puluh tahun, kuliah di jurusan teknik informatika Yogyakarta.
"Bee!" Mahasiswa semester empat itu ingin memeluk, tapi kemudian Snowy lebih dulu mencubit kedua pipinya.
"Kangen, Dedek gemes!" Snowy selalu geregetan saat bertemu dengan Prabu yang memiliki wajah masih imut-imut. Kulit putih, style anak muda, dan nadanya masih sangat manja.
"Sama, Pacal!" kata Prabu. Dia juga gemas ingin mencubit pipi Snowy, tapi gadis itu selalu menepis dengan cara yang halus.
"Bee, kok gemuk?"
Pemuda berjaket hitam bomber itu menelisik ke seluruh tubuh Snowy. Dia pindai dari wajah, leher, sampai pada pinggangnya yang sedikit berisi. "Kemarin perasaan langsing?"
"Besok diet." Snowy duduk di pasir, menatap hamparan laut sama seperti yang dilakukan oleh kekasihnya.
Pukul tujuh, lumayan masih ramai untuk kota ini, banyak turis yang juga berseliweran di tepi pantai sana.
"Selalu jaga kesehatan ya Bee." Snowy beri anggukan kepala untuk pesan Prabu. "Bee, boleh aku curhat?"
"Apa?"
"Aku datang ke sini, perjuangannya nggak main-main loh. Aku datang ke sini harus merelakan uang jajan ku selama satu bulan cuma buat beli tiket pesawat sama hotel."
"Oh, Sayang, kasihan." Snowy menjambak rambut pemuda itu sebagai tanda gemasnya.
Jujur, ini yang tidak Prabu sukai dari gadis yang dilihat nyaris sempurna ini. Selalu main tangan, tapi bukan sentuhan kemesraan.
"Tapi nggak apa-apa uang jajan habis, aku seneng bisa ketemu lagi sama kamu, Bee! Terakhir, pas kamu pulang dari London enam bulan lalu."
Snowy sebentar saja mengutak-atik layar ponselnya, lalu menunjukkan nominal sebesar dua puluh juta untuk kekasihnya.
"Udah Snow kirim ya. Itu buat ganti tiket pesawat sama hotel kamu."
"Ih, makasih, Bee!" Walau banyak yang tidak Prabu sukai dari Snowy, sebagai lelaki tapi sebagai berondong ganteng, dia suka sikap royal Snowy.
Dia tak membayar sepeserpun untuk tiket dan hotelnya. Tapi, Snowy benar-benar mengirim dua puluh juta dengan cara yang instan.
Begitulah enaknya pacaran dengan nona muda kaya raya. Meski dia tak bisa dominan, setidaknya ada yang bisa dimanfaatkan.
"Belajar yang bener ya...," pesan Snowy.
Prabu yakin Snowy akan menolak saat dia ingin memeluknya, dia tahan untuk tidak memeluk meski ingin. "Aku sayang kamu, Bee!"
"Ueegh!" Di sudut tempat, Mahesa meluah mual mendengar suara manja Prabu. Pria ber-hoody hitam itu berdiri menyimpan dua tangan di saku jaketnya.
Sedari siang Mahesa keluar untuk mencari tahu kekasih Snowy. Pagi sebelum Snowy bangun dari tidur, Mahesa sempat menilik ponsel gadis itu.
Beruntung, layar kuncinya hanya dengan wajah Snowy. Dia tak perlu susah-susah membobol sandinya.
Prabu Wilaha, nama target selanjutnya yang akan dia buat putus dengan Snowy. Sebelum ke sini, Mahesa sudah mengatur kejutan untuk kekasih istrinya.