Pacar Gelap Kakakku
Pagi-pagi itu disebuah kelas sangat heboh dengan kedatangan lima gadis cantik yang baru saja sampai di ruangan kelas sekolahnya.
Semua mata tertuju pada gadis cantik bernama Felycia Putri, selain cantik dia juga gadis yang ramah jadi siapapun yang dekat dengannya akan menjadi temannya.
"Fel, lu jadikan nginep di rumah gue malem ini.?"
"Jadi dong gue udah bawa baju ganti di mobil jadi gak perlu pulang dulu ke rumah."
"Asyiiikkk.." Syakira bertepuk tangan.
"Lu gak ngajak kita-kita Sya.?" Mia cemberut sambil melirik Syakira.
"Ya boleh dong, kalian kalau mau ikut ayo malah lebih seru kali kalau kita kumpul semuanya. Iya gak Fel.?"
"Yaaapp.. Betul banget, besok kan weekend kita bisa nonton drakor semaleman, iya gak guys?".
"Memangnya orangtua lu gak marah Sya bawa pasukan ke rumah lo.?" Rina sedikit khawatir.
"Ya enggaklah justru bunda gue tuh seneng kalau rumahnya rame, pasti dia seneng banget." Syakira tersenyum penuh keyakinan.
"Jadi gimana pada ikut gak.?" tutur Felycia.
"Jadiiiii..." ketiga gadis itu berteriak menyutujui rencana menginap mereka di rumahnya Syakira.
Bel pulang pun berbunyi, semua murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya masing-masing.
Felycia dan keempat temannya masuk ke dalam mobil milik Felycia.
"Sya, lu udah telpon supir lu kan, kalau lu pulang bareng kita-kita.?"
"Udah Rin, gue udah bilang ke nyokap sama supir gue kok, jadi aman." Syakira tersenyum manis.
Kelima gadis itu pun masuk kedalam mobil yang dikendarai Felycia.
Felycia mengemudi mobilnya menuju rumah Syakira.
Beberapa menit kemudian mobil mewah milik Felycia pun sampai di halaman rumah milik orangtua Syakira, kelima gadis itu pun keluar dari dalam mobil. Kemudian mereka pum berjalan mengikuti sang tuan rumah menuju pintu utama rumah itu.
"Kok sepi Sya nyokap lo kemana.?" tutur Santi sambil celingukan.
"Palingan lagi masak, nyokap tuh tau bakalan ada lo pada jadinya nyiapin makan siang buat kita." ucap Syakira sambil melempar tas sekolahnya di kursi ruangan keluarga.
"Eh udah pada pulang, bunda belum beres loh masaknya." ucap Bu Vera, mama nya Syakira.
"Gak usah repot-repot tante, kita udah makan kok tadi dikantin sekolah." jawab Felycia tersenyum simpul.
"Kok tante sih panggilnya, bunda dong kan kamu anak bunda juga." tutur Bu Vera tersenyum manis ke arah Felycia.
Felycia memang sudah tidak memiliki ibu lagi, ibunya meninggal ketika melahirkan Felycia ke dunia ini. Felycia pun hanya tinggal bertiga di rumahnya, papah sama ART-nya.
Bu Vera sangat menyanyangi Felycia seperti menyanyangi Syakira anaknya. Begitu juga dan Ayah Syakira sangat menyanyangi Felycia.
"Hehe iya bunda." Felycia menjawab malu-malu.
"Udah gak usah malu-malu luh sama bunda." tutur Syakira sambil menyenggol tangan Felycia.
"Kita boleh gak manggilnya bunda juga.?" Mia berucap sambil menatap mengelilingi ke empat sahabat juga bu Vera.
Bu Vera pun menjawab dengan antusias dan bahagia. "Tentu boleh, kalian semua anak bunda."
Ketiga gadis itu pun bersorak gembira "Horeeee.." tidak dengan Felycia dan Syakira kedua gadis itu hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan ketiga sahabatnya itu.
"Yaudah mending sekarang kita ganti baju dulu terus makan, cacing diperut gue udah pada demo." Syakira berucap sambil berjalan ke lantai atas dimana kamarnya berada.
Dan keempat sahabatnya pun mengikutinya dari belakang, sedangkan bu Vera tersenyum bahagia melihat teman-teman anaknya pada datang dan rencanya mereka akan menginap tentu bu Vera sangat terbuka akan kehadiran mereka di rumahnya. Bu Vera sangat menginginkan seorang cucu namun apa daya menantu yang ia andalkan untuk segera punya anak juga belum ingin mengakhiri karirnya dan fokus mengurus suami dan segera hamil.
....
Siang itu dimeja makan sangat ramai dengan kehadiran lima gadis itu, mereka makan bersama sambil bercerita tentang film yang akan mereka tonton nanti malam.
Sedangkan bu Vera melihat kelima gadis itu dari arah ruang keluarga, wanita itu tersenyum bahagia meskipun kebahagiaan itu yang bukan ia inginkan melainkan ingin segera menimang cucu.
Bubar makan gadis-gadis itu tidak meninggalkan meja makan begitu saja, mereka membereskan sisa makan dan juga mencuci piring bekas makannya. meskipun sudah dilarang sama ART-nya mereka tetap saja melakukannya, itu sebabnya juga bu Vera dan suaminya menyukai dan senang terhadap sahabat-sahabat anaknya sopan dan di siplin.
...
Sore sekitar pukul 16:35 wib sebuah mobil berhenti di parkiran, pak Hendra sudah tidak asing dengan mobil yang terparkir terlebih dahulu tidak dengan Satria.
"Itu mobil Ayah.?"
"Bukan, itu mobilnya temannya Syakira."
Satria hanya ber-oh saja tanpa bertanya lagi, kemudian ia pun masuk mengikuti sang Ayah masuk ke rumah mewah itu.
"Assalamuallaikum...."
"Waalaikumsalam.. Ayah udah pulang.?" kebetulan yang menjawab salam sang ayah itu Syakira gadis itu sedang mengambil cemilan untuk teman-temannya yang sedang asyik ngobrol di pinggir kolam renang
"Abaaang..." mata Syakira membulat melihat pria tinggi di depannya.
Pria itu pun merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan adik satu-satunya yang sangat ia sayangi. Syakira menghambur kepelukan sang kakak.
"Abang kapan pulang dari singapura kok gak bilang-bilang aku sih.?" Syakira cemberut menatap mata sang kakak.
"Abang tadinya gak ada niatan buat pulang, cuma masalah di kantor ayah mendadak jadinya abang juga pulang mendadak.
Syakira manggut-manggut. "Terus kak Angel tau kalau abang pulang.?" tanya Syakira kembali.
Satria menggelengkan kepalanya. "Abang gak ngasih kabar siapapun, Bunda aja abang kasih tau setelah abang sampe di bandara dan minta di jemput sama Pak Tarno." jelas Satria agar adiknya itu tidak bawel lagi bertanya-tanya.
"Itu cemilan banyak banget buat siapa.?" Satria melirik nampan yang sempat di taro oleh Syakira di lantai.
"Oh itu ada temen-temen aku mau nginep katanya."
Satria manggut-manggut. "Ya udah sana, abang mau ke kamar dulu gerah belum mandi."
"Ya udah mandi aja sana, aku mau peluk ayah dulu kangen." tutur Syakira sambil menghambur kepelukan sang Ayah yang dari tadi hanya berdiri melihat pembicaraan kedua anaknya itu.
"Duh anak Ayah udah gadis aja, awas jangan macam-macam kalau di luar rumah dan di sekolah." tutur Pak Hendra sambil mengelus kepala putrinya.
"Siap Yah." ucap Syakira sambil mengadah menatap sang Ayah.
"Bunda mana.?"
"Bunda lagi nyiram bunga kesayangannya di taman belakang." jawab Syakira melepas pelukan dari sang Ayah, gadis itu pun kembali membawa nampan yang berisi berbagai macam cemilan untuk di bawa ke teman-temannya.
Begitu juga dengan Hendra, lelaki paruh baya itu menuju taman belakang dimana istrinya sedang di sana.
"Lama banget Sya."
"Sorry bokap sama abang gue baru pulang Fel gue ngobrol-ngobrol bentar sama mereka." jawan Syakira.
"Abang lo bukannya di singapura." tanya Felycia kembali.
"Iya, tadi mendadak pulang ada urgent di kantor bokap."
"Abang Syakira yang mana sih Fel.?" tanya Mia dengan kekepoannya.
"Mana gue tau, gue aja belum pernah ketemu sama abangnya nih si curut." tutur Felycia.
"Kok bisa sih Fel, lu kan sering main sering nginep di rumah si Syakira masa lu kagak tau abangnya si Syakira." Ucap Rina sambil membuka salah satu cemilan yang ada di nampan tadi.
"Yaelah lu gak percayaan banget sih sama gue, tanya noh adiknya ngapain aja abangnya selama ini." Felycia kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Mia dan Rina.
"Abang gue tuh sibuk dia sering bolak balik jakarta-singapura, di rumah paling sehari dua hari gak pernah nyampe berminggu-minggu apalagi berbulan-bulan." tutur Syakira jelas dan akurat.
Mia dan Rina pun manggut-manggut mengerti.
"Lu pada kalau mau ketemu abangnya si Syakira sono samperin mumpung ada di rumah besok-besok siapa tau terbang lagi ke singapura." tutur Santi yang sejak tadi hanya jadi pendengar saja.
"Boleh Sya.?" tutur Mia antusias.
"Sono kalau lu mau di tabok sama istrinya."
"Hah istri.. Udah nikah Sya.?" Mia dan Rina kaget, pria yang ingin mereka temui ternyata sudah menikah.
Kedua gadis itu sangat penasaran dengan sosok Satria kakak dari sahabatnya itu namun kandas harapan mereka untuk merebutkan pria itu ternyata sudah beristri.
....
Makan malam pun tiba, makan malam ini lebih rame dari tadi siang karna kehadiran Hendra. Pria paruh baya itu senang mengobrol dan bercanda dengan para gadis itu, tapi tidak dengan Satria pria itu mengurung diri sejak pulang dari kantor tadi sore.
Saking asyiknya mengobrol dimeja makan gak terasa waktu sudah menunjukan pukul 21:12 wib, kelima gadis itu di suruh untuk segera istirahat meskipun awalnya mereka memaksa untuk membereskan bekas makan mereka namun bu Vera tolak dengan alasan anaknya Satria belum makan padahal bu Vera tau Satria tidak akan mau makan kalau fikirannya belum tenang.
Kelima gadis itu pun menurut akhirnya mereka naik ke lantai atas untuk istirahat. Tetapi sampainya dikamar mereka malah heboh merebutan judul drakor yang ingin mereka tonton dan pada akhirnya tidak satu film pun yang mereka tonton, gadis-gadis itu malah asyik menceritakan salah satu cowok yang populer di sekolahnya.
Tawa kelima gadis itu terdengar sampai keluar kamar, Satria yang baru saja keluar dari kamarnya pun hanya geleng-geleng kepala mendengar tawa adik dan teman-temannya itu.
Laki-laki itu pun turun menuju lantai bawah terlihat Bunda nya sedang membereskan sisa makan malam.
Vera pun menoleh ke arah Satria yang baru saja sampai di bawah. "Mau makan biar bunda siapkan.?"
"Gak usah bun makasih, aku cuma mau ambil air dingin saja."
Setelah mengambil satu botol air dingin di kulkas Satria kembali menghampiri Bunda nya.
"Angel sejak kapan bun pergi dari rumah.?"
"Satu hari setelah kamu pergi ke singapura sampai sekarang belum pulang lagi." jawab bu Vera dengan sangat pelan ia tidak ingin melihat anaknya di rundung kesepian.
"Makasih bun." Satria menganggukan kepalanya kemudian ia naik kembali menuju kamarnya dilantai atas.
"Miaaaa. Buruan dong gue kebelet nihh.." Felycia mengedor-ngedor pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar Syakira.
"Masih lama gue Fel, lu pake kamar mandi yang lain aja."
Felycia mengdengus kesal.
"Fel lu pake kamar mandi yang di sebrang kamar abang gua aja." saran Syakira.
Felycia pun tanpa menjawab segera lari keluar kamar untuk membuang air kecil yang sejak tadi ia tahan.
Bruugghhh... Tanpa sengaja Felycia menabrak Satria yang mau masuk ke kamarnya. Tatapan mereka pun bertemu sangat dekat, tubuh Felycia di tangkap agar tidak jatuh. Keduanya saling tatap begitu lama.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments