Risma begitu syok ketika mengetahui bahwa suaminya yang bernama Radit yang selama beberapa tahun tinggal terpisah darinya karena dia dipindah kerjakan di luar kota ternyata telah menikah lagi di belakangnya. Hati Risma pun bertambah hancur ketika mengetahui bahwa selama sebelas tahun menikah dengan Radit dan mempunyai dua orang anak ternyata Radit tidak pernah mencintainya. Radit tidak bahagia hidup dengannya dan memilih untuk menikahi mantan kekasihnya di masa lalu. Lalu apakah Risma akan sanggup menghadapi pengkhianantan sang suami , dan apakah Risma bisa bertahan hidup bersama Radit setelah diduakan dan dia sadar bahwa cintanya yang begitu besar hanya bertepuk sebelah tangan...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Hancur
Karena bab ini cukup menguras emosi, jadi siapkan hati yang kuat untuk membacanya ya... Tarik nafas... Buang nafas.... Oke... selamat membaca... 😁
"Ris, aku akan jelaskan semuanya sama kamu..." ucap Radit sambil memegang pundak Risma namun Risma segera menepisnya.
"Aku tidak butuh penjelasan kamu mas...! Semuanya sudah jelas, kalian semua mengkhianatiku...! Kalian jahat...! Kalian semua bersekongkol membohongiku...!" seru Risma sambil menujuk satu persatu orang yang ada di sekelilingnya.
"Nak...abah minta maaf, ini semua salah abah, tapi ini semua tidak seperti yang kamu bayangkan nak..." ucap pak Salim merasa tidak tega melihat Risma.
"Apa Bah,semua tidak seperti yang aku bayangkan...? Sudah jelas- jelas anak laki- laki abah yang bernama Radit yang berstatus sebagai suami saya menikah lagi dengan perempuan sok lugu itu...!" Risma menunjuk Eva.
"Dan Abah merestui pernikahan itu kan...? Dan kalian semua bahagia dengan pernikahan itu kan...? Lihat saja di foto itu, kalian tampak tersenyum bahagia...." sahut Risma sudah tidak dapat membendung air matanya.
"Abah dan Umi bangga, mas Radit menikah lagi...? Iya...? Apa abah sama Umi lupa kalau mas Radit sudah mempunyai istri yaitu aku...? Apa memang kalian tidak pernah mengganggapku sebagai istrinya mas Radit...? Makanya kalian menikahkan mas Radit dengan perempuan lain...?"
"Bukan nak, bukan seperti itu..." sahut pak Salim.
"Tapi kenyataannya seperti itu kan Bah, Abah, Umi, Anggi,dan Akbar datang ke pernikahan mas Radit dan Eva. Kalian menyaksikan pernikahan mereka. Kalian mengadakan pesta yang sangat meriah dan mewah di sana...? Lalu aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa- apa....?"
"Di mana hati nurani kalian sebagai manusia...? Apa kalian sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan aku..? Kok kalian bisa berbahagia di atas penderitaan aku...? Di depanku kalian bersikap seolah- oleh tidak terjadi apa- apa. Bagus.... Kalian memang hebat, kalian pandai berakting. Kalian ramai- ramai membohongiku..."
"Tapi lihatlah , aku bisa mengetahui kebohongan yang kalian tutup rapat- rapat dariku , Alloh memperlihatkan pengkhianatan kalian terhadapku. Aku tidak menyangka, kalau selama ini ternyata aku hidup di antara keluarga pembohong...! Keluarga pengkhianat....! Kalian semua munafik...!" seru Risma.
"Cukup Risma...!" seru Radit yang sudah bisa diam lagi.
"Kamu jangan menyalahkan keluargaku. Aku yang salah, kalau kamu mau menyalahkan, salahkan saja aku, jangan bawa- bawa keluargaku. Mereka tidak bersalah...." ucap Radit.
"Kenapa mas...? Kamu tidak terima aku mengatakan kalau kalian semua munafik...? Memang kenyataannya kalian munafik kok. Dan yang paling munafik di antara kalian adalah Abah..." sahut Risma sambil menoleh ke arah pak Salim.
"Kalau Umi dan Anggi, aku tahu mereka dari dulu tidak pernah menyukaiku, kalau mereka mengkhianatiku itu sangat wajar, tapi Abah, selama ini abah selalu perduli sama aku, dia selalu menyayangiku , abah juga teman baik bapaku. Abah bilang dia akan menyayangiku dan menganggapku sebagai anak kandung sendiri...."
"Tapi nyatanya apa....? Semua itu bohong, kasih sayang yang abah berikan kepadaku selama ini semuanya palsu. Nyatanya Abah tega mengkhianatiku. Orang tua mana bah, yang tega menyakiti hati anaknya sendiri dengan menikahkan suami anaknya dengan wanita lain...?"
"Nggak ada bah, nggak ada, kecuali abah yang tega melakukan semua itu. Lalu salahnya di mana jika aku mengatakan abah orang yang munafik....? Bukankah orang munafik itu bicaranya tidak sesuai dengan kelakuannya. Sama seperti abah, di depan aku abah baik, tapi dibelakang aku , abah jahat...."
Abah pun hanya bisa menunduk merasa bersalah pada Risma.
"Risma...! Berani kamu ya bicara tidak sopan sama suami saya....!" seru bu Ratna tidak terima Risma mengolok- olok suaminya.
"Kalau kamu mau bicara macam- macam, ngaca dulu Risma...! Gunakan otak kamu untuk berfikir...! Coba kamu pikirkan apa yang menyebabkan Radit menikahi Eva...? Selama ini kamu sudah menjadi istri yang baik untuk Radit apa belum...?" tanya bu Ratna.
"Selama sepuluh tahun menikah dengan Radit, kamu sudah membuat Radit bahagia apa belum ,hah....? Tanyakan pada dirimu sendiri, dan tanyakan pada Radit, dia bahagia apa tidak hidup dengan kamu...?"
"Apa kamu tidak tahu Risma...? Kamu bisa menikah dengan Radit karena bapak kamu yang ngemis- ngemis sama suami saya supaya menikahkan Radit dengan kamu...! Bapakmu tahu kalau Radit ganteng, berpendidikan tinggi, dan punya pekerjaan yang bagus. Karena itulah bapakmu memohon- mohon untuk bisa menjadi besan kami..."
"Kamu bahagia kan bisa menikah dengan anak saya yang sempurna itu...?" tanya bu Ratna sambil menunjuk Radit.
"Tapi kamu harus tahu dong, bagaimana perasaan Radit. Dia cinta nggak sama kamu...? Dia bahagia nggak hidup sama kamu...?"
"Saat itu Radit sama sekali tidak mengenalmu, kalian bahkan tidak berpacaran, kalian hanya bertemu satu kali setelah itu menikah. Kamu bisa bayangkan nggak bagaimana perasaan Radit saat menikahi perempuan yang tidak dia kenal...?"
"Kamu pernah nggak bertanya pada Radit bagaimana perasaannya saat menikah dengan kamu...? Dia bahagia atau malah tersiksa...? Radit itu mau menikahi kamu karena terpaksa Risma...!" seru bu Ratna.
"Radit mau menjalankan pernikahan bersama kamu hanya karena keinginan bapakmu yang matre itu, Radit merasa tidak enak hati menolak permintaan bapak kamu, yang saat iti sahabat dekat Abah. Kamu bisa bayangkan bagaimana tersiksanya Radit saat harus hidup satu atap dengan kamu, perempuan yang tidak ada sama sekali dalam bayangannya untuk dia nikahi....? Sementara dia punya perempuan yang sangat dia cintai yaitu Eva. Dia terpaksa meninggalkan Eva demi bapak kamu yang terus memohon supaya kamu menjadi menantunya. Padahal yang ingin Radit nikahi itu Eva bukan kamu..." ucap bu Ratna sambil menunjuk Eva yang sejak tadi berdiri sambil menunduk di samping Radit.
"Jadi jangan salahkan Radit jika dia menikahi perempuan yang benar- benar dia cintai sejak dulu..."
" Kamu pikir Radit mau terus- terusan menderita hidup bersama orang yang tidak dia inginkan...?"
Mendengar apa yang dikatakan oleh sang ibu mertua, Risma tidak bisa berkata- kata lagi. Hanya air mata yang menandakan bahwa dia begitu terluka dan hancur. Belum hilang rasa sakit karena telah diselingkuhi oleh Radit dan juga dibohongi oleh seluruh keluarga Radit. Sekarang Risma mendapatkan fakta baru jika Radit menikahinya hanya karena terpaksa.
Bagaimana Risma tidak pernah menyadari akan hal itu. Apakah karena Risma terlalu mencintai Radit hingga dia tidak sadar bahwa Radit tidak pernah bahagia hidup dengannya. Tapi kenapa selama ini Radit tidak pernah berterus terang pada Risma jika dia tidak mencintainya...? Apa karena Radit menjaga perasaan Risma agar Risma tidak sedih dan sakit hati...? Kalau memang seperti itu, pintar sekali Radit selama ini menyembunyikan perasaannya itu.
"Mas Radit, apa benar yang dikatakan oleh Umi kalau kamu menikahiku karena terpaksa...? Jadi selama sepuluh tahun menikah denganku kamu tidak pernah mencintaiku mas...? " tanya Risma.
"Risma..." Radit memegang pundak Risma.
"Jawab pertanyaanku mas..." ucap Risma.
"Aku...." Radit tidak meneruskan ucapannya.
" Jadi saat menikah denganku kamu tidak mencintaiku mas....? Atau jangan- jangan sampai saat ini pun kamu belum mencintaiku...?" tanya Risma.
"Risma aku..."
"Kalau kamu tidak mencintaiku kenapa kamu nggak menolak saja waktu itu mas...? Kenapa kamu nggak menceriakan aku saja setelah kita menikah ...? Kenapa kamu mau melaksanakan kewajibanmu sebagai seorang suami mas...? Kenapa kita bisa sampai punya dua anak mas..? Kenapa...? Jadi kamu melakukan semua itu karena terpaksa...? Kok bisa sih mas, kamu seperti itu...?" tanya Risma dengan air mata terus mengalir.
"Oh iya, aku lupa, bukankah laki- laki itu bisa tidur dengan perempuan walaupun dia tidak mencintainya ya...." Risma tersenyum miris.
" Dengar Ris, seperti apapun perasaanku sama kamu, kamu adalah ibu dari kedua anakku..." ucap Radit.
"Aku minta maaf, aku ngaku salah karena aku tidak memberitahumu dan meminta ijin padamu saat aku akan menikahi Eva. Tapi aku janji sama kamu Ris, aku akan bersikap adil sama kamu dan juga Eva. Kalian berdua adalah istriku..." ucap Radit meraih kedua pundak Risma.
Risma lalu menatap Radit.
"Apa mas, kamu bilang apa tadi...? Kamu akan bersikap adil...? Akan mas...? Jadi kamu sadar, kalau selama kamu menikah dengan Eva kamu tidak pernah berbuat adil padaku..? Iya mas...?" tanya Risma.
"Sudah berapa lama kamu menikahi Eva mas...?" tanya Risma.
"Enam bulan..."
" Enam bulan...? Jadi sudah enam bulan kamu membohongi aku mas...? Kamu juga membohongi anak- anak kamu...? Jadi selama enam bulan kamu tidak bersikap selayaknya seorang suami kepada istrinya, karena kamu sudah mendapatkan istri yang selama ini kamu idam- idamkan...? Dan sekarang kamu bilang kamu akan berbuat adil sama aku dan istri barumu...?"
"Yakin kamu bisa berbuat adil mas...? Kamu saja jarang ada di rumah kan...? Kamu hanya punya waktu dua hari untuk aku dan anakku dalam satu bulan. Kamu lebih banyak memberikan waktumu untuk istri barumu...."
"Dan di dalam hati kamu, di sana tidak ada nama aku kan mas...? Ruang hati kamu sudah dipenuhi oleh nama Eva, perempuan yang kamu cintai sejak dulu, hingga tidak ada sedikit ruang pun untuk menyelipkan nama aku di dalam sana..."
"Lalu bagaimana kamu bisa bersikap adil sama aku mas...?"
"Sudahlah Risma, kamu tidak usah banyak menuntut sama Radit. Kamu harusnya beruntung punya suami seperti Radit. Walapun dia tidak mencintai kamu, tapi dia sudah berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk anak- anak kamu...." ucap bu Ratna.
"Kamu dan anak- anak kamu bisa hidup enak. Semua serba tercukupi. Kamu bisa tinggal di rumah yang besar dan nyaman. Apapun permintaan kamu pasti Radit kasih. Radit bela- belain kerja jauh di luar kota demi apa kalau bukan demi kamu dan anak- anak. Sedangkan kamu hanya enak- enakan menganggur di rumah. Memangnya apa pekerjaan kamu selain mengurus anak sama bermalas- malasan sambil main hape. Kurang baik apa lagi Radit sama kamu coba...?"
"Kalau Radit menikah lagi dengan Eva, itu memang sudah menjadi takdirnya Radit mempunyai dua istri. Kamu harus terima dong. Lagian dalam islam tidak melarang laki- laki menikahi lebih dari satu wanita. Sudah terima saja nasib kamu dipoligami. Selama ini Radit kan tidak pernah bahagia hidup sama kamu, sekarang kamu harus memberi kesempatan kepada Radit untuk bahagia bersama Eva dong. Jangan egois kamu Risma...."
"Umi..." ucap Pak Salim.
"Kenapa Bah... Benar kan yang Umi bilang tadi...?"
"Iya tapi bukan seperti itu cara ngomongnya Mi..." sahut Abah.
"Lalu harus bagaimana cara ngomongnya...? Umi kan menasehati Risma supaya menerima Radit poligami, salahnya di mana...? " tanya bu Ratna.
"Eh dengar Risma, poligami itu diperbolahkan dalam islam, nabi saja dulu poligami kok. Kalau kamu sebagai istri tidak terima suamimu poligami, kamu yang akan mendapat dosanya...." ucap bu Ratna sambil menunjuk wajah Risma.
"Poligami yang seperti apa dulu Mi, yang diperbolehkan dalam islam...? Tentunya poligami yang adil yang bisa membahagiakan semua istrinya kan, bukan poligami karena nafsu saja..." sahut Risma.
"Umi bisa saja bicara seperti itu, karena Umi belum pernah merasakan apa yang aku rasakan. Umi belum pernah ada di posisi aku kan Mi...?" tanya Risma.
"Tahu apa kamu tentang Umi hah...! Sebelum kamu merasakan seperti apa rasanya dipoligami , Umi sudah pernah mengalaminya jauh sebelum kamu....!" Seru Umi.
"Umi...." ucap pak Salim.
"Abah diam saja..." sahut bu Ratna pada pak Salim.
"Umi sudah pernah merasakan bagaimana rasanya dipoligami Risma..." ucap bu Ratna.
"Oh, jadi Umi pernah merasakan seperti apa di poligami...? Bagaimana Mi, apa rasanya Mi, apakah enak...?" Risma tersenyum sinis pada ibu mertua.
"Tadi Umi bilang sama aku kalau mas Radit poligami karena aku yang tidak bisa membahagiakan mas Radit. Lalu alasan Umi dipoligami apa...? Apa Umi juga tidak bisa membahagiakan abah sehingga abah menikah lagi...?'" tanya Risma.
"Jaga sopan santun kamu Risma...!" Radit marah lalu mencengkeram lengan Risma dengan kuat.
"Kenapa kamu marah mas, aku hanya bertanya sama Umi..."
"Oh jadi mas Radit berpoligami karena faktor keturunan. Karena abah pernah poligami jadi kamu mengikuti ingin poligami juga...? Memang ya buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya. Sama seperti kamu dan juga Abah, kalian sama - sama tidak bisa menahan hawa nafsu. Kalian tidak bisa mengendalikan sahwat kalian..."
"Plak...! Tutup mulut kamu Risma...!" seru Radit sambil menampar Risma dengan kuat. Risma langsung memengangi pipinya yang terasa panas. Sementara itu Eva begitu kaget melihat kemarahan Radit hingga menampar Risma.
"Kamu boleh menghinaku Risma... Tapi tidak dengan menghina Abah. Abah itu orang tua kita yang harus kita hormati, bukan orang yang bisa seenaknya kamu hina...! kamu tahu itu...!" seru Radit.
"Kalau mau jadi orang tua yang dihormati sama anak, hormati anaknya juga dong, jaga perasaan anaknya. Begitu juga dengan kamu mas, kalau kamu mau aku hormati sama istri, kamu juga harus menghormati perasaan istri kamu , jangan bersikap seenaknya seperti itu...." sahut Risma.
"Aku kecewa sama kamu mas, selama ini aku begitu mencintai kamu dengan sepenuh hatiku, aku selalu percaya sama kamu, aku selalu menurut sama kamu , aku sudah berusaha menjadi yang terbaik, sudah mencoba melakukan apa yang kamu mau. Namun tetap saja orang ketiga lebih terlihat menarik di banding aku...."
"Kamu berbohong dan selingkuhi aku dengan alasan kamu tidak bahagia hidup denganku. Kamu poligami dengan alasan diperbolehkan oleh agama. Kamu diam - diam menikahi Eva perempuan yang kamu kenalkan padaku sebagai saudara jauh kamu. Dan bodohnya aku percaya begitu saja... "
"Tidak usah mencari alasan untuk sebuah perselingkuhan, kalau dulu kamu tidak ingin menikah denganku, kenapa kamu tidak menolaknya..? Kalau kamu tidak bahagia hidup denganku kenapa kamu tidak meninggalkan aku...? Tapi kamu memilih untuk tetap bertahan di samping aku lalu kamu menyakiti aku dengan selingkuh dan berbohong...."
"Maaf... Aku minta maaf Risma, aku khilaf sudah membohongi kamu...." ucap Radit.
"Selingkuh dan berbohong tidak terjadi begitu saja mas, itu adalah pilihan yang disengaja. Jadi berhentilah bersembunyi di balik kata khilaf saat kamu ketahuan. Akan lebih mudah untuk memaafkan orang lain dari pada memaafkan luka yang diberi oleh orang terdekat..."
Bersambung....
🥰 jangan lupa kasih vote ya🥰 ditunggu juga komentnya , silahkan.... 😍