Ayumi adalah gadis yatim piatu blasteran Jepang-Indonesia. Ayumi memiliki dua kakak laki-laki yang tidak beruntung dalam membangun mahligai rumah tangga. Kakaknya yang pertama bernama Tommy harus menjadi duda keren kehilangan istrinya yang seorang pramugari bernama Dena karena kecelakaan pesawat. Dari pernikahan mereka berdua, dikarunai anak perempuan bernama Hana. Sedangkan kakaknya yang nomor dua bernama Kenzi bercerai dengan istrinya karena kepergok selingkuh dengan rekan kerjanya.
Ayumi yang sejak usia 15 tahun tinggal bersama kedua kakaknya setelah orang tuanya meninggal karena covid berusaha mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya. Agar dirinya bisa hidup bebas tanpa harus mengurus rumah tangga dan keponakannya yang masih berumur 4 tahun.
Disini lah cerita dimulai. Suka duka Ayumi mencarikan jodoh untuk kedua kakaknya mengalami banyak sekali rintangan. Bagaimana kisahnya yuk silahkan diikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewica Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Perasaan Kenzi Yang Kacau
Kepala Kenzi rasanya mau pecah. Bahkan jantungnya masih berdebar kencang.Dia duduk di tepi ranjangnya dan berkali-kali mengusap wajahnya.
Tak berapa lama Andien menelpon Kenzi dan Kenzi pun mengangkatnya.
"Ya ndien. " jawab Kenzi pelan.
"Bapak balik kantor gak? " tanya Andien.
"Sepertinya enggak ndien. Ada masalah dikantor? " tanya Kenzi.
"Tidak pak. Hanya nanti akan bertemu dengan klien dari PT. Primas." jawab Andien.
"Suruh Andre yang mewakili saya. " tukas Kenzi.
"Baik pak. " jawab Andien lalu memutuskan sambungan telponnya.
"Dari suaranya pak bos lagi ruwet." ucap Andien lirih.
"Kenapa ndien? " tegur Kalia salah satu staf di perusahaan Kenzi.
"Pak bos gak balik kekantor. Sepertinya ada masalah keluarga yang pelik." jawab Andien.
"Eh ndien, aku itu kapan hari antar anakku beli buku di toko buku gramed. Gak sengaja anakku ditabrak sama anak kecil laki-laki. Busyet mukanya mirip banget sama bos Kenzi. " tukas Kalia.
"Oya, tapi si bos gak ada anak sama mantan istrinya. " ujar Andien.
"Iya aku cuman cerita kalo anak itu mirip pak Kenzi, aku gak lihat mamanya, soalnya itu bocil sama baby sitternya." sahut Kalia.
"Ndien, Kenzi gak balik? " tanya Andre yang hendak menemui Kenzi.
Lalu Kalia memilih untuk kembali ke mejanya sendiri setelah bergosip ria dengan Andien.
"Enggak pak, ada masalah keluarga mendadak. Jadi pak Kenzi gak balik ke kantor setelah makan siang." jawab Andien.
"Lah nanti kan ada janji sama pihak PT. Primas yang mau pake ahli IT dari kita? " tukas Andre.
"Nah pak Andre disuruh mewakili nanti. " jawab Andien santai.
"Bijimana aku disuruh berangkat sendiri." omel Andre.
"Ya mana Andien tahu pak." jawabnya sambil mengangkat kedua bahunya.
Andre lalu menghela nafas panjang dan kembali ke ruangannya.
"Kenapa ya kok tiba-tiba ada masalah keluarga?" gumam Andre sahabat Kenzi yang sama-sama kuliah di jurusan IT di Brussel Belgia. Dan setelah lulus dari sana mereka patungan membuat perusahaan IT bersama.
"Bang..." panggil Ayumi pelan dari balik pintu.
"Iya Ayu ada apa? " jawab Kenzi yang melihat kearah pintu kamarnya yang memang masih terbuka sedikit.
"Ayu bawakan minuman coklat hangat buat abang." tukasnya pelan.
Kenzi tersenyum, Ayumi adiknya selalu membuatkan minuman coklat hangat untuk meredakan stres kedua abangnya jika lagi pusing menghadapi masalah.
"Masuk Ayu. " jawab Kenzi.
"Aku taruh diatas meja ya, Karena masih panas. " ujar Ayumi lalu meletakan segelas coklat panas diatas meja kerja abangnya.
"Thanks Ayu. " tukas Kenzi.
"Sama-sama. Sabar ya bang. " ujar Ayumi tersenyum kepada abangnya.
Kenzi membalas senyuman adiknya, Ayumi memang tipe cewek yang sangat perhatian, walaupun kadang galak juga.
"Bang Tommy tadi ngajak Mila ke sini kan? " tanyanya setelah Ayumi duduk disebelahnya.
"Iya, bang Tommy tadi makan siang sama Mila. Trus kan Ayumi bingung telpon bang Kenzi gak diangkat waktu kak Vina datang sama Kevin. Akhirnya telpon bang Tommy. Ya sudah mereka berdua sama dua bocil ikut pulang kerumah. " jawab Ayumi.
"Bang Tommy sudah mau ajak Mila kencan rupanya. " ujar Kenzi.
"Ya lah bang, mau sampai kapan meratapi kematian kak Rena. Toh gak akan bisa kembali lagi. Sudah waktunya move on demi Hana juga yang butuh kasih sayang seorang mama." jawab Ayumi.
"Iya betul. Sekarang masih disini Mila? " tanya Kenzi.
"Barusan bang Tommy tadi pamit antar Mila dan Viola pulang. Ngajak Hana juga dan tadi menyuruh Ayumi membuatkan coklat hangat buat bang Kenzi." ujar Ayumi.
"Pantes mendadak sepi gak ada suara Hana dan Viola." tukas Kenzi.
"Ya sudah Ayu mau kekamar dulu." ujar Ayumi.
"Oke." jawab Kenzi singkat.
Ayumi tersenyum dan meninggalkan kamar Kenzi. Kenzi sendiri masih perlu berpikir tentang nasib putranya jika memang benar Vina menderita sakit kanker. Walaupun Kenzi sangsi melihat Vina sakit karena tidak ada perubahan fisik didiri Vina layaknya seorang penderita kanker stadium tiga.
Sementara itu, hati Rania diliputi rasa bahagia. Dia berapa kali terlihat tersenyum ketika mengajar murid-muridnya.
"Miss..." panggil Erika salah satu murid Vina yang blesteran New Zealand dan Indonesia
"Iya Erika ada apa? " tanya Rania.
"Miss are you falling in love? " tanyanya.
Rania hanya tersenyum mendengar pertanyaan Erika.
Masa iya ngaku sama muridnya kalo sedang jatuh cinta.
"Enggak Erika, kenapa memangnya? " jawab Rania berbohong.
"Kenapa miss senyum-senyum, kata daddy kalo ada seorang wanita lagi senyum-senyum sendiri tandanya lagi jatuh cinta atau gila. " tukas Erika polos.
Dan Rania sudah menjawab tidak, berarti muridnya menganggap dirinya Gila. Laknat memang daddymu Er, bathin Rania.
"Miss habis dapat hadiah Erika. " ujar Rania berbohong lagi.
"Ooo...jadi miss gak gila? " tanyanya lagi penuh selidik.
"Duh ini anak kritis banget." omel Rania dalam hati.
Rania kembali tersenyum kepada muridnya. "Enggak dong, kalo miss gila, masa bisa mengajar disini Er." jawab Rania.
"Oiya." sahut Erika singkat.
"Oke, kamu maju mau ngumpulin tugas kan? Sudah selesai? " tanya Rania.
"Sudah." jawabnya lalu menaruh lembaran tugasnya diatas meja Rania.
"Terima kasih Erika. " tukas Rania.
Erika menganggukkan kepalanya dan duduk kembali di bangkunya.
"Miss Rania bilang baru dapat hadiah? " bisik Erika kepada temannya yang duduk di meja belakangnya.
"Gak lagi jatuh cinta? " tanya Febriana teman Erika.
Erika menggelengkan kepalanya.
"Erika! " panggil Rania.
"Iya miss. " jawab Erika langsung memutar badannya menghadap depan.
"Jangan ganggu temannya yang belum selesai mengerjakan tugasnya." tegur Rania.
"Baik miss. " jawab Erika.
Rania mengintip ponselnya, melihat Andien mengirim pesan kepadanya.
"Sabar ndien masih kurang 16 menit lagi jam ngajarku selesai." gumam Rania.
Tak berapa lama bel jam pelajaran selesai untuk kelas 1 sampai dengan kelas 3. Rania yang mengajar bahasa Inggris kelas 3 menyuruh murid-muridnya membereskan peralatan tulisnya dan bersiap-siap untuk pulang. Disekolahnya, Anak-anak sekolah dasar kelas 1 sampai dengan kelas 3 hanya belajar disekolah dari jam 8 pagi hingga jam 13.45.
Rania akhirnya bebas dan mulai membalas whatsapp Andien.
"Gimana? "
"Sukses gak makan siang sama pujaan hati?
"Aku gak bisa makan siang diluar. "
"Gantiin bos meeting rutin sama karyawan."
"Busyet banyak banget isi japrinya." gumam Rania dalam hati.
"Aku cuman sebentar makan siangnya."
"Eh si Carla muncul."
"Tebar pesona lagi. "
"Pokoknya aku dekat sama siapa aja, dia pasti deketin pula. "
"Kesel banget akyu. "
Lalu Andien membalas pesan Rania.
"Duh tuh cacing kremi ngapain sih muncul. "
"Tapi gak direspon kan sama pujaan hati? "
Rania lalu membalas lagi pesan Andien.
"Alhamdulillah gak tertarik dia. "
"Malah ngusir Carla hahaha.."
Andien yang membaca balasan pesan Rania ikut tertawa.
"Kena mental tuh. "
belum sempat Andien membalas lagi, Andre menghampiri meja Andien.
"Ndien." panggil Andre
"Iya pak. " jawab Andien sambil menaruh ponselnya dimeja.
"Ikut aku ketemu sama PT. Primas." titahnya
"Sekarang pak? " tanya Andien polos.
"Dua tahun lagi ndien...ya sekarang lah, pake tanya." ketus Andre.
"Oke pak." jawab Andien terkekeh.
"Aku tunggu di lobby. " tukas Andre meninggalkan meja Andien dan menghampiri lift untuk turun ke lobby
"Bestie, kita lanjut nanti malam."
"Mau nemenin bos satunya meeting. "
Andien masih sempat mengirim pesan kepada sahabatnya sebelum dia turun ke lobby.
"Okey."
"Bye."
Setelah Rania menjawab pesan singkat Andien, dia lanjut mengkoreksi tugas murid-muridnya sambil menunggu jam ngajar selesai. Biarpun muridnya sudah pulang, dia sebagai guru tetap pulang sore sesuai jam kantor.
Sesekali Rania melirik kearah ponselnya, barangkali Kenzi mengirim pesan singkat. Tapi tak ada satupun pesan masuk ke aplikasi whatsapp Rania.
"Semoga masalah keluarganya gak parah." gumam Rania.
Kenzi yang berada dirumah, memilih istirahat, kepalanya mendadak pening memikirkan Kevin. Anak kandungnya yang tiga tahun lebih tidak pernah mengenalnya.
"Kenzi! " panggil Tommy yang baru pulang mengantar Mila pulang kerumahnya.
"Iya bang. " jawab Kenzi.
"Kamu baik-baik saja kan? " tanya Tommy yang melihat raut wajah adiknya kusut.
"Enggak bang. Kepalaku langsung pening setelah tahu tentang Kevin. " jawab Kenzi yang lalu duduk bersandar di sandaran tempat tidurnya.
"Sabar Ken, aku yakin masalahmu akan selesai. " hibur Tommy.
Kenzi hanya menganggukkan kepalanya. Dia merasa kecewa, sedih dan marah kepada mantan istrinya yang tega menyembunyikan Kevin darinya. Padahal dia tahu Kevin adalah darah dagingnya.
"Bang." panggil Kenzi.
"Abang percaya Vina menderita kanker? " tanya Kenzi.
"Sejujurnya tidak. Bisa dia berbohong demi untuk kembali menikah denganmu dengan alasan memberi kebahagiaan untuk Kevin. Tapi abang juga tidak berani memutuskan dia berbohong, bisa jadi dia benar-benar sakit. " jawab Tommy.
"Aku juga tidak percaya dia sakit. Tapi aku ada keinginan untuk merawat Kevin, jika Vina merasa tidak sanggup. " tukas Kenzi.
"Abang menilai, biarpun kelakuan Vina bejat, tapi dia sayang sama Kevin. Aku rasa kamu tak perlu mengambil alih hal asuh Kevin dari Vina. Kalian bisa mengasuh bersama tanpa memisahkan Kevin dengan mamanya." ujar Tommy.
"Iya bang. " jawab Kenzi.
"Istirahat lah, nanti kita pikirkan bersama. Aku tahu kamu sangat shock dengan kejadian tadi. " tukas Tommy.
"Sedih, kecewa, sakit hati, marah tapi juga terharu bang. Aku ternyata punya anak kandung. " sahut Kenzi.
Tommy tersenyum, pasti Kenzi bahagia, karena selama dua tahun menikah dengan Vina, dia sangat ingin sekali segera memiliki keturunan. Ternyata justru Vina mengkhianati dirinya.
"Abang gak kembali kekantor? " tanya Kenzi.
"Udah nanggung Ken, meeting dikantor sudah di handle Firza dan Nabila." jawab Tommy lalu meninggalkan kamar Kenzi.
Kenzi termenung kembali dikamarnya. Dan mengambil ponselnya diatas nakas hendak melihat foto dirinya dan putranya tadi yang sempat di fotokan oleh Ayumi. Lalu Kenzi menelpon sahabatnya untuk datang kerumahnya
"Halo Sean! "
"Halo, what's up bro? "
"Bisa kita ketemu di warkop Bening? "
"Warkop demi cafe dekat rumahmu itu? "
"Iya."
"Oke, nanti pulang dari kantor aku ke sana."
"Oke, aku tunggu! "
Kenzi memutus sambungan telponnya dan kembali merebahkan tubuhnya dan mencoba untuk mengistirahatkan pikirannya.