Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darah? Lo Yakin?
Disha memegang kartu nama Ryan Alister yang masih ia simpan dengan baik, "Kenapa Bu Meli pegang ini? kalau iya Ryan yang bakat panti, apa alasannya? gue udah cek dan gak ada alasan dia buat bakar panti. Ish, mana deketin dia susah banget lagi kayak nungguin gaji naik, susah," tanya Disha pada dirinya sendiri.
Karena hati mulai malam, Disha pun memutuskan untuk membersihkan dirinya dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, "Siapa dayang malam-malam gini," gumam Disha lalu membukakan pintu.
"Ada apa ya, Mas?" tanya Disha saat melihat pria di depan rumahnya.
"Oh Mbak Disha ya?" tanya kurir tersebut.
"Iya," jawab Disha.
"Ini Mbak ada titipan makanan dari temen Mbak," ucap kurir.
"Temen saya? siapa namanya?" tanya Disha dan mengambil makanan tersebut.
"Gak tau Mbak, pokoknya dari temen Mbak kalau begitu saya permisi dulu Mbak," ucap sang kurir.
"Iya Mas, makasih ya," jawab Disha dan diangguki kurir.
Disha pun masuk ke dalam kontrakannya dan membuka isi dari paket tersebut, "Sebenarnya siapa sih yang suka ngirim makanan ke m gue, ini udah lama banget loh dia suka ngirim makanan kayak gini. Gue punya pengagum rahasia? gue? punya pengagum rahasia? kok bisa? karena udah di kirim makanan ya harus gue makan kan daripada basi kan ya," gumam Disha.
Beberapa saat, makanan tersebut pun habis tak tersisa. "Gila ya, ternyata gue rakus juga, namanya juga laper yaudah sih ya lagian kan orangnya ngasih ya gapapa dong kalau gue habisin," gumam Disha.
Saat tengah santai dengan ponselnya tiba-tiba Meysa menghubunginya, "Ngapain si Meysa telepon gue," gumam Disha dan mengangkat telepon tersebut.
^^^Kenapa? mau minta jagain anak lo, ogah nanti anak lo nangis lagi ketemu gue.^^^
Ish, gue tadi ketemu sama Ryan Alister di pinggir kota.
^^^Kenapa dia ke pinggir kota?^^^
Mana gue tau, tapi yang jelas bajunya ada darahnya.
^^^Darah? lo yakin?^^^
Yakin seratus persen, gue sama suami gue lagi pacaran kan. Ya masa gue ke Ryan terus tanya itu darah apa bukan, tapi gue yakin itu darah soalnya dia pakai kemeja putih jadi kelihatan darahnya, bahkan suami gue aja langsung sembunyi.
^^^Ngapain sembunyi?^^^
Gak tau, suami gue langsung narik gue buat sembunyi dan pas gua tanyain ngapain sembunyi. Suami gue cuma bilang gapapa dan mewanti-wanti gue buat gak berurusan sama Ryan Alister.
^^^Halah, itu mah karena suami lo aja yang takut.^^^
Tapi, gue juga takut banget tadi ngelihat Ryan Alister. Auranya benar-benar mendominasi gitu, pokoknya serem tadi itu, dia juga kayak marah besar bahkan anak buahnya di belakang aja kayak takut gitu, mendingan lo pikir-pikir deh kalau mau deketin Ryan Alister.
^^^Itu cuma perasaan lo sama suami lo kali, gue udah putusin buat deketin Ryan Alister, gue yakin pasti ada sesuatu yang terjadi panti asuhan dan itu berhubungan sama Ryan Alister.^^^
Lagak lo, Sha. Tapi, lo suka kan sama Ryan.
^^^Bukan suka sih, lebih ke mengagumi aja, dia cakep Mey.^^^
Iya sih, gue setuju sama lo. Ryan Alister emang cakep banget, gue juga tadi lihat dia jalan aja wow gagah banget ya walaupun agak nyeremin ya.
Ya kan, dia emang cakep Mey mana kaya lagi, gak bisa bayangin gue kalau gue bisa deketin dia.
Udah gak usah banyak ngebayanginnya, fokus sama tujuan lo deketin Ryan Alister. Pokoknya gue udah peringatkan lo ya buat pikir-pikir deketin Ryan, kalau sampai firasat gue bener awas aja ya jangan minta bantuan ke gue.
^^^Iya iya, Meysa.^^^
"Apa bener yang dikatakan Meysa, tapi masa iya sih. Masa Ryan pembunuh atau jangan-jangan Ryan mafia, psikopat atau semacamnya, hahaha ngawur emang lo Sha, mana ada jaman sekarang mafia, psikopat. Kalau ada juga pasti udah tua atau gak ya gendut, kalau mafia modelannya Ryan Alister pasti banyak yang ngejar dah," gumam Disha.
.
Disisi lain, Ryan yang baru sampai berurusan dengan Baron, harus kembali ke markas karena beberapa pemberontak melakukan penyerangan di markasnya, memang bukan markas utama yang di serang, tapi Ryan harus turun tangan.
"Apa sudah mendapatkan informasi tentang mereka?" tanya Ryan saat di dalam perjalanan.
"Belum, Tuan. Tapi, kemungkinan dari Dragon karena sebelumnya markas juga mendapat ancaman dari kelompok Dragon," ucap Jack.
Sesampainya di markas, Ryan melihat para pemberontak yang ingin menyerangnya dan dengan sigap Ryan dapat melumpuhkan mereka, "Apa ketuamu yang mengirim kalian kesini atau kalian yang memang ingin ke sini secara langsung?" tanya Ryan pada mayat-mayat yang sudah ia lumpuhkan.
"Jawab!" bentak Ryan dan menembak para mayat tersebut.
"Bakar mereka," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," jawab Jack.
Ryan pun langsung pergi ke restoran terdekat, ia hanya mengganti jasnya dan tetap memakai kemaja putihnya sehingga darah yang ada di kemeja tersebut terlihat.
Pemilik restoran termasuk anak buahnya sehingga hal biasa jika Ryan datang dengan pakaian penuh darah, Ryan pun memilih ruangan vip agar tidak di curigai orang lain.
"Tuan, apa mungkin semua ini ulah Baron?" tanya Jack.
"Baron tidak akan secara terang-terangan mengirimkan pemberontak, apa kau sudah mengawasi ketua Dragon?" tanya Ryan.
"Sudah Tuan, seperti Mark sedang memilik masalah dengan Kelompok Black," ucap Jack.
"Masalah apa?" tanya Ryan.
"Mark di hajar habis-habisan oleh kelompok Black karena Mark mendekati istri ketua mereka, bahkan saya dapat informasi jika Mark mengalami patah tulang," ucap Jack.
"Apa hanya karena itu?" tanya Ryan.
"Mark juga diketahui pernah memukul adik dari ketua Black sampai koma," ucap Mark.
"Apa motifnya?" tanya Ryan.
"Masalah perempuan Tuan, Mark lagi-lagi medekati pacar dari adiknya ketua Black," ucap Jack.
"Mark itu bodoh atau bagaimana, kelamaan bergaul dengan Baron jadi t*lol dia," ucap Ryan.
"Apa kita perku memanfaatkan situasi ini dengan bekerjasama dengan Kelompok Black, Tuan?" tanya Jack.
"Tidak perlu," ucap Ryan dan diangguki Jack.
"Bagaimana dengan Disha?" tanya Ryan.
"Nona sudah menerima semua pemberian, Tuan," ucap Jack.
"Apa dia mulai curiga?" tanya Ryan.
"Sepertinya Nona memang sudah mulai curiga, tapi Nona tidak akan mencurigai Tuan," ucap Jack.
Setelah hari yang panjang, Ryan pun memutuskan untuk pulang ke mansion mewah miliknya. Saat sampai di mansionnya banyak asisten rumah tangga dan juga para pengawalnya dan menunduk dengan hormat pada Ryan.
Di dalam kamar, Ryan membersihkan dirinya lalu dengan bertelanjang dada ia melihat tubuhnya kekarnya di depan cermin seraya memegang sebuah luka yang ada di perutnya. Meskipun tidak sakit, tapi luka tersebut dapat terlihat jelas.
"Apa kau mengingat luka ini Disha?" gumam Ryan.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.