NovelToon NovelToon
Istri Warisan Adik

Istri Warisan Adik

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Obsesi / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:829.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Noor Hidayati

Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.

Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menggantikan Peran Adik

Lamunan Amar terhenti saat mendengar suara Brankar mulai di dorong. Pandangannya beralih kearah perawat yang mulai berjalan ke arahnya, Amar melangkah mundur untuk memberi jalan pada perawat yang akan memindahkan Mahira ke ruang operasi.

Setelah perawat membawa Mahira, Ibu dan Amar berjalan di belakang mereka, lalu menunggu diluar ruang operasi.

"Nak Amar, maafkan Mahira anak ibu ya, jadi ngerepotin Nak Amar," ucap Ibu yang melihat Amar terus mondar-mandir dengan gelisah.

"Apa yang ibu katakan, ibu adalah ibu dari istri mendiang adikku, dan selama ini kita sudah seperti keluarga jadi tidak ada kata merepotkan dalam keluarga."

"Terimakasih banyak ya Nak Amar, dulu Mahira sangat beruntung memiliki suami seperti Nak Amir, dan sekarang Nak Amar."

Mendengar itu, Amar yang sebelumnya terlihat ikhlas dalam tutur katanya, seketika garis wajahnya menegang seakan tak senang dengan perkataan yang baru saja diucapkan oleh ibu Mahira.

"E-maksud ibu, sekarang pun Mahira masih beruntung karena meskipun suami Mahira telah tiada tapi Nak Amar mau membantu Mahira." Ibu yang melihat perubahan ekspresi wajah Amar meralat ucapannya, meskipun Ibu mendengar dengan telinganya sendiri jika Amir meminta Amar menikahi Mahira tapi Ibu tidak ingin menuntut Amar untuk memenuhi wasiat itu.

"Tidak masalah ibu, ini sudah jadi tanggungjawab ku sebagai saudara laki-laki Amir."

Rasa canggung dan tak enak hati yang ibu rasakan pada Amar akhirnya hilang setelah mendengar tangis bayi pecah didalam ruang operasi.

Amar dan ibu saling memandang lalu tersenyum bahagia dan bergegas mendekati pintu, mereka mencoba melihat kedalam untuk melihat bayi kecil yang baru di lahirkan itu, tapi belum sempat mereka melihatnya, tiba-tiba pintu terbuka dari dalam.

"Selamat atas kelahiran bayi laki-laki Anda," ucap Dokter sambil tersenyum melihat bayi yang ada di gendongan perawat di sebelahnya.

"Masya Allah... Nak Amar... wajahnya mirip sekali dengan Nak Amir," ucap ibu menatap takjub bayi kecil yang berhidung mancung itu.

Mendengar apa yang ibu katakan, Amar mendekati bayi itu. Dan bersamaan dengan itu, Perawat memberikan bayi itu pada Amar.

"Silahkan di Adzannin dulu sebelum saya bersihkan Pak," ujar perawat.

Dengan penuh hati-hati Amar mengambil bayi itu dari tangan Perawat. Pengalaman pertama dalam hidupnya menggendong seorang bayi membuat Amar merasakan perasaan yang tak bisa ia gambarkan.

Ditatapnya wajah bayi itu yang membuat hatinya benar-benar merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan. "Begini kah perasaan menjadi seorang Ayah?" batin Amar yang semakin merasa takjub dengan ciptaan Allah yang begitu sempurna.

"Buruan Pak, takut bayinya keburu kedinginan," ucap perawat mengingat kan Amar yang terlalu lama menatap bayi itu, sampai lupa harus mengadzani bayi mendiang adikku itu.

"Oh iya," ucap Amar yang kemudian mendekatkan bibirnya di telinga sang bayi lalu melantunkan suara Adzan dengan fasih.

Sementara di sisi lain, ibu dengan cemas menanyakan keadaan putrinya yang masih berada didalam ruang operasi.

"Jangan khawatir ibu, anak ibu baik-baik saja, sekarang masih dalam perawatan, nanti setelah selesai kami akan pindahkan ke ruang inap."

Mendengar apa yang Dokter katakan, ibu merasa tenang dan kembali melihat bayi yang kini di ambil kembali oleh perawat untuk di bersihkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menunggu kurang dari tiga puluh menit, akhirnya Perawat memindahkan Mahira ke ruang inap. Dimana dengan siaga Amar terus mendampingi Mahira layaknya seorang suami menunggu istrinya yang baru saja melahirkan.

"Maaf jika sudah merepotkan kak Amar," ucap Mahira begitu Perawat keluar setelah memeriksa selang infus di tangannya.

"Ini sudah jadi kewajiban ku, kamu tidak perlu banyak berpikir, beristirahatlah supaya kamu cepat pulih."

Mendengar jawaban Amar yang dirasa tidak suka menunggunya lebih lama lagi, membuat Mahira semakin tidak enak hati, terlebih sikapnya yang begitu dingin kepadanya.

"Lalu bagaimana mungkin dia menjadi suamiku?" batin Mahira.

Bersambung...

1
yuning
akhirnya dilanjut
yuning: ceritanya dan ceritanya tentunya 😁
Itsmenoor (Author Gragas): dilanjut apanya nih? 😁
total 2 replies
Sutarwi Ah
smg witing tresno jalaran soko kulino. tumbuhnya cinta karna biasa.
Sutarwi Ah
dari zaman baholak lambe turah pasti tukang nyinyir.
Sutarwi Ah
yg namanya wasiat wajib hukumnya tuk dilaksanakan.
TS
ini Amarnya yg bodoh ap gimana ya
Airin Mukherjee
sabar ya amar tahan dulu sampe mules🤣🤣🤣
Fera Damayanti
Luar biasa
Sutarwi Ah
baru 1episod kok banyak banget bawang merahnya.
Heryta Herman
waaahh...klo melihat kondisi tuan Rustam..yg kurang sehat....dpt di pastikan si nyonya Rustam rupanya jadi tante girang...Rian jadi piaraan nyonya Rustam nih...
Rian diam diam menghanyutkan...istri orang mau di embat juga...
yg jadi musuhndlm selimut di rmh Amar,mungkin baby sitter Lia..
Heryta Herman
baca parti ni di siang hari yg panas...eeehhh semakin panasa sekujur tubuh ku thor..
harreeeuudaang.../Facepalm/
Itsmenoor (Author Gragas): hahaha... coba dini hari bacanya 😆
total 1 replies
Heryta Herman
hahaha...Amar amar...akhirnya merasakan surga dunia,sdh di rasa sekali mau lagi dan lagi...bikin nagih yaaa...
Airin Mukherjee: amar malah ketagihan 🤣🤣
total 1 replies
Heryta Herman
akhirnya...apa yg harus teradi sejak lama,terlaksana...aaaa...ikutan panas dingin bacanya thor../Chuckle/
Airin Mukherjee: akhirnya amar unboxing juga🤣🤣🤣😝
total 1 replies
Heryta Herman
hihihi...bener thor..malu" tapi mau.. ga cinta tapi nyosor terooos...
Airin Mukherjee: alaahhhh mar mar bilang aja mau
total 1 replies
Heryta Herman
harus ada kejadian yg tdk menyenangkan sprti ini, barulah kamu menyadari betapa berharganya istrimu,Amar...
Heryta Herman
sungguh miris nasibmu Mahira..rmh yg harusnya tmpt ternyaman untuk tinggal malah menimbulkan trauma...
Heryta Herman
beri pelajaran pada Amar..abaikan keberadaan nya di sekitarmu..egois banget jadi laki"...
klo sllu bertengkar hanya krna mslh yg sengaja di caei" sama Amar..untuk apa menikah?mau di bawa sampai kemana peenikahan ga sehat itu yg akhirnya hanya menyakiti kalian berdua...
Airin Mukherjee: enaknya tinggalin aja dulu si amar biar mampus to kesepian baru nyaho
total 1 replies
Heryta Herman
Kau sendiri yg mengajak istrimu ke pesta,kau sendiri yg cari masalah,sdhnya kau salahkan istrimu krna trauma mu...maumu apa Amar..klo tdk bisa menjalani pernikahan itu krna trauma mu,jngn paksakan dirimu...bebaskan Mahira..biarkan dia bahagia dgn caranya...
Airin Mukherjee: makanya amar punya istri itu di perhatiin bukan di cuekin
total 1 replies
Heryta Herman
karena trauma masa lalu??klo begitu...jngn ksh harapan yg tak pasti pada Mahira.. lepaskan mahira...biar mahira bahagia bersama emir si buah hati...
Heryta Herman
Mahira cuma mimpi...mimpi mengharap yg tak pasti...
Heryta Herman
hadduuuh si author...bikin gemes bacanya...kita teebawa suasana yg di ciptakan author nih.../Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!