Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Jam menunjukkan pukul 5 sore dimana Salman akan berangkat menuju ke rumah Tuan Markus.
Ia menyempatkan untuk membeli hadiah untuk putri Tuan Markus yang sedang berulang tahun.
Setelah membeli hadiah Salman kembali melajukan mobilnya.
Perjalanan yang Salman tempuh selama dua jam akhirnya telah sampai di rumah Tuan Markus.
Tuan Markus melihat mobil Salman yang sudah berhenti di halaman depan rumahnya dan ia segera menyambut Salman untuk masuk ke dalam rumah.
"Saya kira anda tadi tidak datang" ucap Tuan Markus.
Salman tersenyum dan setelah itu Tuan Markus memanggil putrinya yang bernama Casandra untuk menghampiri Salman yang sudah datang.
Tuan Markus memperkenalkan Putrinya kepada Salman.
"Tampan sekali dia, aku harus mencari cara untuk mendapatkannya" ucap Casandra dalam hati.
Salman memberikannya kadonya kepada Casandra yang berulang tahun.
"Happy birthday" ucap Salman.
Tuan Markus mengedipkan matanya dan meminta putrinya untuk menemani Salman.
Cassandra menganggukkan kepalanya dan mengajak Salman untuk masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah Salman melihat banyak sekali teman Casandra yang datang.
Sahabat Casandra langsung menghampiri dan bertanya siapa lelaki yang bersama dengan Salman.
Salman langsung memperkenalkan dirinya sebagai teman dari Tuan Marshall.
Mendengar Salman yang menjawab seperti itu, ia langsung kecewa.
Sebenar Casandra tadi ingin memperkenalkan kalau Salman adalah calon suami yang dijanjikan oleh Papanya.
"Dimana Papa kamu? Aku ingin berpamitan kepada Papa kamu" ucap Salman yang ingin segera pergi dari pesta yang menurutnya sangat tidak cocok baginya.
Casandra beralasan kalau Papanya sedang berada dikamarnya karena tidak enak badan.
"Baiklah kalau begitu kamu sampaikan saja ke Papa kamu" ucap Salman.
Casandra memohon kepada Salman untuk menikmati makanan yang sudah tersedia disana.
Ia memohon kepada Salman untuk tidak pulang dulu sebelum menikmati makan malam.
Kemudian Salman duduk bersama dengan Clarissa sambil menikmati makan malam.
"Papa mengatakan kalau Mas Salman akan menjadi calon suamiku, apakah Mas Salman mau menikah denganku?" tanya Casandra
"Maaf Casandra lebih baik kita berteman saja," jawab Salman
Casandra langsung merasakan hatinya yang sangat sakit sekali ketika mendengar jawaban dari Salman.
Salman melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam dan ia harus segera pulang ke rumah.
"Aku pulang dulu dan sampaikan kepada Papa kamu kalau aku tidak bisa berlama-lama" Salman langsung meninggalkan rumah Tuan Markus.
Salman segera melajukan mobilnya menuju ke rumah dimana istrinya pasti sudah menunggunya.
Jalanan yang sepi membuat Salman lekas sampai menuju ke rumah dan ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya.
Salman melihat istrinya yang sudah tertidur bulat di ruang keluarga dengan TV yang masih menyala.
Di saat akan membopong tubuh istrinya, Ella langsung membuka matamu dan melihat suaminya yang sudah berada di rumah.
"Sayang kenapa tidur di sini? Sudah makan malam?" tanya Salman.
"Aku belum makan malam karena menunggu Mas Salman pulang." jawab Ela dengan mata yang masih mengantuk.
Ela juga mengatakan kalau Bi Ningsih ijin pulang ke rumahnya karena anaknya yang ada di kampung sedang sakit.
"Tadi Ela sudah memberikan uang kepada Bi Ningsih agar bisa segera memeriksakan anaknya" ucap Ela.
"Sayangku, ini yang aku suka dari kamu. Kamu selalu menolong orang lain."
Kemudian Salman mengajak istrinya untuk makan malam dan ia memberikan sebungkus martabak kesukaan Ela.
Salman melihat istrinya yang sudah memasak cumi asam manis dan kepiting lada hitam kesukaannya.
"Mas Salman tadi tidak jadi ke pesta ulang tahun?" tanya Ela.
"Jadi sayang dan Mas tidak bisa berlama-lama disana karena Mas tahu kalau kamu pasti menungguku" jawab Salman.
Salman juga mengatakan kalau makanan di sana tidak enak.
"Mas Salam tidak boleh bicara seperti itu, ayo sekarang kita makan malam"
Ela mengambilkan nasi untuk suaminya dan segera ia memberikannya.
"Sayang nggak makan juga?" tanya Salman yang melihat istrinya yang malah makan martabak.
"Aku makan ini dulu Mas, setelah itu aku makan nasi" jawab Ela yang memang suka makan.
Salman tersenyum dan ia mulai menikmati makanan istrinya.
Setelah selesai makan dan mengunci pintu rumah Salman mengajak istrinya masuk kedalam kamar.
Mereka berdua sudah berada di atas tempat tidur dan saling menatap.
"Mas Salman kenapa senyum-senyum sendiri?" Ela yang dari tadi melihat suaminya tidak berhenti tersenyum.
Salman tersenyum dan ia bertanya kepada istrinya tentang sesuatu hal.
"Sayang apakah aku sangat tampan?" tanya Salman.
"Tentu saja Mas sangat tampan, memang kenapa Mas?" Ela balik bertanya kepada suaminya.
Salman menceritakan kalau Tuan Marcus menjodohkannya dengan Casandra.
"Casandra mengajakku untuk menikah dengannya" ucap Salman.
Salman ingin melihat apakah istrinya akan cemburu mendengarnya.
Ela tersenyum dan ia meminta suaminya untuk memilih antara Ela atau Casandra.
"Aku tidak tahu isi hati Mas Salman seperti apa, jadi Mas Salman boleh memilih kebahagian Mas sendiri" ucap Ela sambil menahan rasa cemburunya.
Salman melihat istrinya yang sedang menitikkan air matanya.
"S-sayang jangan menangis, Mas hanya ingin melihat apakah kamu cemburu atau tidak" Salman langsung memeluk tubuh istrinya yang sedang menangis sesenggukan.
Clarissa menghapus air matanya dan meminta suaminya untuk segera menghabiskan makanannya.
Ia pun langsung masuk kedalam kamar untuk beristirahat.
Salman menghela nafasnya saat melihat istrinya yang marah kepadanya.
Setelah selesai makan dan membersihkan semuanya Salman langsung menyusul masuk kedalam kamar.
Ia melihat istrinya yang sedang memakai selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Sayang kok pakai selimut? Sayang sakit?" tanya Salman yang sekarang sudah berada di atas tempat tidur.
Salman mendengar suara tangisan istrinya yang sedang dibalik selimut.
"Sayang, Mas minta maaf ya kalau sudah bikin sayang sedih" ucap Salman.
Ela membuka selimutnya dan ia melihat Salman yang menyesal karena sudah berucap seperti itu.
"Lain kali jangan bicara seperti itu, aku tidak suka Mas berbicara seperti itu" ucap Ela sambil menangis sesenggukan.
Salman langsung memeluk erat tubuh istrinya dan ia berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi.
Ia mendekatkan bibirnya ke bibir istrinya dan mulai mencium bibirnya dengan lembut.
"Aku mencintai sayang dan sampai kapanpun aku akan selalu mencintaimu" ucap Salman sambil melepas pakaiannya dan pakaian yang dikenakan oleh istrinya.
Ela memandang wajah suaminya yang sekarang sudah berada di atas tubuhnya.
"Apakah kamu tidak percaya dengan suamimu ini?" tanya Salman yang melihat istrinya masih mengerucutkan bibirnya.
Mereka berdua saling pandang dan tiba-tiba ponsel Salman berdering.
Salman melihat Casandra yang sedang menghubunginya.
"Akan aku buktikan kalau aku mencintaimu" ucap Salman yang langsung mengangkat dan menghidupkan loud speaker
Salman masih tetap berada di atas tubuh istrinya saat mengangkat ponselnya.
"Mas Salman sedang apa? Apakah Mas Salman sudah tidur?" tanya Casandra dengan suara manjanya.
"Aku sedang melakukan olahraga, ada apa kamu menghubungiku? Ini sudah malam, lekaslah tidur" jawab Salman sambil tangannya berjalan kemana-mana.
Ela yang terkejut mendapatkan serangan dari suaminya langsung mengeluarkan suara ambigu nya
"Mas Salman itu suara apa? Mas Salman sedang apa?" tanya Casandra yang penasaran.
"Casandra saat ini aku sedang berolahraga dengan seorang bidadari dan jangan pernah ganggu aku lagi. Hatiku sudah ada yang punya" Salman langsung menutup ponselnya dan ia memandang wajah istrinya.
Ela menganggukkan kepalanya dan ia percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya.
"Ayo sayang kita berolahraga sekarang, Mas sudah tidak tahan lagi" Salman kembali mencium bibir istrinya dengan tangan yang sudah berada di mahkota istrinya.
Ia pun langsung melakukan ritual olahraga bersama dengan suara ambigu mereka yang terdengar jelas di dalam kamar.
Hampir satu jam mereka melakukan ritual olahraga bersama sampai akhirnya mereka kelelahan.
Salman langsung memeluk erat tubuh istrinya dan mengajaknya untuk segera beristirahat.