Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Kunjungan Keluarga Rayyan
Mayra terbangun ketika mendengar suara berisik dari arah dapur, melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mayra pun penasaran lantas keluar kamar dan mencari tahu.
Mayra tampak kebingungan karena ada beberapa wanita hilir mudik menyiapkan masakan, ia lalu bertanya, "Kalian siapa?"
"Selamat pagi, Nona!" sapa seorang wanita menghampiri Mayra.
"Kenapa kalian bisa masuk ke rumah ini?" tanya Mayra lagi.
"Kami ke sini atas permintaan Tuan Rayyan," jawab wanita itu.
Mayra mengangguk paham.
"Oma Salsa dan kedua orang tuanya Tuan Rayyan akan tiba pukul tujuh pagi," ucap wanita lagi.
"Baiklah, terima kasih informasinya," kata Mayra.
"Kalau begitu kami mau melanjutkan pekerjaan, Nona!" pamitnya.
"Ya, silahkan!" ucap Mayra.
Mayra lalu ke kamar membersihkan diri karena keluarga suaminya akan datang berkunjung dan menikmati sarapan bersama.
Baru saja selesai memakai pakaian, pintu kamar Mayra diketuk. Ia pun bergegas membukanya, pelayan wanita yang mengajak dirinya berbicara tadi melemparkan senyuman kepadanya.
"Nona Mayra sudah di tunggu Tuan Rayyan di ruang tamu, sebentar lagi keluarga Tuan Rayyan segera tiba," ucap wanita bernama Elma, 37 tahun.
"Baiklah, saya akan ke sana," kata Mayra.
Elma pun berlalu.
Mayra dengan cepat menyisir rambutnya dan memakai riasan wajahnya. Ia ingin berpenampilan menarik dihadapan keluarga besar suaminya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, Mayra menghampiri Rayyan yang sudah berdiri di teras rumah.
"Apa saja yang kamu lakukan sehingga membuatku menunggu?" Rayyan menatap marah.
"Maaf, aku tidak tahu jika Oma Salsa akan datang sepagi ini," Mayra memberikan alasan.
"Jadi kamu ingin menyalahkan aku jika tidak memberitahumu?" tuding Rayyan.
Mayra menggelengkan kepalanya bahwa dirinya tak menuduh begitu.
"Bersikaplah manis, jangan sampai mereka curiga!" ucap Rayyan mengingatkan.
Mayra mengangguk mengiyakan.
Tak berselang lama, 2 mobil mewah saling beriringan memasuki pekarangan rumah Rayyan.
Oma Salsa lebih dahulu turun setelah dibukakan pintunya oleh pengawal daripada kedua orang tuanya Rayyan.
Mayra mengikuti langkah Rayyan dari belakang menghampiri keluarga besarnya.
"Cucu menantuku!" Oma Salsa memeluk Mayra dengan cepat meskipun Rayyan sudah membentangkan tangannya.
Mayra yang terkejut, membulatkan matanya. Ia sungguh tak percaya jika dirinya pertama kali dipeluk Oma Salsa daripada cucunya sendiri.
"Apa kabar, sayang?" Oma Salsa melepaskan pelukannya lalu memegang pipi Mayra dengan kedua tangannya.
"Aku baik, Oma sendiri bagaimana?" Mayra melebarkan senyumnya.
"Oma sangat sehat, apalagi bertemu denganmu. Oma sungguh merindukanmu," ucap Oma Salsa.
"Oma, aku tidak dipeluk?" protes Rayyan.
Oma Salsa menoleh ke arah Rayyan, "Kamu itu terlalu sibuk dan kamu tidak pernah ada waktu untukku!"
"Aku juga tidak pernah ada waktu untuk Oma, lagian Mas Rayyan memang sibuk mengurus perusahaan," kata Mayra membela suaminya.
"Kamu tidak ada waktu sejak menikah dengan anak ini!" Oma Salsa menepuk pelan kepala Rayyan. "Coba saja dia tidak membeli rumah sejauh ini mungkin kita sering bertemu," lanjutnya.
"Ma, Rayyan juga ambil rumah ini karena kebetulan dekat dengan perusahaan," jelas ibunya Rayyan bernama Citra, 54 tahun.
"Kamu itu selalu saja membelanya!" cetus Oma Salsa.
"Namanya juga anak kandung, Ma!" ketus Citra.
"Tapi, tidak selalu dibela!" balas Oma Salsa.
"Kapan kita mulai sarapannya jika Mama dan Citra berdebat?" Papa Rayyan bernama Tio dengan cepat memotong percakapan istri dan ibu kandungnya itu.
"Istri kamu yang mulai duluan!" Oma Salsa tak mau disalahkan.
"Oma, apa yang dikatakan Papa Tio benar. Lebih baik kita sarapan biar perut kenyang dan Oma bisa mengobrol denganku lebih lama," Mayra ikut menengahi keduanya.
"Mayra, kamu sungguh bijak sekali!" puji Oma Salsa sembari melirik menantunya.
Mayra hanya tersenyum mengiyakan.
Kelimanya pun melangkah ke arah ruang makan, Mayra duduk di antara Oma Salsa dan Rayyan.
"Oma rindu kamu masakan," ucap Oma Salsa mengarahkan pandangannya kepada Mayra.
"Lain waktu aku masakan makanan kesukaan Oma," janji Mayra.
"Kapan kalian mengunjungi Oma?" tanya Oma Salsa tatapannya ke arah Rayyan.
"Tidak tahu, Oma. Pekerjaan aku sangat banyak, kemungkinan setahun lagi," jawab Rayyan asal.
"Kenapa lama sekali? Apa tidak bisa minggu depan?" Oma Salsa protes.
"Tidak bisa, Oma!" jawab Rayyan lagi.
"Bagaimana jika Mayra saja ke sana tanpa kamu?" usul Oma Salsa.
"Mayra hanya boleh pergi bersamaku, Oma!" kata Rayyan yang memang tak mengizinkan istrinya pergi ke rumah Oma Salsa tanpanya, ia takut jika Mayra akan memberitahu hubungan dirinya dengan Intan.
"Kamu tidak punya waktu, apa salahnya jika dia pergi sendirian. Lagian juga diantar sopir keluarga," kata Oma Salsa.
"Oma, makanannya keburu dingin jika Oma terus bicara," ucap Mayra lembut. Ia tak mau Oma Salsa terus mendesak Rayyan karena dirinya juga yang akan mendapatkan hukuman.
"Oma sampai lupa!" Oma Salsa lantas menikmati sarapan yang sudah disediakan.
Selesai sarapan bersama, mereka melanjutkan obrolannya di ruang santai keluarga. Rayyan merebahkan tubuhnya dengan kepala diletakkannya di atas paha Mama Citra, sementara Oma Salsa duduk di sebelah Mayra.
"Kalian 'kan telah menikah lebih dari tiga bulan, apa Mayra sudah menunjukkan tanda-tanda kehamilan?" tanya Mama Citra.
"Oma juga ingin menanyakan tentang itu," sahut Oma Salsa.
Mayra dan Rayyan saling pandang bingung mau menjawabnya.
"Jangan bilang jika Mayra sulit mendapatkan keturunan!" tuding Mama Citra menaikkan salah satu ujung bibirnya karena dirinya memang tidak menyukai Mayra menjadi menantunya.
"Citra, jaga bicaramu!" tegur Tio pelan kebetulan duduk di samping istrinya.
"Aku hanya menebak saja, Mas!" ucap Mama Citra tanpa rasa bersalah.
"Do'akan saja kami segera mendapatkan keturunan, Ma, Pa, Oma!" kata Rayyan lantas bangkit dan duduk.
"Oma selalu mendoakan kalian agar selalu bahagia dan dijauhkan dari namanya orang ketiga, bukan seperti mama kamu!" sindir Oma Salsa.
"Ibu mana yang selalu mendoakan keburukan untuk anaknya!" Mama Citra balas menyindir.
"Mulai lagi!" celetuk Papa Tio.
Mayra hanya diam, dia tak mampu mau menjawab apapun mengenai kehamilan karena selama dirinya menikah dengan Rayyan tak pernah tidur sekamar.
Dua jam lebih berada dikediaman Rayyan, Oma Salsa beserta anak, menantu dan para pengawal pamit pulang.
Tak lama mobil rombongan keluarga Rayyan menghilang dari pandangan, Rayyan lantas menyuruh para pelayan meninggalkan rumahnya.
"Mas, siapa yang akan membersihkan peralatan dapur?" tanya Mayra.
"Kamu!" jawab Rayyan.
"Sebanyak ini aku yang mencucinya?" tanya Mayra lagi.
"Iya, aku sengaja melarang mereka mencucinya biar kamu ada kerjaan di rumah ini," jawab Rayyan.
"Mas...!"
"Cepat kerjakan atau aku akan menyuruhmu membersihkan kolam renang!" Rayyan memberikan pilihan tugas.
Mayra yang tak dapat membantah lagi hanya mampu menghela napas pasrah.
"Nanti malam aku akan makan malam bersama Intan, jadi aku tidak pulang ke rumah ini!" ucap Rayyan.
"Buat apa meminta izin? Bukankah biasanya tanpa bicara?" singgung Mayra.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜