NovelToon NovelToon
Di Benci Suami Karena Hamil

Di Benci Suami Karena Hamil

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fareed Feeza

Agistya dan Martin awalnya pasangan yang bahagia.
Namun, semuanya berubah saat Agistya hamil di luar rencana mereka.
Martin yang ambisius justru membencinya dan merasa hidup mereka berantakan.
Tak lama setelah anak mereka lahir, Martin menceraikannya, meninggalkan Agistya dalam kesendirian dan kesedihan sebagai ibu tunggal.
Dalam perjuangannya membesarkan sang buah hati, Agistya bertemu dengan seorang pria yang baik hati, yang membawa kembali kebahagiaan dan warna dalam hidupnya.

Apakah Agistya akan memaafkan masa lalunya dan membuka hati untuk cinta yang baru?

Bagaimana pria baik ini mengubah hidup Agistya dan buah hatinya?

Apakah Martin akan menyesali keputusannya dan mencoba kembali pada Agistya?

Akankah Agistya memilih kebahagiaannya yang baru atau memaafkan Martin demi keluarganya?

Semuanya terjawab di setiap bab novel yang aku update, stay tuned terus ya!✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6 Tahun lalu

"Eh iya pak, maaf saya panik." Tya langsung mengambil tissue yang sebenarnya sudah tidak ada gunanya, karena tangan Dimas sudah kering karena kain bajunya.

Dimas langsung menjauhkan tangannya dari Tya, "Bersihin mejanya!" Titah Dimas, lalu dia keluar dari pantry dan gagal meminum kopi karena sudah tidak mood lagi untuk membuatnya ulang.

Dengan dada yang berdebar Tya membersihkan meja yang terkena tumpahan dengan cekatan.

Apa ini hari terakhir aku kerja disini? Aaaa semoga aja engga, potong gaji gak apa-apa deh, dari pada harus di pecat dan keliling lagi cari kerjaan.

Tya mempunyai ide untuk membuat kopi pengganti untuk atasannya itu, tanpa dia tau kalau Dimas tidak pernah mau di buatkan kopi oleh siapapun karena tidak pernah satu selera dengannya.

*Pintu di ketuk.

Tidak ada jawaban seperti biasanya, tapi Tya harus segera memberikan kopi itu sebelum para karyawan lainnya datang.

"Pak saya izin masuk." Tya memberanikan diri masuk dengan secangkir kopi di atas nampan.

Dimas memandang Tya dengan tatapan tajam, "Apa itu?" Tanya nya ketus.

"Ini pak, saya buatkan ulang kopi untuk bapak, maaf atas kejadian yang tadi." Tya meletakan secangkir kopi di meja kerja Dimas dengan sangat hati-hati.

"Terserah." Dimas kembali dengan layar laptopnya dan tidak memperdulikan Tya.

Tya keluar dari ruangan Dimas sambil memeluk nampan, untuk menyalurkan rasa nervous nya saat berada di ruangan itu, setelah menutup pintu ruangan Tya langsung berpapasan dengan Sirli yang baru saja tiba di kantor.

"Rajin banget."

"Iya Sir, aku kan baru ... Gak enak kalau datang mepet."

"Iya mba, bebas deh ... Oh ya, tadi kamu dari ruangan pak Dimas?"

Tya mengangguk, "Tadi aku gak sengaja bikin dia numpahin kopi yang lagi dia buat, jadi aku ganti yang baru deh."

Sirli langsung tertawa tapi ditahan dengan sebelah telapak tangannya, "Pfffff ... Aku jamin 100% kopinya gak akan di minum, buang-buang energi kamu mba."

"Hah? Kenapa memangnya? Tadi dia bikin kopi yang tersedia di pantry kok."

"Iya mba, tapi semenjak aku kerja disini, office boy yang buat selalu salah dan berujung kena omel, terus dia gak mau di buatin kopi lagi sama siapapun, tadi emang di terima sama dia kopinya?"

"Ng ... Aku simpan aja di meja kerja dia, tapi di liat aja engga sih, yaudah lah yang penting kan aku udah tanggung jawab, Yuk ah ... Fokus kerja lagi Sir, ayo ajarin aku banyak hal lagi."

Saat jam makan siang, office boy keluar dari ruangan Dimas membawa cangkir kosong menuju pantry, Sirli sedikit melongo melihat cangkir transparan itu, kopi yang di buatkan Tya ternyata di habiskan.

"Eh ... Keajaiban, kopinya habis." Gumam Sirli.

.

.

***

Esok hari.

"Tya, bikinin kopi kayak kemarin, antar ke ruangan saya." Titah Dimas saat baru tiba kantor, kebetulan Tya masih seorang diri karena selalu datang di awal karena takut terkena macet.

"Ng ... Iya pak."

Sirli bilang dia gak suka kopi racikan orang lain.

Tya sedikit mempercepat gerakannya, dia tidak mau sampai karyawan lain melihat kalau dia sedang membuatkan kopi untuk Dimas, bisa-bisa beredar rumor yang tidak-tidak.

*Pintu di ketuk.

"Masuk." Ucap Dimas dari dalam.

Tya datang dan berjalan perlahan sambil membawa secangkir kopi yang Dimas minta. "Ini pak, silahkan."

"Setiap pagi, kamu buatkan seperti ini untuk saya ... Simpan di meja kerja walaupun saya belum tiba di kantor, nanti saya tambah uang saku di gaji kamu."

"M-makasi pak, saya permisi."

***

Hari demi hari ada saja alasan Dimas membuat Tya untuk masuk ke dalam ruangannya, entah itu mengecek laporan atau menanyakan suatu hal tentang administrasi, padahal banyak karyawan senior yang pengetahuannya lebih luas daripada Tya.

"Pak, apa sebaiknya gak tanya Sirli aja, mungkin dia lebih tau."

"Kok kamu ngatur saya? Kamu gak mau bantu?" Kata Dimas yang mimik wajahnya berubah menjadi ketus.

"Ng ... Bu-bukan pak, M-maksudnya biar ga salah persepsi aja, soalnya kan saya masih terbilang baru."

"Ya biar aja, cuma cari dokumen doang kok."

Tya tidak lagi menjawab, dia patuh dengan apa yang Dimas katakan ... Saat ini Dimas menyuruhnya mengecek dokumen 6 tahun lalu di sebuah file tebal di ruangannya.

6 tahun lalu, kenapa harus aku yang nyari sih? kan jadi lama kerjanya kalau gini.

Dimas lagi-lagi memperhatikan mimik wajah Tya yang sedang fokus menunduk mencari dengan wajah seriusnya. "Kamu ga ikhlas ya?"

"Ikhlas kok pak."

.

.

Jam makan siang sudah tiba. Tapi Tya belum juga menemukan dokumen yang Dimas inginkan, dia melihat sekilas dari ruangan Dimas yang berdinding kaca transparan yang tidak tertutup tirai kayu, dia melihat Sirli dan lainnya sudah bersiap untuk makan siang dan meninggalkan mejanya masing-masing.

Laper.

"Pak, kalau bapak mau makan siang gak apa-apa, biar aku lanjut cari." Kata Tya pada Dimas yang sedang sibuk mencari di tumpukan file lain, berharap Dimas peka dengan apa yang Tya katakan.

Tanpa merespon apapun Dimas pergi ke luar ruangannya, membiarkan Tya seorang diri disana tanpa menyuruhnya istirahat jam makan siang.

Gak peka banget, terus aku gak usah istirahat gitu? Argh ...

Beberapa menit berlalu.

Dimas masuk kembali dengan 1 kotak makanan, Tya bisa mencium harum aroma sate ayam di dalamnya.

Semoga suara perutku bisa di ajak kompromi.

"Kamu bawa bekal?" Tanya Dimas.

"B-bawa pak."

"Terus, kamu gak mau makan?"

"Mau sih pak, tapi kan dokumennya belum ketemu."

"Ambil bekal kamu, kerjain sambil makan aja."

Fiuh ... Akhirnya lambungku terselamatkan.

"Izin mau ambil sebentar pak." Tya keluar ruangan Dimas.

Dimas menyantap makanan di meja kerjanya, sedangkan Tya makan di sofa ruangan Dimas, cukup berjauhan karna Tya yang membawa file itu ke arah sofa, terlalu canggung jika harus berhadap-hadapan.

.

.

Hampir sore hari dokumen yang di maksud tidak juga di temukan.

"Pak maaf, semua file sudah saya bongkar, tapi judul dokumen yang bapak maksud di 6 tahun lalu tidak ada."

"Yaudah, kamu boleh balik ke meja kamu."

"B-baik pak."

Setenang itu? Sebenernya itu dokumen penting banget gak sih buat dia?

Sirli dan teman-teman lainnya langsung menatap khawatir saat Tya keluar dari ruangan Dimas.

"Mbak ... Kamu gak apa-apa kan? Di suruh apa aja kamu?"

Beberapa karyawan lain mendekat, ingin mendengar penjelasan dari Tya, apa sebenarnya yang dia lakukan di ruangan Dimas dari pagi sampai jam kerja hampir selesai.

"Suruh cari dokumen 6 tahun lalu, tapi aku gak nemu." Ucap Tya sambil menunduk lesu.

"Huh! Kenapa ga nyuruh asistennya aja tuh si Gisel, kerjaannya cuman bolak balik ruang produksi tanpa megang kerjaan berat kayak kita." Protes sirli.

"Gak apa-apa Sir, mungkin Gisel tanggung jawabnya berat juga, menggantikan pak Dimas untuk mengontrol jalannya produksi." Kata Tya membela Dimas.

***

Keesokan harinya, Tya terkena macet hari ini ... Dia berangkat lebih siang karena Kevin sedang demam. Semalaman Tya merawat anaknya, akibatnya wajahnya terlihat tidak segar dan terlihat mengantuk.

1
Uthie
up yg sering dan banyakkk yaa 💪💪😆😆🤩🤩🤩
Fareed Feeza: Siaaaap kak, klo senggang aku pst up banyak, hari ini aku udah up dari jam 00.00 tapi slesai review-nya sama NT sampe siang begini/Sob/ ... maaf bikin nunggu.
total 1 replies
Uthie
Aku sukaa koq Thor 👍👍👍😘😍🤗🤗
Uthie
Cieee.. ada yg nagih makasih tohhh 😁😁
Uthie
karena katanya kasurnya bagus, si Dimas pasti jadi ketiduran juga dehh itu 😂😂😂
Uthie
Sukkkkaaa bangettttt pas liat notif ini ada Up nya .. ternyata triple update 🤩🤩🤩🤩🤗🤗🤗

thank you Thor 😘😍🤗
Uthie
Hahahaa... singa nya lagi mengaum karena penolakan 😂😂
Uthie
Thorrr... aku sukaaa banget sama ceritanya 👍👍👍👍🤩🤩🤩❤️

semangat lanjut terus yaaa 💪💪😘🤩🤗🤗
Uthie: okeee .. ditunggu selalu 💪😘😘🤩🤩🤩
Fareed Feeza: Waaah makasiii ya udah suka, sipp deh tungguin update an nya ya insha Allah aku tiap hari up, tapi klo ga ada halangan rintangan menghadang /Joyful/
total 2 replies
Uthie
Wadduuhhhh.... bos nya sensi banget gtu 😁😂😂😂
Uthie
Dimas jelaskan dong soal Mika 💪💪🤨
Uthie
Semoga lancar pedekate nya 😁😁👍
Uthie
Cieeee....pak bos sebenarnya modus 😁😁
Uthie
semangat Tya 💪💪🤩
Uthie
Semoga jodoh yg terbaik untuk Tya 👍👍🤗
Uthie
kasiannya 😟
Uthie
keluarga kurang ajar 😡😡
Uthie
Langsung tertarik dan suka dengan cerita nya 👍👍👍🤗🤗🤗🤗
Uthie: /Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Fareed Feeza: waaaah KA uthie ... makasih loh lak
total 2 replies
Uthie
suka ceritanya 👍👍👍
Uthie
tertarik mampir 👍👍🤗
Risman Afandi
Biasa
Fareed Feeza: tks kak ... tapi btw novelnya belum tamat ya
total 1 replies
Mukmini Salasiyanti
hahhhhhhhh
ini nih slh satu org Kufur..
Tdk bersyukur...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!