NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

Setelah itu Lian hendak pergi ke dapur namun ia kembali menghampiri ibunya.

"Oh iya bu, dikulkas kan ada roti, ada buah yang lain juga, kalau maya mau suruh ambil sendiri" ucap lian pada ibunya kemudian berlalu namun lagi lagi ia kembali menghampiri ibunya.

"Satu lagi bu bilang juga, jangan sungkan-sungkan kalau disini, anggap seperti warung sendiri" tambahnya.

"Iya, iya, sudahlah cepat pergi ke dapur, buatkan zidan mi jangan biarkan dia menunggu terlalu lama, Maya sudah dengar, tidak usah basa-basi lagi" sahut bu kiki menyuruh lian segera pergi ke dapur.

"Maafkan kelakuannya, maklumlah sudah lama sendiri" sahutnya lagi memelas

Maya tersenyum dan menjawab dengan anggukan.

Ditanam yang tidak jauh dari komplek perumahan, terlihat rangga bermain seorang diri disalah satu ayunan sambil membaca komik pahlawan idolanya.

"Kakak" panggil Jihan menghampiri Rangga, namun Rangga hanya diam tidak menjawab panggilan Jihan.

"Kakak mau es krim" ucap Jihan menyodorkan es krim yang baru saja dibelinya.

Rangga tetap tidak merespon, dia hanya fokus pada komik yang dibacanya.

"Oh, maaf, aku lupa kalau kakak tidak suka es krim" ucapnya lalu membuka dan menjilati es krim miliknya, kemudian duduk di ayunan lainya sambil melirik ke arah rangga.

Tidak ada obrolan antara mereka hanya sahutan dari para pengunjung dan para pedagang yang menawarkan dagangannya di taman tersebut.

"Halo wahai kakak, yang duduk di ayunan sambil baca komik, kenapa kakak diam saja dari tadi" ucap Jihan dengan sedikit dinyanyikan.

"Kakak makanlah" sahut gadis itu menghampiri Rangga dan menyodorkan es krim tepat di depan mulutnya.

Rangga langsung menutup bukunya dan berlalu begitu saja meninggalkan Jihan.

"Kakak, ayo menonton kartun tentang detektif dirumahku, dirumahku ada banyak film kartun, ayah yang membelikan untukku" ucap Jihan sambil menghentikan langkah Rangga.

"Aku bukan kakamu, aku tidak mau, pergilah jauh-jauh" ucapnya kemudian menghempaskan tanganya dan berlalu.

"Kalau begitu, ayo lihat kucing dirumahku" ucapnya Jihan membuntuti Rangga yang berjalan dengan sangat cepat.

"Kucingku baru saja melahirkan, anaknya banyak sekali" ucapnya lagi terus mengikuti langkah Rangga yang semakin menjauh, namun rangga hanya diam dan semakin menjauh membuat gadis itu tidak dapat mengikuti langkahnya, hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk kembali kerumahnya.

waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Mereka baru saja melaksanakan sholat magrib, Saat ini Jihan menonton film kartun kesukaan sendiri tak lama kemudian lian datang dan ikut menonton film kartun tersebut sambil menghitung jumlah pendapatan setelah seharian berjualan.

"Bruuaakk"

"Astagfirullah" sahut lian dan bu kiki yang baru saja duduk tidak jauh dari lian.

Lian menghela nafas pelan menatap ke arah ibunya begitu pula dengan bu titin menatap ke arah lian sementara Jihan hanya fokus pada acara kartun yang di tonton.

"Mereka bertengkar lagi" sahut lian. Yang mendengar pertengkaran antara suami istri dari rumah tetangga, karena jarak rumah meraka begitu dekat.

"Sudahlah itu urusan mereka, jika kamu menikah lagi, jangan seperti itu, setiap masalah bisa dibicarakan dengan baik" ucap bu kiki memberi nasehat pada lian.

"Hem, masalahnya bu, kalau mereka belum berhenti juga, nanti Jihan tidurnya bagaimana, untung telinganya fokus ke acara kartun sampai rumahnya ambruk pun Jihan tidak dengar" ucap lian asal.

Bu titin menghela nafas kemudian matanya tertuju pada acara yang dilihat cucunya.

"Ha ha ha, aku tidak bisa membayangkan kalau rumah itu sampai ambruk" ucap pria itu meledek. Lalu melanjutkan melihat rincian penjualan pada sebuah buku.

Keesokan harinya, sepulang sekolah Rangga tengah bersantai, di halaman rumahnya sambil membaca komik. Jihan melihatnya dari balik tembok dari rumahnya, Jihan melempari Rangga dengan biji semangka yang dimakannya.

Melihat hal tersebut Rangga merasa risih dan memandang Jihan dengan sinis.

"Kakak mau, rasanya manis, dan segar" ucapnya sambil menunjukkan semangka yang dibawanya.

Rangga tidak meladeni, iapun menutup bukunya dan melengos pergi masuk dalam rumah.

Tak lama kemudian diwaktu jam istirahat, pak hari hendak pulang ke rumah, namun ia mengurungkan niatnya dan pergi untuk mendatanginya warung mi ayam milik lian dengan berjalan kaki.

"Kelihatannya ramai" ucap pak hari sesampainya di depan warung tersebut.

"Assalamualaikum" ucapnya setelah masuk dalam warung.

"Waalaikum salam" jawab bu kiki yang ikut membantu lian melayani pelanggan.

"Pak hari, mari masuk, silahkan duduk" ucap wanita itu mempersilahkan pak hari duduk.

"Iya, terimakasih, ternyata kalau siang ramai juga, ya, terus lian kemana" tanya pak hari.

"Iya, kebetulan lagi ramai jadi ibu juga membantu, kamu tidak pulang dulu" jawabnya kemudian bertanya, karena bu kiki tau bahwa pak hari baru melintas tiba-tiba saja sudah ada diwarungnya.

"Eh ada pak hari, mau pesan mi" tanya lian saat mengantar mi pada pelanggan yang berada di meja lain. Pak hari hanya tersenyum dan mengangguk.

"Terimakasih" jawab pelanggan setelah mi pesanannya sampai.

"Bu, pelanggan spesial, temani saja, biar aku buatkan dulu" ucap lian mengambil nampan bu kiki kemudian berlalu.

Bu Kiki kemudian duduk menemani pak hari yang baru saja datang dan mengajaknya ngobrol agar terlihat lebih akrab sebelum mi pesanannya sampai.

"Kalau boleh tau, apa sih pekerjaan pak hari ini" tanya bu kiki tanpa basa-basi.

"Pe...., " pak hari hendak menjawab namun bu kiki sudah memotong nya.

"Begini pak hari, hidup dalam berumahtangga, memang ada saja masalahnya, seperti pertengkaran misalnya, tapi kalau bertengkar terlalu sering, itu bisa merusak hubungan, apalagi ada anak saat bertengkar, sebagai seorang suami sekali-kali mengalah pada istri itu lebih baik" ucap bu kiki panjang lebar penuh percaya diri.

"Iya, bu, terimakasih nasehatnya" jawab pak hari gugup.

"Pak, dinding di setiap rumah di perumahan ini, tidak kedap suara, jadi, misalnya ada piring pecah, itu sudah pasti terdengar oleh tetangga sebelah" ucap wanita itu tanpa dosa.

"Iya, aku mengerti"

Pak hari menghela nafas dan tersenyum, menatap bu kiki dengan tatapan yang tidak dapat diartikan lalu pria itu menunduk.

Pak hari menghela nafas dan tersenyum, menatap bu kiki dengan tatapan yang sendu lalu pria itu menunduk.

Maaf ya bu, jika kami sudah mengganggu ketenangan para tetangga, sebenarnya saya berusaha tidak bertengkar, suasana hatinya sedang buruk, jadi sering marah marah. Aku berusaha menghindari kemarahannya sekarang" ucap pak hari memelas.

"Kamu harus bisa menjaga emosinya, supaya dia nekat melakukan hal buruk dirumah" nasehat bu kiki.

"Iya bu, terimakasih nasehatnya" sahut pak hari.

"Kamu juga harus minta maaf, meskipun tidak salah" ucap wanita itu.

"Aku sendiri bingung, apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak harus dikatakan, aku sudah sering minta maaf dan mengatakan yang aku bisa, aku yakin semua akan membaik dengan sendirinya" ucap pak hari.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!