Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memberi Pelajaran
Tono dengan seringainya yang kejam langsung memanggil satpam. Dan membawa nya kehadapan Zai yang masih berdiri seperti pohon kokoh. Tanpa ada jejak kegelisahan.
Zai ingin melihat Tono berpuas diri dulu baru memberi nya pelajaran.
"Tangkap dan pukuli dia pak. Tapi jangan sampai mati. Kalau perlu patahkan tangan dan kaki nya agar dia tidak bisa mencuri dan tidak berkeliaran lagi di area sini.
Kedua satpam yang memang tidak tau dengan siapa Zai sebenar nya. Hanya menuruti apa yang di perintah kan oleh Tono.
"Baik Tuan Muda..." sahut salah satu satpam yang bernama Gilang dia langsung berjalan mendekati Zai lalu mengangkat tongkat pendek yang biasa di pinggang nya. Dia hendak memukul Zai.
Tapi Zai berkata. "Jika kau melanjutkan nya, kau akan tau, bahwa kau salah mengambil keputusan"
Lima detik tongkat pendek itu tertahan di udara, Gilang menahan nya dan sedang berpikir. Lalu dia memperhatikan pakaian yang di pakai oleh Zai . "Memang tidak di ragukan, pakaian nya semua nya bermerek," batin nya. Tapi dia tetap pada kesimpulan pertama. Bahwa orang yang ada di hadapan nya adalah pencuri.
Gilang menghentak kan tongkat nya menyerang Zai. Tapi Zai tersenyum lalu melambaikan tangan kiri nya keatas menangkap tongkat itu.
Hanya dengan tubuh kecil, Zai menahan tongkat itu membuat semua orang menahan nafas tak percaya.
Lalu Zai melayangkan kaki kanan nya kearah perut Gilang Dan Bugh..!!
Tubuh gilang melengkung dan dia terjatuh menahan perut nya yang terasa sangat sakit
Tono tak percaya dan menganalisa kembali tubuh Zai, Gerakan Zai itu seperti pembela diri ahli yang biasa berkelahi.
Sedang kan Zai yang di kenal nya tak bisa berbuat apa- apa.
Satpam satu nya tak berani maju. Dia pun memanggil komandan nya Joni yang berada di pos utama.
Zai mendekat kearah Tono dengan langkah kaki ringan yang hanya berjarak tiga meter saja. "Kenapa harus satpam yang melawan ku. Kenapa tidak kau sendiri yang bertindak" ucap Zai dihadapan Tono
Tono langsung mundur dua langkah setelah melihat tatapan Zai yang seakan meruntuhkan mental nya. Bagai tatapan mata elang yang menatap anak ayam sebagai mangsa
Dia merasa kecil di hadapan Zai. Entah apa yang terjadi. Namun yang pasti dia sempat merasakan ketakutan nya.
Tapi dia tak mungkin lari. Karna akan meruntuhkan martabat nya sebagai anak salah seorang pemegang saham di Galeria Mall ini.
Tono juga bisa dalam bela diri. Dia sering ikut pertandingan takewondo meski pun selalu kalah dengan lawan nya tapi mental nya cukul terasah
Tono langsung mengepalkan tangan nya. Lalu melayangkan pukulan kearah wajah Zai yang hanya berjarak tiga langkah kaki. Zai berkelit kesamping setelah pukulan itu lewat dari wajah nya. Zai langsung menggunakan tinju nya kearah tenggorokan Tono.
Braaaaak...! Rahang Tono tergeser sedikit. Untung saja Zai tidak menggunakan kekuatan penuh nya. Jika tidak, mungkin saja kepala Tono bisa remuk layak nya Bata yang di pukul oleh pesilat.
Gerakan itu hanya beberapa detik, dan orang lain tidak sepenuh nya memperhatikan. Mereka hanya meyakini pemuda itu akan bonyok di hajar Tono.
Tapi yang terjadi tak sesuai ekspektasi mereka. Tono harus termundur, terkena telak di tenggorokan membuat Tono merasakan sakit disana. Dan dia kesulitan berbicara lalu dia terduduk di lantai sambil memegang leher nya yang sakit.
Julfikar berjalan sambil memegang perut nya yang sakit. Entah kenapa perut nya tiba- tiba sakit dan harus menabung di tempat tersembunyi. dan dia harus terlambat menemui Bos Muda nya.
Sambil mengutuk perut nya dia terus berjalan hingga menemukan kerumunan pengunjung.
"Ada apa ini berkumpul- kumpul disini?" Julfikar lalu menyuruh orang bubar. Dan dia menemukan satpam ada disana. Tapi tidak melakukan apa-apa. "Hei satpam...! Apa yang kau lakukan. Kenapa tidak membubarkan kerumunan, apa kah makan gajih buta?" Ucap nya kepada satpam.
Satpam itu bergerak mendekat lalu berkata "begini pak bos. Tuan Muda Tono memerintah kan kami untul menagkap pencuri. Jadi kami disini dengan pak gilang untuk menangkap nya. Tapi pak gilang terkapar di pukul pencuri itu. Sedangkan Tuan Muda Tono juga di pukul nya. Semua orang itu saksi nya"
"Iyaaa.... kami bisa bersaksi"
Tono tersenyum licik "inilah kekuatan kekuasaan" batin nya.
Joni datang dengan tergesa seperti polisi india yang datang setelah musuh di hancurkan.. "Mana pencuri nya" tanya nya kepada satpam Galeria Mall itu.
Satpam itu lalu menunjuk kearah Zai yang tersenyum. Lalu Joni mengalihkan pandangan nya mengikuti arah dari tunjukkan satpam itu.
Setelah memastikan bahwa itu adalah Bos besar. Dia pun mendekat dengan langkah lebar lalu membungkuk dan berkata. "Boos...!" ketika kata itu keluar. rahang mereka hampir jatuh karna terkejut. tadi nya mereka menghujat seorang Boos.
Julfikar yang mengerti kenapa sebab Joni membungkuk. Dia langsung sadar dan membubarkan kerumunan pengunjung.
Setelah semua nya bubar. Julfikar mendekat dan berkata "Maaf bos atas kesalahan anggota kami. Yang tidak sopan dengan anda. Saya akan mengurus masalah ini.
Tapi untuk masalah orang ini bukan wewenang kami. Bos silahkan perintah kan mau di apakan orang ini" tunjuk nya kepada Tono.
"Bawa dia keruangan mu" perintah Zai.
Joni langsung meraih tangan Tono dan mengikat nya dengan rantai kecil yang selalu di bawa nya. Lalu memaksa tono untuk berjalan.
"Kau akan menyesal Zai memperlakukan aku seperti ini. Ayah ku bos di salah satu hotel di area sini. Aku akan menyuruh nya untuk menghukum mu" teriak nya tapi Zai tidak peduli dia terus saja berjalan dengan Julfikar disamping nya.
Toni ini tidak tau saja siapa sebenar nya Julfikar, jika dia tau. Mungkin dia tak kan berani mengancam Zai.
Dia terus meronta ingin lepas, tapi Joni kuat dengan pegangan nya. "Diam lah jika kau ingin selamat, atau akan aku pukul mulut mu itu" ucap nya mengancam Tono yang membuat nya menurut
Setelah sampai di ruangan Julfikar Zai duduk di tempat duduk nya Julfikar dan Julfikar berdiri di samping nya.
"Panggil ayah mu kesini. Aku ingin melihat nya" ucap Zai dengan datar.
Tono langsung merogoh saku nya. Dan mengambil ponsel nya lalu mencari kontak ayah nya. Dia segera menelpon. Namun beberapa kali mencoba masih belom ada tanggapan.
"Apa kau mempermainkan aku" ucap Zai lalu mengalihkan pandangan nya kepada Joni lalu berkata "Joni pukul dia"
Joni langsung melayang kan tamparan di wajah Tono. Plaaaaak... tamparan itu berhasil mematah kan satu gigi Tono. Dan Tono harus meludah untuk mengeluarkan nya.
"Panggil lagi" ucap Zai,
"Ini adalah awal untuk pembalasan..." batin nya senang
madina. sdh kena bobol. tinggal lina aja.sdh 7 cewek. pas buat 1 minggu gj berhenti. yunita buat cadangan aja ya
yg btl aja si author ini sk nya bobol mem bobol gwg ha.. ha. ha. .