Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Apa yang ngaco sih Lex? Apa salah nya jika seandainya gue suka sama Lo, itu buka hal aneh. Bukankah normal seorang laki-laki suka sama perempuan?"
Mendengar ucapannya Alexa seketika berubah pikiran dan berbalik berjalan kearah Evan dengan wajah yang marah.
Plak!
Tamparan keras mendarat tepat disebelah pipinya hingga menyisakan rasa panas yang masih bisa dirasakan oleh Evan.
Pria itu tercenung mematung, Alexa menampar nya begitu keras.
"Mungkin tamparan ini bisa bikin Lo sadar, Van."
"Lalu kenapa Lo gak balas perasaan Aditya, berkali-kali dia ungkapin rasa cinta nya sama Lo, tapi Lo acuh gitu aja. Lalu salah kalau gue berasumsi Lo punya perasaan sama orang lain?"
"Itu urusan gue, bukan urusan Lo"tegas Alexa.
Perkataan Evan tidak bisa ia sangkal, jika memang hatinya tidak lagi bisa menerima siapapun lagi termasuk Aditya.
Namun terkadang ia juga lebih merasa nyaman didekat Evan bukan Aditya. Alexa berusaha berkelit dari perasaan yang salah baginya, karena ia tahu karena itu takkan mungkin.
Alexa sendiri tidak bisa memastikan perasaan semacam apa yang membuat ia tidak bisa menerima Aditya, Setelah perlakuan dan sikapnya terhadap Alexa begitu baik, ia masih belum bisa mencuri hati seorang gadis seperti Alexa.
"Kenapa?"Evan berusaha mencari jawaban yang ia inginkan dari Alexa.
Wanita itu seolah sudah kehabisan kata-kata.
Alih-alih Alexa memalingkan wajahnya dari Evan, ia berusaha untuk menghindari nya dan gegas pergi dari depan Evan.
Banyak perhatian yang sering ia tunjukkan didepan Alexa namun sikap dinginnya itu selalu terkadang membuat orang lain jengkel.
Beberapa pekan ia terlihat baik-baik saja, berkomunikasi dengan baik tanpa ada pertengkaran diantara mereka seperti dulu.
Evan selalu membuatnya merasa dibutuhkan dan dihargai. Setiap kali ia habis-habisan dibully oleh Clara maupun Sofie.
Akan tetapi mengenai perasaan nya, Alexa sendiri masih mencari jawaban yang pasti dan berharap ia juga tidak terlalu terbuai dengan perhatian-perhatian kecil yang ia dapatkan dari Evan.
Sebelum Evan menahan nya lagi, gadis itu pergi berlari kecil melaluinya begitu saja.
Alexa gegas pergi kedalam kamarnya dan mengurung dirinya dikamar.
Sedangkan Evan masih berdiri menatap kepergian Alexa hingga gadis itu benar-benar lenyap dari pandangan nya. Ia berjalan perlahan menatap pintu kamar Alexa, pintu itu tertutup dengan rapat tanpa celah.
Ia mengaku menyesal sudah membuat Alexa tidak nyaman, mereka tengah menjalin hubungan baik beberapa hari belakangan ini seketika saja Evan merusak suasana dan membuat hubungan mereka sekali lagi merenggang.
"Lex" lirih Evan dibalik pintu. "Gue mau minta maaf, gue udah salah"imbuhnya Evan penuh sesal.
Tuk
Tuk
Evan masih menunggu dengan sabar didepan pintu kamar Alexa, berharap gadis itu mau membuka pintu kamarnya dan bicara.
"Alexa, gue minta maaf"lirih nya merutuk dirinya sebagai seorang kakak tiri yang gak tahu diri.
Secara perlahan pintu kamar itu dibukanya, Evan pun masuk tanpa dipersilahkan. Ia meminta maaf pada Alexa jika mungkin ucapannya sudah menyinggung.
"Sorry"
Alexa bergeming.
"Alexa Lo mau kan maafin gue"
Wanita itu masih enggan buka suara.
Wajah Evan amat menyesali perbuatannya yang terlalu mudah menyimpulkan sesuatu dan arah asumsi nya yang tak berdasar.
"Lex"
Alexa masih bergeming. Evan menyerah, pria itu tidak mendapatkan jawaban apapun, Alexa masih diam seribu bahasa.
"Ya udah kalau Lo gak mau maafin gue, gue paham, sekali lagi sorry"
Evan hendak beranjak dari duduknya, pria itu masih berharap Alexa mau bersuara dan bicara lagi kepadanya.
Seketika langkahnya terhenti, Ketika Alexa mengatakan sesuatu.
"Gue bukan cewek baik, Van. Gue cewek kotor.." Alexa akhirnya bicara.
Evan menoleh mendengar pengungkapan nya, pria itu diam ambigu. Ia tak paham kemana arah pembicaraan nya itu.
Alexa Mulai berkaca-kaca, ia masih berat harus menceritakan dirinya yang buruk pada orang lain, kecuali Aditya. Pria itu mengetahui nya sendiri, karena memang ketika peristiwa itu terjadi mereka satu sekolah dan disana lah semuanya terungkap.
".. Gue bukan cewek baik, Van. Gue gak pantes lagi dicintai sama siapapun, dulu gue kenal baik dengan dunia malam, mabuk obat, bahkan orang yang gue sayang tega ...."
Isak tangis nya mulai pecah bibirnya bergetar ketika ia harus menjelaskan alasan nya menolak untuk mengenal lagi cinta.
Evan masih menunggu ucapan Alexa yang menggantung.
"Apa yang terjadi, Lex?"perlahan dengan sangat berhati-hati.
"... Orang yang gue sayang tega ... Mem-" Alexa tidak sanggup melanjutkan ucapannya ia menangis sesegukan. Reflek Evan segera menenangkan wanita itu didalam pelukannya.
"Sudah gak perlu Lo terusin"
Dengan erat Evan memeluk tubuh Alexa, tubuhnya ikut bergetar hebat, wanita itu menahan tangisnya sekeras mungkin namun pada akhirnya air mata kekecewaan itu jatuh lagi dan lagi tak terbendung.
Evan memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Alexa, namun ia sudah memahami maksud dari cerita dari Alexa juga yang sudah ia alami.
Pria itu membiarkan Alexa menangis hingga ia meras lebih baik, evan tidak bisa berkata-kata lagi semuanya sudah berlalu, apapun yang terjadi ia masih merasa kan perasaan yang sama pada wanita yang kini berada di dekapan nya.
Isak tangis nya terasa menyayat hatinya, rasa sakit yang ia rasakan ikut Evan rasakan juga.
"Van, gue pengen jatuh cinta lagi... Hiks Gue mau merasakan cinta yang sesungguhnya, cinta yang benar-benar menerima gue apa adanya ...hiks!"
Seru Alexa didalam pelukannya histeris, hatinya yang sudah tercabik-cabik, rasanya sulit untuk kembali ke semula. Hati yang sudah dihancurkan David saat itu membuat Alexa enggan menaruh harapan kebahagiaan lagi pada laki-laki. Sehingga ia tidak ingin menerima Aditya didalam hidupnya karena ia tahu jika hatinya tidak bisa lagi jatuh cinta.
"Lo pasti bisa, Lex. Lo pasti bisa jatuh cinta lagi, gue yakin. Masih banyak laki-laki yang menerima Lo apa adanya.."
".. Termasuk gue"ucapnya didalam hati.
Alexa mendorong tubuh pria itu dari tubuhnya sekeras mungkin hingga ia menjauh.
"Siapa, Van! Siapa yang mau menerima gue! Gue udah kotor! Gue udah rusak, masa depan gue udah suram! ..."
.."Siapa yang mau menerima gue yang udah ancur, Van.."
"Gue!" jawab Evan dengan mantap.
Pria itu iba melihat Alexa tidak seperti Alexa yang selalu berdebat dengan nya. Ia terlihat begitu rapuh dan hancur, lagi-lagi pria itu berusaha menenangkan Alexa.
Alexa tercenung mematung, sorot mata Evan begitu meyakinkan wanita itu, namun tidak membuatnya membaik meskipun ia mampu menerima kekurangan yang ada pada dirinya.
"Gue bisa menerima Lo, gue bisa.. Karena gue sayang sama Lo, Lex!"