Hidup tanpa kebahagiaan itu bagai sayap tanpa bulu,sebuah kemustahilan yang tidak dapat masuk logika,setidak berguna sayap pada ayam yang tidak bisa terbang,setidaknya sayap itu masih memiliki bulu yang indah,begitu pun juga dengan kehidupan,seburuk-buruknya hidup,akan ada setitik cahaya kebahagiaan didalamnya,namun semua itu tidak berlaku pada kehidupan yang di jalani oleh sesorang remaja cantik bernama aleza,sebesar apa memangnya penderitaan hidup yang gadis itu alami?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian
Eza terjatuh dengan begitu kencang ditanah,tubuh dn wajah eza sudah dipenuhi oleh banyak luka,eza hendak kembali bangkit,namun tangannya sudah tidak memadai,pria itu berjalan pelan ke arah tubuh tak berdaya eza.
"Aku memang akan membunuhmu,namun bukan sekarang,aku akan terus membuat hidup mu semakin menderita,karena kau adalah anggota paling istimewah di antara keluarga mu yang lain,nantikan terus hadiah lain dariku okey?." Jelas pria itu sambil menginjak tubuh eza tak kenal ampun.
"Akhhhhhhh!!!!, shhhhh,sakit!!!!!, akkhhhhh!!!!!." Teriak eza merintih kesakitan,tubuhnya sudah dipenuhi oleh banyak luka,namun dengan teganya pria itu memperlakukanya sampai seperti ini,sekejam apa memang dia?.
Gelap,itulah yang eza rasakan setelahnya,tak ada lagi rasa sakit ,tak ada lagi kedinginan dan tak ada lagi amarah yang membara di dalam hatinya,semuanya menghilang begitu saja bagai di telan bumi,namun eza senang,tubuhnya akhirnya bisa kembali tenang dan rileks,beban dipundaknya terasa menghilang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mata lentik milik seseorang itu terlihat mulai terusik akibat keadaan,mengerjap pelan hingga akhirnya bisa terbuka dengan seutuhnya.
Eza meringis pelan,merasakan setiap inci tubuhnya yang terasa begitu sakit dan perih,tatapannya tak sengaja bergulir pada sebuh objek,dimana eza menemukan seorang pemuda tampan yang tengah terbaring di sofa yang terletak tak jauh dari ranjang rumah sakit tempatnya tertidur.
Pemuda itu terlihat mulai menyadari kesadaran eza,ia bangkit dan tersenyum manis pada gadis dihadapannya.
"Kau sudah bangun?." Tanya pemuda itu dengan tampang polosnya.
Yah,eza mengetahui siapa pemuda ini,dia adalah murid baru dikelas nya,tapi kenapa pemuda itu malah berada di sini?.
"Kau?, kenapa kau bisa berada disini?, ini sudah siang,bukankah seharusnya kau berada di sekolah?." Tanya eza dengn tampang penuh keingin tahuan.
Slebb....
Kejadian kemarin malam seketika masuk ke dalam ingatan eza dengan begitu bejat,hatinya semakin sakit melebihi rasa sakit yang ia rasakn di seluruh tubuhnya.
"Eummmm,kebetulan aku sedang ada keperluan dirumah sakit ini,dan aku tak sengaja melihat dirimu yang juga terbaring disini,aku sebagai teman sekelas yang baik jelas tak akan membiarkan mu sendirian,jadi aku temani deh,aku juga sudah minta izin kepada wali kelas." jelas pemuda itu begitu santainya.
"Apa yang aku lakukan di sini?, ba-bagaimana dengan bi surti,pak hendra dan rumah?."
"Apa yang terjadi?,kenapa aku malah disini?."
"Bagaimana dengan semuanya?, kenapa bisa?, bagaimana bisa?, kenapa?." Eza terus bermolong sambil meringkukan badannya,ia terlihat mulai gelisah.
Tubuhnya beraksi begitu cepat dan tiba-tiba,sekarang eza ketakutan,namun disisi lain juga dirinya marah,ada dendam tersembunyi yang semakin membesar di dalam hatinya.
Air mata kembali menetes,tubuhnya bergetar begitu hebat,kondisi eza sekarang begitu menghawatirkan,pemuda yang berada di sampingnya menatap reaksi tubuh eza dengan tatapan aneh.
"Tenanglah,semuanya pasti akan baik-baik saja." Ujar pemuda itu sambil memeluk tubuh eza mencoba menenang kan si empu.
"Bagaimana dengan bi surti dan pak hendra,mereka selamat kan?, tidak mungkin mereka juga meninggalkan ku kan?, tolong jawab!!!." Teriak eza kepada charles,charles terdim,menatap wajah gadis dalam pelukannya yang kini terlihat begitu hancur dan rapuh.
Hatinya tergerak,padahal dia adalah seorang pria yang tak mudah gentar dan terbawa suasana dengan muda,namun kenapa kesedihan yang tertera pada wajah gadis itu dengan muda bisa merasuki jiwa dan emosinya?,bagaimana bisa?.
"Semuanya akan baik-baik saja,jangan terlalu dipikirkan dan di ingat."
"Bagaimana aku bisa melupkannya,sialan!!!, orang yang aku sayangi kembali pergi,kini aku benar-benar sendirian,dan pria bajingan itu!!!, aku akan benar-benar membunuhnya dengan tanganku sendiri." Ini kali pertama bagi eza untuk melupakan semua emosi dan amarah yang tersimpan di dalam hatinya.
Akhirnya kata-kata kasar mulai keluar satu persatu dari mulut gadis itu,tak ada lagi wajah lugu dan polos,semua itu kini terganti dengan cepat,hanya ekspresi tajam penuh amarah dan tekad kuat yang tampak di wajah cantik seseorang eza.
"Bibi,bapak, hiks....,kenap kalian tingalin eza?, eza ngak bakalan kuat kalau sendirian."
"Eza cape bi,pak,kenapa yang pergi ngak eza saja?, eza nggak bakalan bisa bi,eza ngak bisa!!." Tangisan pilu itu mengema diruangan vip rumah sakit,eza tak pernah menghiraukan sosok pemuda yang kini tengah meneluknya,eza tak peduli jika pemuda itu mengetahui semua hal kelan yang terjadi padanya.
Yang eza tau sekarang adalah,kini dia sudah benarr-benar sendiri,eza juga manusia biasa yang tidak akan pernah bisa hidup seorang diri,entah bagaimana kehidupan yang ajan eza tempuh selanjutnya,namun yang pasti,sekarang,hidup terasa begitu memuakkan bagi eza.
"Kenapa kau tidak pulang?." Tanya eza di kala ia terus menatap seorang pemuda yang masih saja anteng duduk selonjoran dikamarnya.
"Heyyy kenapa nada bicaramy begitu?, bahkan terhadap orang yang sudah menolong mu?."
"Kau?menolongku?."
"Y-yahhh, ini adalah ruang vip,mahal tau,tapi kau tidak perlu khawatir,aku yang akan membayarnya,aku baik bukan?."
"Aku yang akan membayarnya,kau bisa pergi,oh ya,aku juga akan membayar untuk makan yang sebelumnya." Balas eza sambil menatap wajah pemuda di hadapannya dengan ekspresu datar.
"Tak perlu,memangnya kau punya uang?, jika pun ada,lebih baik kau gunakan untuk sesuatu yang lebih berguna lagi."
"Aku tidak mau!, aku memang tidak punya uang sekarang,tapi aku akan berusaha untuk bisa mendapatkan uang,jadi jangan angap aku sebagai orang yang suka minta-minta,aku tidak mau berhutang lagi padamu." Keukuh eza dengan sifat keras kepala yang tiba-tiba saja muncul,padahal sebelumua eza tidak pernah seperti ini.
"Ada apa dengamu,aku kan hanya ingin membantu." Ujar charles sambil menatap wajah eza dengan alis terangkat sebelah.
Eza terdiam,sebenarnya dirinya juga tak tahu kenapa bisa ia menjadi keras dan bebal seperti ini,namun....
"I-ituuu..., apakah kau tau bagaimana keadaan yang lain?." Tanya eza secara tiba-tiba terlihat charles sempat terdiam mendengar pertanyaan yang eza ajukan.
"Rumahmu hangus setengahnya,dan...."
"Eummm,aku mengerti." Potong ana,charles mengalihkan perhatian dari gedged ditanggannnya.
"Tapi bagaimana kau bisa tau?." Charles kelabakan." Yah,aku mendengar sayup-sayup orang-orang yang tengah membicarakannya." Balas charles.
"Apakah semua bagian rumahnya hangus?." Charles menggelengkan kepalanya.
"Tidak semua,mungkin ada dari mereka yang masih bisa di pakai kembali,kau mau aku bantu untuk mengumpulkannya kembali?." Tawar charles.