NovelToon NovelToon
Sistem Cashback Membuatku Kaya

Sistem Cashback Membuatku Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ayya story

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan Balik

Calvin duduk di kamarnya, menatap notifikasi sistem dengan senyum tipis. Setelah mengalahkan Tony, dia tahu ini belum selesai. Daffa pasti tidak akan tinggal diam.

Dia membuka Toko Sistem dan melihat daftar kemampuan yang bisa dibeli. Dengan 530 Poin Sistem, dia bisa meningkatkan dirinya lebih jauh.

Pilihan yang tersedia:

Keberuntungan Lv.1 - 100 Poin

Daya Tahan Lv.2 - 200 Poin

Refleks Cepat Lv.3 - 300 Poin

Kekuatan Fisik Lv.2 - 200 Poin

Insting Tempur Lv.2 - 250 Poin

Calvin berpikir sejenak. Refleks Cepat telah membantunya sejauh ini, tapi jika musuh semakin kuat, Insting Tempur akan lebih berguna.

Tanpa ragu, dia menghabiskan 250 Poin Sistem untuk meningkatkan Insting Tempur ke Lv.2.

[Insting Tempur Lv.2 Aktif! Peningkatan kemampuan membaca gerakan lawan dan kecepatan reaksi meningkat 50%.]  

Setelah itu, dia membeli Keberuntungan Lv.1.

[Keberuntungan Lv.1 Aktif! Peluang mendapatkan keuntungan dari situasi acak meningkat.] 

Calvin tersenyum kecil. Dengan 180 Poin Sistem tersisa, dia memutuskan menyimpannya untuk nanti.

Namun, sebelum sempat beristirahat, pintu kamarnya diketuk dengan keras.

"Calvin! Bukain pintu!" suara Adi, temannya, terdengar cemas.

Calvin segera membuka pintu. Adi masuk dengan wajah panik, memegang ponselnya.

"Bro, lu udah lihat media sosial?"

Calvin mengerutkan kening.

"Kenapa?"

Adi menyerahkan ponselnya. Di layar terlihat sebuah postingan yang viral di forum kampus.

"Hati-hati beli keripik pedas baru! Katanya ada bahan berbahaya!"

Komentar-komentar negatif memenuhi postingan tersebut.

- "Gue sempet beli, terus perut gue sakit. Jangan-jangan emang ada zat berbahaya!"  

- "Hati-hati, bisnis kecil kayak gini sering pake bahan murah yang nggak aman."  

- "Harusnya dicek ke BPOM dulu sebelum dijual!"  

Calvin menghela napas panjang. Ini pasti ulah seseorang yang tidak suka dengan bisnisnya.

"Ini pasti kerjaan pesaing," gumamnya.

Adi mengangguk.

"Mungkin si Andre, pemilik kios camilan di luar kampus. Omset dia turun sejak lu jualan."

Calvin mengepalkan tangan.

"Berarti dia mulai main kotor."

Adi menatapnya khawatir.

"Gimana cara kita ngatasinnya?"

Calvin tersenyum.

"Sederhana. Kita buat mereka melihat sendiri kalau produk kita aman."

Dia segera membuka Toko Sistem dan mencari item yang bisa membantunya.

[Deteksi Zat Berbahaya - 50 Poin]  

Tanpa ragu, dia membelinya.

[Pemindaian dimulai…]  

Hasilnya muncul dalam sekejap.

[Tidak ditemukan zat berbahaya dalam produk Anda.]  

Calvin langsung mengambil screenshot hasil sistem dan mempostingnya di grup kampus.

"Jangan percaya hoaks! Ini hasil tes pribadi, dan kalau ada yang ragu, silakan datang langsung ke tempat kami untuk uji coba gratis!"

Adi melongo. "Lu yakin bakal berhasil?"

Calvin tersenyum percaya diri. "Keberuntungan Lv.1 baru saja diaktifkan. Kita lihat hasilnya."

Andre membaca postingan Calvin dengan ekspresi masam.

"Anak ini nggak gampang dijatuhkan… Tapi kita lihat apakah pelanggan masih percaya padanya."

Namun, beberapa menit kemudian, balasan mulai bermunculan.

- "Gue udah coba, dan perut gue baik-baik aja. Jangan termakan gosip!"  

- "Kalau beneran ada zat berbahaya, harusnya banyak yang sakit. Tapi sejauh ini nggak ada laporan serius."  

- "Gue bakal tetap beli. Yang ngomong jelek paling pesaing bisnisnya."  

Andre menggertakkan giginya. Usahanya untuk menjatuhkan Calvin malah membuat lebih banyak orang penasaran untuk mencoba produknya.

"Bangsat! Bocah ini lebih licik dari yang gue kira!"

Malam harinya,Daffa duduk di sebuah ruangan gelap bersama beberapa orang pria berbadan kekar.

"Kalian udah dengar kan? Calvin bukan orang biasa," katanya.

Salah satu pria, yang memiliki bekas luka di wajahnya, terkekeh.

"Tony aja bisa dia kalahin. Berarti dia cukup kuat."

Daffa mengangguk.

"Makanya gue nggak mau sembarangan lagi."

Dia melemparkan segepok uang ke meja.

"Gue mau lu ajarin dia pelajaran. Tapi jangan cuma dihajar. Buat dia menderita."

Pria itu menyeringai, mengambil uang tersebut.

"Serahkan pada kami."

Daffa menyeringai puas.

"Kali ini, Calvin nggak akan selamat."

Keesokan harinya,Calvin baru saja keluar dari kampus ketika sistem memberikan peringatan mendadak.

[Peringatan! Bahaya tingkat tinggi terdeteksi dalam radius 50 meter!]  

Jantungnya berdegup kencang. Dia menoleh ke sekitar, mencari sumber ancaman.

Tiba-tiba, sebuah mobil hitam berhenti di dekatnya.

Pintu terbuka, dan empat pria bertubuh besar keluar dengan cepat.

Salah satunya menunjuk ke arah Calvin. "Itu dia!"

Mereka langsung berlari ke arahnya.

Calvin mengutuk dalam hati. Ini bukan perkelahian biasa. Mereka berusaha menculiknya!

Tanpa berpikir panjang, Calvin berbalik dan berlari.

[Insting Tempur Lv.2 Aktif!]  

Kecepatannya meningkat, memungkinkan dia untuk menghindari tangan salah satu pria yang hampir menangkapnya.

Namun, salah satu dari mereka mengeluarkan senjata listrik!

Calvin melompat ke samping tepat waktu, tapi pria lainnya sudah menghadang di depannya.

"Lu nggak bisa kabur, Bocah!"

Calvin mengepalkan tinjunya.

"Kalau begitu, gua lawan!"

Dengan kecepatan yang meningkat, dia menghindari pukulan pertama dan meninju perut pria itu dengan keras!

Bugh...!

Bugh...!

Pria itu tersungkur, tapi tiga lainnya segera mengepungnya.

"Lu pikir bisa lawan kita semua?"

Calvin menyeringai. "Ayo coba!"

Pertarungan sengit pun dimulai!

Calvin berdiri dengan posisi bertarung, napasnya stabil meski tubuhnya tegang. Tiga pria bertubuh kekar mengepungnya, mata mereka penuh niat membunuh.

[Insting Tempur Lv.2 Aktif!]  

Salah satu pria menyerang lebih dulu, meninju ke arah wajahnya dengan kecepatan tinggi. Namun, dengan refleks yang telah meningkat, Calvin miringkan kepalanya ke samping, menghindari pukulan itu hanya dengan selisih beberapa milimeter!

Tanpa memberi mereka waktu untuk bereaksi, Calvin melangkah maju dan menghantam ulu hati pria itu dengan siku!

Bugh..!

Pria itu membelalak, tubuhnya terhuyung mundur, sebelum jatuh berlutut sambil terbatuk keras.

Dua pria lainnya langsung menyerang bersamaan!

Satu mengayunkan tongkat besi ke arah kepalanya, sementara yang lain mencoba menendang perutnya.

Calvin menunduk cepat, membiarkan tongkat itu melesat di atas kepalanya. Dengan gerakan eksplosif, dia menangkap kaki pria yang menendangnya dan memelintirnya dengan kuat!

Krek..!

"AARRGGH!" pria itu menjerit saat engkelnya terpelintir dengan brutal.

Namun, pria bertongkat tidak tinggal diam. Ia langsung membalik tongkatnya dan menyerang Calvin dari arah samping.

Wush..!

Calvin refleks melompat ke belakang, tapi pria itu jauh lebih terlatih dibandingkan yang lain. Dia tidak memberi Calvin celah, langsung menyerang lagi dengan kombinasi pukulan cepat!

Braak..!

Salah satu pukulan mengenai bahu Calvin, membuatnya sedikit mundur.

"Lu lumayan juga, bocah," kata pria bertongkat sambil menyeringai. "Tapi lu tetap kalah jumlah."

Calvin menyeka sudut bibirnya. Matanya menyipit, lalu menatap pria itu dengan dingin.

"Siapa bilang?"

Sekejap kemudian, Calvin melesat ke depan!

Pria bertongkat kaget, tapi ia tetap mencoba memukulnya. Sayangnya, Calvin lebih cepat!

Dalam satu gerakan mulus, Calvin menyelinap ke dalam jangkauan lawannya, menangkap pergelangan tangannya, dan menariknya keras!

Krak..!

"UAAAGH!" pria itu berteriak ketika tulang pergelangannya terkilir! Tongkatnya terlepas dari genggaman.

Tanpa ragu, Calvin menangkap tongkat itu di udara dan menghantamkan ujungnya ke rahang pria itu!

BUGH..!

Pria itu langsung terkapar tak sadarkan diri.

Tersisa satu orang.

Pria terakhir itu menelan ludah, terlihat ragu. Namun, ketika Calvin melangkah maju dengan tatapan dinginnya, pria itu langsung berbalik dan kabur!

Calvin tidak mengejarnya. Dia hanya berdiri di sana, napasnya sedikit memburu, tapi matanya masih tajam.

[Pertarungan Berakhir! Anda Mendapatkan 100 Poin Sistem!]  

Senyumnya tipis.

Namun, sebelum dia bisa bersantai, suara langkah kaki mendekat.

"Calvin!"

Dia menoleh dan melihat Adi berlari ke arahnya dengan wajah panik.

"Lu nggak apa-apa? Gue denger suara ribut!"

Calvin mengangguk. "Gue baik-baik aja."

Adi melirik tiga pria yang tergeletak di tanah dan menelan ludah.

"Gila… Lu ngalahin mereka semua sendirian?"

Calvin hanya tersenyum kecil.

"Kayaknya mereka miliknya Daffa."

Adi mengepalkan tinjunya.

"Bangsat! Dia beneran mau main kotor!"

Calvin mengangguk. "Tapi tenang aja. Dia belum tahu kalau gua bukan orang yang bisa diinjak-injak lagi."

Adi terdiam sejenak, lalu tersenyum lebar.

"Haha! Gue suka mentalitas lu, bro! Kita kasih dia pelajaran!"

Calvin hanya menyeringai.

"Akan ada waktunya. Tapi sekarang, kita harus kumpulin bukti dulu."

Adi mengangguk serius. "Bener juga."

Mereka lalu meninggalkan tempat itu, sementara Calvin mulai menyusun strategi serangan balik yang lebih besar…

Di Tempat Lain…

Daffa duduk di kursi mewah di salah satu kafe mahal. Ponselnya bergetar.

"Ya? Beresin dia?" tanyanya santai.

Namun, suara yang ia dengar di seberang telepon membuat wajahnya langsung berubah pucat.

"Apa?! Kalian kalah?!"

Daffa mencengkeram ponselnya erat, matanya membelalak.

"Bocah itu beneran sekuat itu?!"

Suaranya bergetar karena marah. Ini seharusnya hanya formalitas, hanya sekadar mengajar si Calvin miskin itu agar tahu tempatnya. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

"Brengsek… Gue nggak bisa biarin ini."

Daffa mengepalkan tinjunya, matanya bersinar dengan kebencian yang semakin dalam.

"Kalau begitu, gue harus turun tangan sendiri…"

*Bersambung…*

1
Muhammad Fitri Zulkifli
Luar biasa
キャットマスター
nyimak dulu thor🔥
Chaidir Palmer1608
perang ini belum selesai justru ini awalnya APA SIH
Chaidir Palmer1608
si mc nya orang suci ya,dah tau dia mau dibunuh kok penjahatnya dilepasin aja sih,
Chaidir Palmer1608
jadi dia mau main kotor baiklah perang dimulai,berapa kali omongin gituan kapan aksinya
Pakde
up dong thor
Pakde
lanjut
Pakde
up dong
Pakde
lanjut thor
Pakde
up dong
Aisyah Suyuti
seru
Pakde
lanjut
Pakde
up dong
Pakde
lanjut
Pakde
up dong
Ay.sipit: siap kak,ditunggu ya
total 1 replies
Paulina al-fathir
di tunggu lanjutannya Thor👍👍😘
Ay.sipit: oke kak,ditunggu ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!