Natasya Amira seorang gadis berusia 22 tahun terpaksa harus menikah dengan Reza Setiawan Admaja, seorang pria berusia 27 tahun yang tak lain adalah kekasih sahabatnya sendiri. akankah pernikahan yang tak di dasari cinta tersebut akan bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekesalan Vina.
Di perusahaan Wijaya group.
"Maaf Nona anda tidak boleh masuk ke ruangan dirut." cegah Sarah sekretaris Doni, pada seorang gadis yang bersikeras untuk masuk.
"Jika anda tidak mengizinkan saya masuk Nona, maka panggil Pimpinan anda kesini, saya ingin menyampaikan sesuatu padanya!!." seorang gadis yang teryata adalah Vina tersebut, tetap bersikeras untuk bertemu langsung dengan pimpinan Wijaya group.
"Ada apa ribut ribut??." tegur Doni yang saat ini baru saja membuka knop pintu ruangannya.
"Oh,,, jadi ini pimpinan anda yang sok ganteng itu??." cetus Vina, ketika melihat seorang pria yang memang cukup tampan, keluar dari ruangan yang bertuliskan ruangan dirut.
"Apa maksud perkataan anda Nona??? kalau di lihat dari penampilan anda, saya bisa menebak anda adalah wanita terpelajar. tetapi jika di lihat dari sikap anda barusan, anda sama sekali tidak memiliki etitute dalam berbicara." lontaran pedas dari Doni, semakin membuat suasana hati Vina membara.
"Oh,,, ya, jika sikapku tadi tidak mencerminkan sikap yang baik, lalu bagaimana dengan anda yang berani menggoda kakak ipar saya??." cetusan Gadis itu mampu membuat Doni tertegun sejenak.
"Jadi gadis ini adik Tuan Reza." bathin Doni yang saat itu menyadari, apa alasan gadis itu membuat keributan di kantornya.
"Dengar ya Nona!! saya memang pernah menyatakan perasaan saya pada Tasya, tetapi saat itu saya sama sekali tidak mengetahui, jika Tasya sudah menikah." jawab Doni, yang tidak sepenuhnya terima dengan tuduhan Vina.
"Jadi maksud anda, dalam hal ini anda tidak salah begitu." cetus Vina dengan pandangan kurang bersahabat.
"Bukan begitu nona, saya tidak mengatakan jika saya tidak bersalah. tapi saya hanya ingin menjelaskan, jika saja saya tahu jika Tasya itu sudah menikah, tidak mungkin saya berani melakukan semua itu." Doni mencoba menjelaskan pada yang sebenarnya terjadi, pada gadis berusia dua puluh tahunan tersebut.
"Terserah apa kata anda tuan, tapi sekali lagi saya ingatkan,jangan pernah berani mendekati kakak ipar saya lagi!!." Tatapan kurang bersahabat masih terukir jelas di wajah cantik Vina.
"Ini surat pengunduran diri kakak ipar saya. dan satu lagi tuan, kakak saya jauh lebih tampan di bandingkan dengan anda." ujar Vina membanggakan sang kakak, seraya memberikan sebuah amplop yang berisi surat pengunduran diri Tasya. sementara Doni yang menerima amplop tersebut, hanya tertegun tak percaya jika gadis bertubuh mungil tersebut berani mengancamnya.
"Boleh juga nyali gadis itu??." bathin Doni, ketika Vina sudah melangkah keluar.
"Maafkan saya tuan." ucap Sarah yang merasa tidak enak pada pimpinannya, atas kejadian yang baru saja terjadi.
"Sudahlah Sar, lagi pula ini bukan salah kamu, gadis itu saja yang kurang waras." ucapan Doni seketika membuat ingatan Sarah akan keberanian Vina mengancam Doni, tersenyum kecil, namun gerak gerik Sarah tak luput dari perhatian sang pimpinan.
"Kenapa kamu senyum senyum Sarah?? jangan bilang kamu lagi ngetawain saya." cetusan Doni sontak membuat Sarah terkesiap.
"Tidak tuan, mana berani saya menertawakan anda." jawab Sarah sedikit berbohong, karena tidak mungkin juga ia jujur. jika saat itu ia memang sedang Menertawakan dalam hati pimpinan tersebut.
"Lanjutkan pekerjaan kamu, siang nanti saya ada meeting penting. kamu siapkan semua keperluannya!!." seru Doni sebelum kembali ke ruangannya.
Saat sudah berada di ruang kerjanya, Doni membuka amplop yang tadi di berikan Vina.
"Ternyata dia benar benar memutuskan berhenti bekerja di perusahaan ini." gumam Doni usai membaca surat dalam amplop tadi.
***
Sementara malam hari di rumah Reza, Vina yang ketahuan sang kakak siang tadi memarahi Doni, di ceramahi sang kakak.
"Dek,,,, mas meminta bantuan kamu untuk membawa surat itu pada tuan Wijaya, mas bukannya menyuruh kamu membuat keributan di sana." Ujar sang kakak pada gadis bertubuh semampai tersebut.
"Dasar pria cemen(Doni), gitu aja ngadu." gumam Vina lirih, namun masih terdengar jelas oleh Reza.
"Tuan Wijaya nggak ngomong apa apa sama mas, tapi barusan mbak Sarah, sekertaris tuan Wijaya yang menelepon mas." sela Reza yang mengerti dengan ucapan lirih adiknya.
"Vina, sekalipun tuan Wijaya salah karena berani menyatakan perasaannya pada mbak Tasya, tapi tidak sepantasnya kamu ngomong gitu sama orang yang lebih tua dari usia kamu." Reza menasehati adiknya tersebut, sementara Tasya hanya diam menyaksikan sang suami yang tengah menasehi adiknya.
"Lagipula selama ini kan mas sama mama nggak pernah ngajarin kamu nggak sopan sama orang yang lebih tua." lanjut Reza menceramahi adiknya, yang sedang duduk di sebuah kursi di ruang keluarga kediaman Reza dan Tasya.
"Vina minta maaf mas." mendengar permintaan maaf adiknya membuat Reza kembali bersuara.
"Dek,,, lagipula itu semua bukan sepenuhnya kesalahan tuan Wijaya, kalau saja tuan Wijaya tahu jika mbak Tasya sudah menikah, mana mungkin dia berani melakukan semua itu." Reza memberi pengertian pada adik semata wayangnya tersebut. sementara Tasya yang melihat suaminya yang begitu bijaksana, semakin di buat kagum akan sikap lain Reza, yang baru saja ia ketahui malam itu.
"Ternyata mas Reza tidak seburuk yang aku pikirkan." bathin Tasya.
"Dan mas ingin besok kamu menemui Tuan Wijaya, minta maaf padanya atas sikap kamu tadi!!." Tegas Reza namun masih dengan nada lembut pada sang adik.
"baik mas." jawab Vina yang tidak punya pilihan lain.
Vina sangat sayang dan patuh pada Kakaknya Reza, sebab rasa sayang terhadap kakaknya itulah, yang membuat Vina jadi gelap mata dan memarahi Doni, karena sudah berani mengganggu kakak iparnya.
***
Di kamar.
Reza yang tengah sibuk dengan laptopnya terkejut dengan kedatangan Tasya, yang saat ini sudah duduk tepat di sampingnya.
"Mas makasih ya kamu sudah memaafkan pak Doni, karena biar bagaimanapun pak Doni juga pernah baik sama aku. dia sudah pernah menerima aku sebagai pegawai di perusahaannya, walaupun saat itu aku belum punya pengalaman kerja sama sekali." ucap Tasya menunduk, takut ucapannya di salah artikan oleh sang suami.
"Bagaimanapun aku juga salah Sya. seandainya saja aku tidak menyembunyikan hubungan kita, tentu tidak akan ada pria yang berani mendekati kamu." lagi lagi jawaban bijak Reza membuat hati Tasya semakin mengagumi sosok suaminya. tanpa berkata kata lagi, Tasya menjatuhkan tubuhnya, pada dada bidang suaminya.
"Eh,,, ada apa nih, jangan kayak gini dong sayang!! kalau mas mau minta lebih gimana??." ucapan Reza sontak membuat Tasya menarik diri.
"Mas genit ah... " sebuah cubitan manja mendarat di pinggang Reza.
"Aww,,, saking sayang." Reza meringis.
"Jangan khawatir Sya,,, mas tidak akan memaksa kamu untuk hal yang satu itu, mas tidak ingin menjadi suami brengsek. suami yang tega memaksa istrinya, untuk memuaskan birahinya. mas hanya ingin menjadi suami yang di layani istrinya dengan keikhlasan." mendengar penuturan suaminya, wajah Tasya sontak merona.
"Mas suatu saat nanti aku pasti akan memberikan hak kamu, tapi aku hanya butuh sedikit waktu untuk itu." dengan wajah yang masih merona, Tasya mencoba memberi pengertian pada suaminya.
"Iya sayang mas ngerti, mas akan tetap sabar menunggu sampai kamu siap." jawab Reza kemudian menarik Tasya dalam dekapannya.
Malam ini berlalu seperti biasanya, tanpa ada adegan ranjang di dalamnya hingga pagipun menjelang.
apa Wiki wik nya merem kok gak nampak