NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Sang Ceo

Anak Rahasia Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fafacho

Follow IG=> Fafacho88


Gibran Montana Sinaga harus mengalami penyesalan yang teramat sangat menyiksa dirinya. Penyesalan yang membuat hidupnya tak berarti lagi setelah kepergian perempuan yang telah ia jadikan budak dalam hidupnya, perempuan itu pergi membawa anaknya membuat dirinya cukup menderita..

Lima tahun kemudian ia melihat seorang perempuan yang begitu mirip dengan istrinya membuatnya begitu penasaran apakah itu istrinya atau bukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 9

Gibran duduk di sofa sambil melihat Tari yang dia ikat di kursi yang berada ditengah ruang tamunya saat ini. Ia tidak berniat untuk mencelakai perempuan itu, ia hanya ingin menjadikan Tari sebagai alat agar Naina menampakkan dirinya.

“pak saya mohon lepaskan saya pak, saya harus pulang pak” melas Tari memohon pada Gibran yang duduk di sofa yang berada di depannya saat ini.

“bukannya sudah saya bilang tunggu sampai temanmu itu sampai disini baru saya akan lepaskan kamu” jawab Gibran, dia langsung berdiri sambil melihat jam tangannya sudah empat jam lebih dia menunggu bahkan sekarang sudah dini hari tapi Naina belum juga kembali.

“Kemana dia, apa dia tidak perduli padamu. Kurang ajar sekali temanmu itu tidak tahu balas budi” sinis Gibran sambil berjalan ke depan pintu bertepatan dengan itu sebuah taksi masuk ke halaman rumahnya dan Naina segera turun dan berlari menuju pintu masuk. Perempuan itu tampak cemas.

“Akhirnya temanmu datang juga” pungkas Gibran.

“Naina datang pak, dia datang. Sebenarnya apa yang pak Gibran inginkan dari Naina pak, dia perempuan baik-baik pak.”

“Terserah saya apa yang saya inginkan dari dia, dia istri saya” tukas Gibran mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

Mendengar itu membuat Tari cukup terkejut, dia baru tahu kalau bosnya adalah suami dari sahabatnya sendiri. tapi kenapa selama ini Naina tidak pernah cerita padanya soal sudah menikah dengan atasan mereka.

“Hei pembokat, jangan sampai kau memberitahu orang kantor kalau Naina adalah istriku awas kalau semua ini sampai diketahui oleh mereka semua maka kau benar-benar akan habis di tanganku” ucap Gibran mengancam Tari.

“I...iya pak” jawab Tari.

“Tari,.” Seru Naina saat sudah didepan pintu rumah besar itu, ia melihat temannya itu diikat di kursi oleh Gibran.

“Naina..”

Gibran yang tadinya membelakangi pintu langsung berbalik menatap pintu rumahnya itu, senyum miring tercipta di wajah tampannya tersebut.

Naina yang tadinya akan mendekat langsung terhenti saat melihat Gibran yang menatapnya dengan senyum mengerikan.

“Akhirnya kau datang juga perempuan tidak tahu diri” desis Gibran.

Naina menelan ludahnya dengan berat, rasa takut kembali menyelubung padanya saat ini.

“Pak..Pak Gibran saya mohon lepaskan Tari pak, saya mohon” pungkas Naina yang langsung berlutut didepan Gibran.

“Tentu saja dia akan ku lepaskan istriku sayang, dia hanya umpan mengerti” Gibran menekuk kakinya didepan Naina, ia mengusap dagu perempuan itu yang tampak bergidik takut dan menghindar dari sentuhannya.

Gibran tak perduli, dia langsung berdiri dan mendekati Tari. Ia langsung membuka ikatan pada perempuan itu.

“Sudah aku lepas, sana pergi dari rumahku” perintah Gibran setelah melepaskan ikatan pada Tari.

“Naina,.” Tari bukannya pergi dia malah memeluk Naina, ia merasa lega karena bisa terbebas dari Gibran tapi dia juga merasa bersalah pada Naina karena dirinya temannya itu terpaksa muncul.

“Tari kamu nggak pa-pa kan, kamu nggak di apa-apakan oleh pak Gibran. Aku minta maaf Tari, gara-gara diriku kamu begini” naina memeriksa Tari melihat adakah luka ditubuh temannya itu. dia merasa bersalah atas apa yang menimpa Tari saat ini.

“Aku nggak pa-pa kok Naina, kamu sendiri gimana? Aku..aku minta maaf ya Naina” Tari terisak sambil memeluk sahabatnya tersebut.

“Sudah, jangan banyak drama dirumahku.” Gibran melepaskan paksa pelukan Tari pada Naina.

“Pak sebentar, sebentar pak saya masih mau bicara sama Naina” tari berusaha untuk berbicara dengan temannya.

“Tari lebih baik kamu pergi saja, aku tidak apa-apa” lirih Naina meminta temannya untuk pergi saja karena dia tidak mau temannya tersebut bakal bahaya kalau terus di rumah Gibran.

“Tapi Nai..”

“Udah Tar, aku beneran nggak pa-pa” pungkas Naina meyakinkan sang teman.

“Kau dengar, sana pergi” Gibran langsung mendorong Tari agar keluar dari dalam rumahnya. Pria itu langsung menutup pintu saat Tari sudah berada di luar.

Gibran langsung menarik lengan Naina agar berdiri,

“Kau berani sekali kabur dari rumahku”

“Kenapa aku harus tidak berani pak, aku butuh kebebasan. Aku tidak ingin tinggal bersama pak Gibran lagi, aku ingin kita pisah pak” Naina mengatakannya dengan bibir bergetar.

“Kau mulai melawan ternyata,” tangan Gibran yang tadinya berada di lengan Naina kini berada di leher perempuan itu mencengkram kuat leher perempuan lemah tersebut.

“Kau pikir akan semudah itu pergi dan menghilang dari pandanganku. Aku tidak akan membiarkan perempuan tak tahu diri sepertimu pergi dengan mudah mengerti. Kau harus memberikan anak lebih dulu padaku baru kau pergi dari sini”

“A...Apa..ta..tadi pak Gibran bilang apa..Anak? ke..kenapa bapak ingin saya memberikan anak pada bapak bukannya bapak ti..tidak mau punya anak dari saya”

“Jangan geer dulu, aku terpaksa menuruti papaku untuk punya anak darimu. Kau ingin lepas dariku kan maka berikan anak dulu padaku” Gibran melepaskan cengkeramannya pada Naina.

“Untuk apa saya memberikan anak pada bapak, bapak punya kekasih minta saja pada kekasih anda pak. Tolong lepaskan saya”

“Kalau dia mau aku tidak akan memintanya darimu, kau tidak usah banyak bicara sekarang. Kau wanita gila duit kan, kalau kau sudah memiliki anak nanti terserah dirimu mau pergi kemana dan serahkan anakmu nanti padaku”

“Misalkan aku nanti akan punya anak denganmu pak, aku tidak sudi dan tidak akan menyerahkan anakku padamu pak. Aku tidak akan melakukannya” ucap Naina lantang.

“Kau perempuan tak tahu diri”

PLAKKKK

Gibran marah dan langsung menampar Naina membuat perempuan itu tersungkur di lantai dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah saat ini.

“Aku tidak perduli kau akan menyerahkannya atau tidak, aku akan mengambil paksa darimu mengerti” Gibran menatap sekilas Naina entah mengapa dia jadi tak tega melihat ada darah di sudut bibir perempuan itu. ia langsung pergi begitu saja untuk menghilangkan perasaan bersalah tersebut.

Naina memegangi wajahnya sambil menangis menatap kepergian Gibran.

“Pak GIBRAN HARUS INGAT AKU TIDAK AKAN MENYERAHKAN ANAKKU NANTI, AKU AKAN MEMBAWANYA PERGI BERSAMAKU” Teriak Naina mengiringi langkah Gibran yang semakin menjauh.

..............................................

Sudah hampir satu bulan sejak kekerasan yang dilakukan Gibran itu, Naina sama sekali tak bicara dengan Gibran dia hanya membuatkan sarapan tanpa bertemu dengan Gibran dirumah. ia langsung pergi ke kantor pagi-pagi dan saat dia membuatkan makan malam ia juga melakukan hal yang sama dia akan langsung pergi ke kamar dan merebahkan dirinya di sofa.

Bahkan saat Gibran meminta kewajibannya dia hanya diam menurutinya tanpa suara bak hanya boneka pemuas nafsu saja. entah yang membuatnya aneh yaitu sikap Gibran yang hanya diam saja tetapi dia sesekali juga melakukan kekerasan padanya menampar dan menarik rambutnya saat mereka tengah berada di atas ranjang mungkin pria itu lakukan agar ia mengeluarkan suara tapi itu semua tak membuatnya merintih kesakitan. Hatinya sudah mati tak berasa..

Pagi hari Naina terbangun dari tidurnya, dia menarik selimut keatas agar menutupi bagian tubuhnya yang polos. Dia semalam lagi-lagi harus melayani Gibran dengan paksa, pria itu kini tengah tertidur lelap disebelahnya menghadap kearahnya.

“Kau semalam bisa lembut juga denganku, tapi kenapa hari-harimu begitu kejam” lirih Naina sambil menatap wajah tampan Gibran yang tertidur pulas. Rasanya tangannya saat ini ingin menyentuh hidung mancung suaminya itu tapi ia sedikit takut untuk melakukannya. Jujur hatinya sedikit bergetar karena apa yang dilakukan Gibran semalam memperlakukannya begitu lembut tak seperti biasanya.

Baru saja dia akan menyentuh hidung mancung suaminya, pria itu langsung terbangun dan berlari ke kamar mandi dengan celana pendeknya melihat itu membuat Naina sedikit terkejut.

Entah apa yang terjadi dengan Gibran, tiba-tiba saja dia terbangun dan ingin muntah membuatnya berlari ke kamar mandi saat ini.

Huekkkk huekkkk

Gibran terus memuntahkan isi perutnya, mendengar itu Naina yang ada di tempat tidur merasa heran dan penasaran.

Hoeekkk

Mendengar suara muntahan Gibran yang semakin keras membuat Naina merasa khawatir entah kenapa dia ada perasaan itu. apa karena dia sudah jatuh cinta dengan suaminya tersebut.

“Naina..Naina kemari” panggil Gibran pada Naina.

“Naina kau tuli cepat kemari bantu aku..” lagi Gibran berteriak memanggil Naina.

“Iya sebentar” jawab Naina buru-buru mengambil daster miliknya yang ada di lantai dan langsung memakainya setelah ia sudah memakai daster tersebut ia segera menghampiri Gibran yang masih berada di dalam toilet.

°°°

T.B.C

1
安呢
Luar biasa
Borahe 🍉🧡
Erlan adik tirinya Gibran yah?
Borahe 🍉🧡
Nanda cewe apa Cowo thor? kok manggil Om nmnya kek nama cewek
Borahe 🍉🧡
makanya kalau mau dapat anak, sayangi juga Ibunya. bru tau rasakan kamu kehilangan keduanya
Borahe 🍉🧡
lah sdh tau egois. masih dipertahankan
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
bagus khalif. biar nyesel. klo bisa bercerai aj biat tau rasa tu kutukupret gibran
Julia Juliawati
hamidun mgkn
Julia Juliawati
laki2 durjana km gibran
Firgi Septia
perempuan egois kentara perempuan yg TDK baik laki2 nya bodoh TDK bijak
Firgi Septia
dasar suami kejam TDK punya perasaan ajak nikah pacar padahal istri sdh ada 😡😡
gah ara
bangunin singa tidur anda paaakkkkk
Suriani Lahusi Lajahiti
Luar biasa
Datu Zahra
ini mark dokter macam apa sih..? emosian kalau urusan naina. Udah tau pasien hilang ingatan. Dokter gila
Datu Zahra
Kasihan Alisha, dia dulu juga enggak salah² amat. Tega bener semua jadi pada jahat sama dia dan anaknya
Datu Zahra
Mark dokter macam apa, inget sumpah dokter. Mengabaikan pasien cuma karena urusan pribadi
Datu Zahra
Mantan pacarnya Gibran, Alisya
Datu Zahra
Nangis mulu setiap baca dibeberapa part, kaya ikut ngerasa sakitnya
Datu Zahra
punya pacar nikahin orang lain, maksa tapi diperlakukan enggak manusiawi. Dasar lelaki gila
maria handayani
/Shy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!