Layaknya matahari dan bulan yang saling bertemu disaat pergantian petang dan malam, namun tidak pernah saling berdampingan indah di langit angkasa, seperti itulah kita, dekat, saling mengenal, tapi tidak pernah ditakdirkan untuk bersama.
Aku akan selalu mencintaimu layaknya bulan yang selalu menemani bintang di langit malam. Diantara ribuan bintang di langit malam, mungkin aku tidak akan pernah terlihat olehmu, karena terhalau oleh gemerlapnya cahaya bintang yang indah nan memikat hati itu.
Aku memiliki seorang kekasih saat ini, dia sangat baik padaku, dan kita berencana untuk menikah, tetapi mengapa hatiku terasa pilu mendengar kabar kepergianmu lagi.
Bertahun-tahun lamanya aku menunggu kedatanganmu, namun hubungan kita yang dulu sedekat bulan dan bintang di langit malam, justru menjadi se-asing bulan dan matahari.
Kisah kita bahkan harus usai, sebelum sempat dimulai, hanya karena jarak yang memisahkan kita selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roshni Bright, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Runtuh
Karissa mengingat masa-masa Mereka sebelum menikah dengan Jidan, kala itu Karissa sangat membencinya, namun ternyata rasa benci itu lama-kelamaan berubah menjadi rasa cinta, dan akhirnya menikah.
Karissa membenci Jidan karena Jidan selalu mengikutinya ke manapun Ia pergi, dan juga Jidan terkenal buaya darat di kampusnya, bukan hanya Karissa saja yang digoda olehnya, melainkan juga mahasiswa lain di kampusnya.
“Ngapa sih Lu deket-deket? Sana pergi!” usir Karissa mendorong Jidan.
“Lu lihat nanti ya Karissa, cepat atau lambat, Lu pasti bisa jadi istri gw!” ucap Jidan meneriaki Karissa yang sudah jauh berjalan darinya.
Karissa merasa risih saat Jidan berkata seperti itu, namun lambat laun, perkataan Jidan terbukti, Karissa akhirnya jatuh cinta pada Jidan.
Awalnya Jidan membantu Karissa yang hendak dibawa oleh beberapa Pria saat sedang berjalan sendirian di tepi jalan malam.
“Lepas!” pinta Karissa berusaha melepaskan diri dari Mereka, namun tidak bisa, karena Mereka lebih kuat darinya.
Jidan yang melihat segera menolongnya.
“Lepaskan Dia!” ucap Jidan dengan nada ketus.
“Siapa Lu Hah?” tanya para Pria yang ingin membawa Karissa.
“Gw suaminya,” jawab Jidan yang langsung menyerang Mereka.
Mendengar jawaban Jidan, sontak membuat Karissa terkejut, mengingat keduanya tidak pernah ada hubungan apapun, selain hanya teman satu kampus saja, namun Karissa nampak tidak mempedulikan hal itu, karena Jidan telah menolongnya dari para Pria yang ingin berniat jahatnya.
Para Pria yang tadi ingin membawa Karissa pun pergi menjauh dengan berlari tertatih-tatih.
Karissa yang merasa ketakutan langsung berlari memeluknya, dan mulai saat itulah hubungan keduanya menjadi semakin dekat. Melihat Karissa yang sudah mulai jatuh hati padanya, Jidan langsung melamarnya, karena tidak ingin melewatkan kesempatan emas itu.
Jidan melamar Karissa tepat 1 tahun hari kelulusannya, dan akhirnya Mereka menikah.
Karissa Lexia Ibu Ji-hyeon seketika teringat masa lalunya dengan Anggasta Jidan saat baru saja menikah.
“Sayang,” panggil Rissa.
“Iya Sayang,” jawab Jidan.
“Kamu nanti mau punya anak berapa?” tanya Rissa.
“Sepuluh,” jawab Jidan tertawa kecil.
“Sepuluh? Banyak banget Mas!”
“Terus berapa dong?”
“2 aja ah! Cowok sama cewek.”
“Semisal belum dapat anak cewek nih, anak Kita laki semua gimana?”
“Ya bikin lagi sampai dapat anak cewek.”
“Yaudah kalau gitu bikin yuk!” ajak Jidan menggodanya dan langsung menarik selimutnya, hingga menutupi wajah Mereka.
Selimut itu nampak bergerak-gerak dan ya Kalian pasti tahu mengapa selimut itu bergerak.
Karissa dan Jidan mulai mempersiapkan segalanya untuk menyambut kelahiran anak pertama Mereka yang merupakan seorang laki-laki.
“Anak Kita mau dikasih nama siapa Mas?” tanya Karissa menatap Jidan.
“Hm sebentar, Kita cari referensinya dulu ya di google,” jawab Jidan.
“Harus ada kata “Ji” nya sih, biar ada nama bapaknya gitu, tapi apa ya? yang gak pasaran gitu?” tanya Jidan.
“Hm.. yang gak pasaran ya? Gimana kalau pakai nama Korea aja Mas? Dijamin gak pasaran di Indonesia deh, gimana?” tanya Karissa.
“Nama Korea? Tapi apa?”
“Wait!” pinta Karissa mencari referensi nama Korea di google.
“Hm.. Gimana kalau Ji-hyeon aja Mas?” tanya Karissa.
“Ji-hyeon? artinya apa?” tanya Jidan.
“Ji-hyeon artinya berbudi luhur dan bijaksana,” jawab Karissa.
“Oke juga tuh nama! terus nama panjangnya apa?” tanya Jidan.
“Fazwan Dzuhairi Ji-hyeon,” jawab Karissa.
“Maknanya apa?” tanya Jidan.
“Fazwan Dzuhairi Ji-hyeon itu artinya anak yang cerdas, beruntung, berbudi luhur dan bijaksana yang berhasil dengan baik dalam bertumbuh tinggi seperti bintang,” jawab Karissa.
“Oke, aku setuju dengan nama itu,” ucap Jidan tersenyum menatapnya.
Karissa kemudian mengingat ketika Dia sedang mengandung Jolie anak keduanya.
“Sayang, aku sudah menyiapkan nama untuk anak kedua Kita, tapi aku gak tahu sih, Kamu bakalan setuju atau tidak dengan nama yang sudah aku persiapkan untuknya,” ucap Jidan.
“Siapa namanya Mas?” tanya Karissa.
“Emersyn Jolie,” artinya anak perempuan yang cantik, kuat, berani, penyayang, memiliki kemampuan berbicara yang baik, penuh semangat, dan mudah untuk beradaptasi,” jawab Jidan.
“Wahh... Bagus banget Mas namanya!” ucap Karissa yang nampaknya menyukai nama anak kedua Mereka yang diberikan oleh Jidan.
Karissa nampak tersenyum dengan airmatanya yang terus menetes.
“Entah sejak kapan Wanita itu masuk ke dalam kehidupan Kita. Mungkin saat Mas Jidan ditugaskan di luar kota, jauh dariku dan kedua anaknya yang membuat Dia akhirnya merasa kesepian, hingga berpaling ke lain hati ...”
“... Aku tidak tahu, apakah Perempuan itu mengetahui jika Mas Jidan sudah berkeluarga atau belum, jika belum, kasihan sekali Dia, seharusnya Dia bisa mendapatkan Pria lain selain Mas Jidan, tapi jika Dia sudah mengetahui, jika mas Jidan sudah berkeluarga, tega sekali hatinya merusak rumah tangga Kita ...”
“... Kenapa pria itu seperti Wi-Fi ya, dan Wanita seperti bluetooth. Pria itu sama seperti Wi-Fi, yang akan terputus jika perangkat yang tersambung terlalu jauh atau susah sinyal dengan Wi-Fi, dan akan tersambung ke perangkat yang lebih dekat dan sinyal yang memadai dari Wi-Fi tersebut ...”
“... sedangkan Wanita seperti bluetooth, “tetap bisa tersambung ke perangkat, walaupun perangkat itu sedang dalam keadaan berjauhan dengannya, tetapi tetap bisa terbaca oleh perangkat selama bluetooth itu dinyalakan ...”
“... Entah siapa yang salah, yang pasti, tidak akan ada perselingkuhan selama tidak ada penggoda dan tidak tergoda ...”
“... Bukannya menjelekkan Wanita, karena aku juga Wanita, aku tidak ingin melakukan hal itu, walaupun Dia semena-mena padaku ...”
“... Jika penggodanya adalah Wanita itu, mengapa Suamiku dengan mudahnya tergoda olehnya? Jika yang menggoda Suamiku, mengapa dengan mudahnya Dia melupakanku dan Anak-anaknya? ...”
“... hanya karena jarak Kita yang berjauhan olehnya, secepat itu Kami dilupakan olehnya. Ya Allah atur saja bagaimana baiknya untuk Kami, sungguh, aku merasa lelah dengan semuanya,” ucap Karissa meneteskan airmatanya.
Ketika sedang merenungi nasibnya dan anak-anaknya ke depan, anak keduanya yang masih balita merangkak ke luar kamarnya yang terbuka.
Melihat Putrinya ke luar kamar, Ia segera menghapus airmatanya dan menghampiri Putrinya itu.
“Haduh! Anak Mama! Mau ke mana Nak?” tanya Karissa yang langsung menggendongnya.
“Assalamualaikum Mah,” ucap Ji-hyeon yang langsung masuk ke dalam rumah, karena pintunya terbuka.
“Wa'laikumsallam, gimana sekolahnya Nak? Lancar?” tanya Karissa.
“Aman kok Mah, aku ke kamar dulu ya Mah, ganti baju,” ucap Ji-hyeon.
“Iya Sayang, nanti habis mandi turun langsung ya ke bawah, Kita makan sama-sama.”
“Iya Mah,” jawab Ji-hyeon menutup pintunya.
Karissa menyiapkan makanan sederhana untuk Mereka makan siang. Karissa sesekali menatap Jolie, karena takut Jolie kenapa-kenapa Ia tinggal memasak.