Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adik Kecil Kesayangan
“Kamu mau apa ?” Siyoon melihat Gibela mengambil dompet dari tasnya.
“Aku yang akan membayar semuanya,” tambahnya.
“Oh jadi kamu traktir ?”
“Anggap saja begitu,” Siyoon mengeluarkan kartu blackcard dari dompetnya.
“Waw dia benar-benar kaya,” seketika mata Gibela berbinar melihat blackcard Siyoon.
Saat Siyoon melakukan pembayaraan terdengar dua orang gadis berbisik-bisik “Dia tampan sekali, mirip dengan Siyoon BBS.”
Ketampanan Siyoon terpancar jelas meski memakai masker, selain gadis-gadis itu beberpa orang yang berada disana juga ikut memperhatikannya sampai keluar café.
“Dia memang tampan sih sow pasti gadis-gadis itu tidak mau melewatkannya,”
dengan pelan Gibela mengatakannya.
“Kamu mengatakan sesuatu ?” langkahnya terhenti mendengar ucapan Gibela yang samar-samar.
“Tidak ada, ayoo kita pulang !” berjalan melewati Siyoon.
Siyoonpun berjalan kearah yang berbeda untuk mengambil mobilnya.
“Ayo aku antar kamu pulang !” ajak Siyoon membuka kaca mobilnya.
“Tidak perlu aku naik taksi aja.”
“Naiklah, aku sudah janji pada temanmu itu untuk mengantarkanmu pulang,” Siyoon turun dari mobilnya lalu membukakan pintu mobil.
“Baiklah.”
“Kamu tinggal dimana ?” tanya Siyoon sambil mengendarai mobil, Siyoon sengaja membawa mobil biasa yaitu minivan agar tidak terlalu mencolok.
“Tempat tinggalku jauh dan terpencil.”
“Berapa jam waktu tempuhnya ?”
“2-3 jam pake mobil dan 1 jam pake motor bagi yang sudah terbiasa kesana.”
“Tadi kamu berangkat jam berapa dari sana ?”
“Oh kalau tadi aku berangkat dari penginapan bukan dari rumah,” Siyoon meliriknya sebab tidak mengerti dengan perkataan Gibela.
“Sorry sorry, rumah orang tuaku di Cisalak sedangkan aku merantau ke Subang untuk bekerja.”
“Tinggal di kosan ?”
“Iya, tapi karena temanku dari Jakarta datang untuk berlibur dan ingin menonton konser BBS jadi kami menginap di vila terdekat.”
“Villa mana ?”
“Villa tulip,” saat Gibela menjawab ponsel Siyoon berdering, Siyoon langsung mengangkat telponnya.
“Ini masih belum larut,” Siyoon melihat jam tangannya seusai mengobrol di telpon, Siyoon menjawab panggilan telponnya sangat pelan sehingga Gibela tidak bisa mendengar dengan jelas.
“Baru jam 7 malam,” Gibela mengangkat lengan baju miliknya.
“Jam tangan itu dan gelangnya sama persis,” gumam Siyoon yang melihat jam tangan digital berwarna hitam dan gelang perak rantai dengan inisial G, rantai ujung gelang memanjang di hiasi liontin (didalamnya tersimpan mutiara berwarna merah berukuran kecil).
“Heyy perhatikan jalannya di depan ada orang menyebrang !”
“Ahh sorry …” Siyoon kembali fokus ke depan.
“Kamu ada acara lain setelah ini ?”
“Gak ada.”
“Kalau begitu ikut bersamaku ke penginapan untuk bertemu semua member BBS.”
“Hah ngapain ?”
“Mau ikut atau gak ?”
“Emn …….”
“Aku sudah chat Clara.”
“Ehh aku belum setuju loh,.”
“Terlambat.”
“Haist menyebalkan,” gerutu Gibela.
“Semua member BBS pasti ada disana, kalau mereka mengenaliku bagaimana ?” suara hati Gibela.
Mobil mereka melewati gapura Penginapan Capernik Ciater, Gibela menyadarinya jalan yang dilewatinya adalah jalan yang sama menuju tempat penginapannya atau Vila Tulip.
“Sudah sampai, ” Siyoon turun dari mobil.
“BBS menginap di villa yang bersebrangan dengan vila kami ?”
“Mau turun tidak ?” Siyoon membuka pintu mobilnya.
“Ehhh iya sorry,” Gibela berjalan di belakang Siyoon menuju pintu Vila.
“Aku pulang,” Siyoon membuka pintu.
Anggota BBS sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tiga orang member BBS yaitu Hae, Jimie dan Joong sedang bermain game bola sedangkan Nijie, Gino dan Fohe berada di lantai 2.
“Akhirnya Hyung pulang juga,” ucap Jimie asik bermain game tanpa menoleh.
“Hyung bawa makanan gak ?” tanya Joong melirik Siyoon, Joong terpaku melihat sosok gadis di belakang Siyoon.
“Joong giliranmu, cepatlah !!” Hae menarik tangan Joong.
“Ada apa denganmu ?” saat melihatnya Haepun langsung diam.
“Heyy ada apa dengan kalian ?” Jimie ikut berbalik untuk melihat.
Tidak mudah bagi BBS untuk mengadakan konser di Ciater apalagi tempatnya di D’Castiel. Mereka harus berdebat dengan agensi agar mendapatkan ijin, butuh waktu yang cukup lama bagi mereka meyakinkan agensi hingga akhirnya agensi memberikan ijin dan mendukung sepenuhnya. Bukan hanya dengan agensi member BBS sempat berdebat satu sama lain, tapi untungnya Nijie dan Siyoon mampu mererai adik-adiknya. Diakhir pereraian Siyoon berkata “Jika suatu hari aku membawa seorang wanita dia bukan orang lain melainkan gadis penyelamat kita.”
“Ah iya perkenalkan dia Gibela,” membawanya masuk. Hae, Jimie dan Joong langsung berdiri untuk menyapa.
“Hallo namaku Hae, ini Joong dan Jimie.”
“Hay salam kenal,” menjabat tangannya.
“Waktu sebelumnya bertemu mereka tidak seperti ini kenapa sekarang berbeda ?” suara hati Gibela.
“Duduklah disini !” Jimie membersihkan sofanya.
“Maaf berantakan …” sambil tersenyum Hae mengambil semua cangkang snack yang berserakan.
“Mau minum apa ?” tanya Joong sambil mematikan game di layar TV.
“Apa aja boleh,” Gibela duduk di sofa yang ditunjukan Jimie tadi.
“Anggap aja keluarga sendiri !” ucap Siyoon melirik Gibela.
“Hyuuuung cepat turun ada tamu !!!” teriak Hae sambil membuang sampahnya.
“Ada siapa sampai kamu harus teriak-teriak begitu padaku ?” Nijie menuruni tangga,
diikuti Gino dan Fohe di belakangnya.
“Itu disana Hyung,” kepala Joong menjulur dari balik dingding pemisah dapur dan ruang tv.
“Siapa sih ?” Gino menyipitkan mata agar dapat melihatnya dengan jelas.
“Pacar baru Siyoon Hyung ?” tanya Fohe memastikan.
“Astaga apa kamu lupa ?” Joong memukul kepala Fohe dengan centong.
“Gadis penyelamat …” perlahan Nijie dapat mengingat perkataan Siyoon.
Nijie menghampiri Gibela yang sedang memperhatikan sekelilingnya sembari duduk di temani Siyoon.
“Hay namaku Nijie,” mengulurkan tangan.
“Gibela,” menjabat tangannya kembali.
“Apa kalian sudah memastikannya kalau dia itu gadis penyelamat kita ?” tanya Fohe.
“Aku yakin sepenuhnya Hyung, Siyoon Hyung tidak mungkin membawanya kesini kecuali dia adalah gadis penyelamat sesuai perkataannya.”
“Menurutmu apa yang di sukainya ?”
“Susu pisang …”
“Pasti jus stroberi …”
“Tidak tidak pasti susu pisang,” saling bertatapan tajam.
“Jadi Hyung mau bantu aku memisahkan mereka atau …” saat Jimie berbalik Gino dan Fohe sudah duduk bersama mengobrol dengan Gibela.
“Sudah pasti aku lagi…” mengangguk pasrah menghadapi Hae dan Joong.
Setelah berhasil memisahkan mereka berdua Jimie membawa satu piring kue kukus coklat untuk di sajikan.
“Jika ingin makan yang lain katakan saja,” Jimie meletakannya di meja, tidak lama kemudian disusul Joong yang membawakan satu mangkuk jelly dipenuhi buah-buahan.
“Minumannya datang …” Hae membawanya menggunakan nampan seperti pelayan-pelayan di restoran.
“Coba di cicip !” Joong memberikan sendok kecil.
“Emnn ini enak rasanya manis dan segar.”
“Benarkah ?”
“Iya …” tanpa rasa ragu lagi dan lagi Gibela memakannya sampai mangkuknya kosong.
“Kamu menyukainya ?”
“Hemnn …” mengangguk sambil menjilat sendoknya sampai bersih.
Siyoon tersenyum memperhatikannya dan dalam hatinya berkata “Dasar tukang makan.”
“Sering-sering main kesini nanti aku buatkan yang banyak.”
“Oppa membuatnya sendiri ?”
“Iya aku yang membuatnya.”
“Ohh pantesan rasanya sangat manis soalnya yang membuatnya juga manis,” Joong tersipu mendengarkan pujian Gibela.
“Tapi sayang Joong bukan makanan,” ucap Nijie.
“Emangnya kenapa ?” tanya Joong.
“Kalau makanan sudah pasti aku potong-potong buat sajian,” jawab ketus Nijie.
“Hyuungg …” mukanya bercampur sedih, semua orangpun menahan agar tidak tertawa.
“Ini juga enak ko,” Gibela mengambil satu potong kue kukus yang dibawa Jimie tadi.
“Itu bukan buatanku.”
“Tapi ini dibawa sama Oppa jadi rasanya semakin enak.”
“Kamu bisa aja,” Jimie tidak bisa menyembunyikan rasa malunya.
“Minumannya ?”
“Emnn seger, sesegar aku melihat wajah Oppa,” canda Gibela tersenyum pada Hae.
Baru saja Gibela bertemu semua member tapi dia sudah dapat mengambil hati semua orang hanya dengan candaannya itu, seperti sudah kenal lama Gibela tidak sungkan mengobrol bahkan memakan sajian yang disuguhkan.
“Tada keripik dengan berbagai rasa,” saking banyaknya yang dibawa Gino sampai kesulitan membawanya.
“Dapat dari mana ?”
“Tuuhh disana ?” menunjuk lemari disamping kulkas.
“Ehhh itukan keripik punyaku berikan padaku !!” ternyata kripik yang diambil Gino adalah milih Joong.
Mereka berlarian kesana kemari, keripik yang dipeganginyapun berjatuhan.
“Baiklah aku menyerah,” mengangkat kedua tangannya.
“Nah …” memberikannya pada Gibela.
Semua orangpun terpelongo melihatnya, siapapun tidak diijinkan mengambil camilan miliknya tapi kini dia sendiri yang memberikannya itupun pada Gibela.
“Dasar adik kecil kesayangan,” ucap Siyoon.
“Emnn berapa usiamu ?”
“24 tahun.”
“Wah 2 tahun lebih muda dariku,” sahut Joong.
“Bagaimana kalau kita memanggilnya adik kecil ?” tanya Fohe.
“Asal sebut juga ternyata bisa berguna,” ucap Siyoon.
“Setuju ….”
“Bagaimana menurutmu ?” Gino menanyakan pendapatnya Gibela.
“Aku tidak keberatan sebutan adik kecil sebagai nama panggilanku.”
“Adik kecil tau siapa kami gak ?”
“Tau.”
“Pernah bertemu kami sebelumnya ?”
“Beberapa kali bertemu, pertama kalian adalah Boy Band ternama di dunia semua orang tau itu bahkan ada ribuan Rymi di Indonesia, kedua aku menonton konser kalian tiga hari yang lalu, ketiga di hari konser salah satu staf proferti merusak kendaraan temanku dan Oppa memberikan aku pinjaman mobil, keempat ??”
“Ada apa dengan pertemuan keempat ?” Hae mencoba memancingnya.
“Itu sudah lama sekali harusnya aku simpan di bagian pertama.”
“Mungkin bertemu saat kami di bandara.”
“Bukan yang bener itu di wisata D’Castiel,” setelah mengatakannya Gibela segera menutup mulutnya.
“Seharusnya aku tidak mengatakannya,” suara hatinya kesal karena dirinya mengatakan kebenaran.
“Akhirnya kamu mengatakannya sendiri.”
“Kamu tau itu ?” tanya Gibela menatap Siyoon.
“Filingku kuat,” jawabnya dingin.
“Yang benar saja ?” Gibela menyipitkan matanya.
"Sejak kapan dia mengetahui dan bagaimana ?" dalam hatinya bertanya-tanya.
“Dulu Siyoon Hyung pernah berkata jika dia membawa seorang gadis bertemu kami itu artinya bukan pacar atau teman melainkan gadis penyelamat kami.”
“Entah bagaimana dia mengetahui kalau sebenarnya kamulah gadis yang selama ini kami cari,” sambung Nijie.
“Kita sudah beberapa kali ketemu tapi kenapa baru sekarang ?”
“Aku memerlukan waktu untuk memastikan kalau kamu itu benar atau bukan gadis penyelamat kami,” jawab Siyoon menatap dalam Gibela.
“Kamu pergi begitu saja dalam keadaan terluka kami sangat menghawatirkan kamu saat itu.”
“Hae Oppa luka itu tidak seberapa lagipula aku bisa menyembuhkannya dengan mudah, saat tiba di kosan temanku membantu menyembuhkan lukanya.”
“Tunggu maksudnya mengobati kan ?”
“Dia memiliki kekuatan penyembuh, siapapun yang terluka bisa disembuhkan olehnya dalam hitungan menit bahkan detik.”
“Adik kecil apa kamu manusia atau sejenis ?” semua orang menunggu jawaban dari Gibela.
“Alien ?”
“Pantas saja.”
“Kalian salah paham aku ini manusia biasa.”
“Tapi kenapa adik kecil memiliki kekuatan dan temanmu itu juga ?”
“Ceritanya panjang yang pasti kekuatan yang aku miliki adalah amanah yang harus dipegang dan dijalankan dengan baik jika tidak maka dampaknya sangat buruk.”
Dari setiap obrolan mereka BBS terus menyebut nama ‘adik kecil’ kecuali Siyoon. Orang yang paling sering menyebutnya adalah Nijie. Nijie adalah member tertua di grup BBS, biasanya yang mereka manjakan adalah Joong tapi kini Gibela menjadi satu-satunya kesayangan member BBS begitupun dengan Joong, dia menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.
“Sekarang sudah tengah malam,” Siyoon menyela obrolan.
“Jam 1 malam,” Gibela kaget melihat jam dingding yang terpajang.
“Haist HPnya lowbet lagi,” mengecek ponselnya.
“Kenapa tidak mengingatkan aku sih,” Gibela bertanya pada Siyoon.
“Mode senyap,” memperlihatkan ponselnya.
“Mau pulang ?” tanya Hae.
“Ne Oppa aku harus segera pulang.”
“Baiklah kalau begitu, hati-hati dijalannya !”
“Hyung mau antar adik kecil pulang ?” tanya Joong melihat Siyoon mengenakan jaket.
“Gino Hyung boleh kan aku ikut mengantar adik kecil ?”
“Aku juga,” Hae ikut-ikutan.
“Bagaimana Hyung ?” tanyanya pada Nijie.
“Pergilah.”
“Horee … “ mereka berdua kegirangan menuju mobil.
“Aku juga ikut ….” Jimie berlari mengejar Hae dan Joong.
“Pastikan adik kecil sampai dengan aman,” Nijie menepuk pundak Siyoon.
“Kalian bertiga jangan membuat keributan disana !!!” teriak Gino.
“Apa tidak masalah jika mereka ikut ?” tanya Fohe tidak yakin.
“Ku harap begitu,” masuk kevila diikuti Gino dan Fohe.
“Dimana tempat penginapannya ?” tanya Siyoon sembari mengendarai mobil.
“Villa Tulip.”
‘Cekiiiitttt’ Siyoon mendadak menginjak rem. Jimie, Hae dan Joong yang duduk dibelakang terpental dan kepala mereka mengenai kursi bagian belakang yang diduduki Gibela dan Siyoon.
“Hyuuungg ?” Jimie mengusap jidatnya.
“Kenapa tiba-tiba …” tanya Joong.
“Jadi selama ini tempat penginapan kita bersebrangan ?”
“Haaahh” mereka saling melirik.
“Bisa sambil jalan ?”
“Tentu.”
“Sangat dekat,” ucap Jimie, Hae dan Joong mengangguk setuju ketika mobil berbelok ke jalur Vila Tulip.
Sesampainya di depan Vila Gibela langsung turun begitupun dengan Jimie untuk pindah tempat duduk di depan.
“Kalian gak masuk dulu ?”
“Lain waktu saja ….”
“Baiklah, terima kasih sudah mengantarkanku pulang,” Gibela melambaikan tangannya.
“Sampai jumpa nanti,” Joong, Jimie dan Hae membalas lambaiannya.
“Hati-hati di jalan !!”
Gibela membuka perlahan pintu lalu berjalan mengendap-ngendap masuk. Saat langkah kakinya menginjak tangga pertama tiba-tiba lampunya menyala.
“Kalian belum tidur ?” berbalik melihat sambil tersenyum.
“Ehem pukul berapa sekarang gays ?” ucap Clara tegas.
“Pukul 01.20 WIB,” jawab Yeni.
“Sorry ….” Gibela memegang kedua telinganya.
“Ditelpon gak aktip di chat gak dibalas centang satu lagi,” Boy menggelengkan kepala.
“Resiko punya anak gadis ya begituh lah …” tambah Rayhan.
“HPku lowbet,” Gibela mengeluarkan ponselnya dari tas.
“Siyoon Oppapun tidak membalas chatku.”
“HP dia dalam mode senyap,” menyeringai.
“Jadi kamu ini sengaja atau bagaimana sih Gi ? jika terjadi sesuatu bagaimana coba ? apa yang harus kami katakan pada Guru ? dan orang tuamu bagaimana dengan mereka ?”
“Sorry sorry aku gak sengaja sungguh,” menghampiri Clara untuk menenangkannya.
“Lagi lagi begini …”
3F adalah grup nomer 1 di gedung pod sedangkan BBS merupakan grup boyband ternama di dunia. Di dunia yang berbeda tapi sama-sama lebih unggul dari yang lainnya, grup mereka memiliki ciri khas masing-masing. Ketenaran yang mereka miliki tidak luput dari pembenci, banyak orang yang ingin menjatuhkan nama grup mereka. Tapi yang mencintai dan menyayangi merekapun tidak kalah banyak salah satunya adalah fans mereka yang royal dan selalu mendukung apapun yang terjadi. Dunia ini keras semakin melonjak prestasi yang dimiliki maka semakin banyak orang yang membenci, sifat alaminya tidak akan pernah hilang. Kebanyakan orang hanya mengetahui kisahnya tapi tidak dengan ceritanya.
“Huh untungnya kalau tidak ….” hela napas Gibela selesai mandi. Dengan susah payah Gibela membujuk teman-temannya itu agar tidak marah lagi padanya, akhirnya mereka memaafkan Gibela dengan satu syarat yaitu camping di hari terakhir liburan.
“Sekarang aku harus memikirkan tempat campingnya. Emn coba aku cari referensinya dulu di google,” mengklik lokasi camping terbaik di Subang.
“Pegunungan Matahari Terbenam okey juga tempatnya.”
Keesokan harinya mereka sedang berkumpul bersama di balkon, Gibela datang dari arah belakang lalu berkata “Tidak jadi berangkat ?”
“Berangkat kemana ?” tanya Yeni.
“Kan kalian yang bilang mau pergi camping.”
“Beneran jadi ?” Clara bangkit.
“Sudah menemukan tempatnya ?” tanya Boy.
“Bagaimana menurut kalian ?” Gibela memperlihatkan gambar permandangan Wisata Pegunungan Matahari Terbenam di layar ponselnya.
“Sepertinya tempatnya nyaman dan aman,” sahut Rayhan.
“Benar sekali dijamin tidak akan
mengecewakan.”
“Kalau begitu tunggu apa lagi ?”
“Kita pergi besok saja.”
“Loh kenapa Gi, kamu kan sudah janji ?”
“Janji ngajak camping bukan janji hari ini berangkat campingnya,” pergi kembali lagi kedalam.
“Giiii….”
“Apaa ?” jawab Gibela dari kejauhan.
“Berangkatnya besok kan ?”
“Iya.”
“Ajak BBS juga dongs semakin banyak orang semakin seru.”
“Mereka sibuk.”
“Ayolah Gi …” Clara mendekati Gibela untuk membujuknya.
“Baiklah baiklah akan ku coba tanyakan, tapi aku gak janji mereka bisa ikut.”
“Iya iya tau ko …”
“Telpon atau chat yah ? telpon lebih cepat tapi di chat aja deh,” Gibela mulai mengetik di kolom chat kontak Siyoon.
Kolom Chat :
“Assalmualaikum Oppa …”
“Waalaikumsalam, nee ada apa ?”
“Besok ada agenda gak ?”
“Gak ada ….”
“Aku sama teman-teman mau camping di pegunungan matahari terbenam, mau ikut gabung gak ?”
Sebelum menjawab Siyoon bertanya terlebih dahulu ke yang lainnya “Gibela ngajak camping tuh di pegunungan matahari terbenam.”
“Kapan ?”
“Besok.”
“Gas OTW …” jawab Gino.
“Okey …” setelah mendapat persetujuan Siyoon membalas chatnya “Kami ikut, share lokasinya!” tidak lama kemudian Gibela mengirimkan lokasinya.
Pegunungan Matahari Terbenam merupakan objek wisata camping unggulan di Cisalak, tepatnya terletak di daerah Cupuraga. Jarak tempat wisata ini dari Penginapan Campernik Ciater yaitu sekitar 5 km dan memakan waktu dua jam perjalanan dengan mengendarai mobil. Lokasinya dikelilingi pohon pinus dengan pepohonan ribun disekitarnya dan dibawahnya terdapat air terjun yang menyegarkan. Dari atas para wisatawan dapat menyaksikan permandangan luar biasa indah, menuju malam menyaksikan keindahan matahari terbenam dan dipagi hari di suguhkan keindahan matahari terbit tidak cukup sampai disana ketika malam ribuan serangga akan keluar menghiasai sekitar lokasi camping. BBS sudah menunggu di depan gerbang Penginapan Campernik, mereka sudah menunggu kurang lebih 1 jam disana.
‘Tidtid …’ Rayhan membunyikan klakson.
“Akhirnya datang juga …”
“Kalian duluan,” pinta Jimie.
“Mau pindah ?” tanya Siyoon melirik Gibela yang duduk didepan.
“Tidak perlu.”
Gibela dan teman-temannya menyewa mobil Jeep Wrangler khusus untuk camping begitupun dengan BBS. Manajer Huan mengantur perjalan mereka dimulai dari sewa tempat camping, sewa kendaraan dan juga sewa tenda. Tidak seperti biasanya kegiatan kali ini private, BBS pergi tanpa didampingi kru maupun bodyguard. Manajer Huan sudah mengetahui segala kebenarannya termasuk tentang gadis penyelamat nyawanya, mereka menceritakannya atas persetujuan Gibela oleh karena itu dia mempercayai BBS pergi tanpa ada pengawalan.
“Udaranya seger banget …” Clara menghirup udara.
“Sangat indah benar-benar indah ..” Gibela berjalan ke ujung pembatas.
“Selfi yuk !” ajak Yeni.
“Biarkan para gadis menikmatinya,” Boy menurunkan peralatan camping.
Para pria mulai menyusun satu persatu tenda tidak lupa membuat dapur.
“Sepertinya para pria kelelahan,” ucap Gibela.
“Minuman segar datang …” Yeni dan Clara membawa cola-cola dingin.
“Terima kasih.”
“Hari mulai gelap ayo cari kayu bakar dulu !” ajak Gino.
“Okey ..” Fohe, Jimie dan Joong membantu Gino mencari kayu bakar.
“Jaraknya cukup jauh juga ternyata,” Hae datang bersama Nijie dan Siyoon dari air terjun mengambil air untuk memasak.
“Giiii …..”
“Hemn …”
“Masakanmu itu paling enak loh,” puji Yeni.
“Aku tau maksudmu …”
“Hehe mau di bantu ?”
“Tidak perlu, kamu bantu Clara saja membereskan tempat untuk tidur nanti.”
“Okey.”
“Masak apa ?” Siyoon menghampiri Gibela yang sedang sibuk sendiri menyiapkan makan malam.
“Sefood saos pedas, capcai, dan apa lagi yah ?”
“Bagaimana dengan sundudu jjiae dan jjampong ?”
“Aku gak tau cara memasaknya.”
“Kalau begitu aku akan membantumu.”
“Boleh,” saat hendak mengaduk celeme yang digunakan Gibela lepas dengan replek Siyoon membantu memasangnya kembali.
“Eh …oh terima kasih,” Siyoon mengangguk tersenyum membalas ucapan terima kasih Gibela.
“Umnn harum sekali,” hidung Joong menangkap aroma masakannya dengan cepat.
“Jadi semakin lapar,” sela Fohe.
“Hidangannya datang ..” Gibela membawa sepanci besar sefood dibantu Siyoon.
“Wah kayanya enak ..” Boy hampir ileran melihatnya.
“Eeeh tahan nanti air liurmu masuk,” canda Rayhan.
“Hehe …..”
“Wih makan besar nih,” ucap Nijie.
“Tolong geser mangkuknya kesebelah sana !” pinta Yeni yang membawa semangkok besar capcai.
“Rasanya kurang pedas ….” Jimie mencoba kuah sefood.
“Aku belum menambahkan cabai, sebentar !!!”
“Nih, Aku sengaja tidak memasukannya langsung soalnya kan Hae Oppa tidak suka pedas,” BBS terpaku membeku mendengar Gibela yang mengetahui Hae tidak makan pedes.
“Semua orang pasti mengetahuinya karena kalian Boyband ternama semua informasi bisa didapatkan dengan mudah hanya dengan memanfaatkan media sosial,” ucap Rayhan.
“Ah iya benar juga …”
“Makanlah …” Nijie, Jimie, dan Hae memberikan makanan ke piring Gibela secara bersamaan.
“Emnn rasanya enak banget,” Fohe menguyah makanannya.
“Awas nanti tersedak,” Yeni memperingatkan Fohe.
“Gak akan ….” mengambil kembali sefood lalu dicampur cabai.
“Ohook ohokk ….” Yeni menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis.
“Minum dulu Oppa !” memberikan segelas air putih.
“Pelan-pelan Oppa makannya !!” Gibela menggeser tempat air minum ke sisi Yeni.
“Sebenarnya aku diminta untuk diet tapi melihat semua ini membuatku tidak bisa menolak,” ucap Gino.
“Selama disini makan apapun yang kalian inginkan dan nikmati semuanya,” sahut Nijie.
“Kalau Oppa mau tetap diet juga boleh,” Gibela pergi kearah dapur.
“Tada …” Gibela membawa satu piring besar sayuran mentah diantaranya ada timun,
tomat, seladah, terong dan lain sebagainya.
“Buset ..” mulut Fohe mangap saking terkejut diiringi tawa semua orang yang disana.