NovelToon NovelToon
Dokter Buta Dan Perawat Antik

Dokter Buta Dan Perawat Antik

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:477.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

Sebuah kecelakaan merenggut pengelihatannya. Dia merupakan dokter berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi, tampan dan ramah menjadi pemarah.

Beberapa perawat yang dipekerjakan selalu menyerah setiap satu pekan bekerja.

Gistara, gadis yang baru lulus dari akademi keperawatan melamar, dengan gaji tinggi yang ditawarkan dia begitu bersemangat. Hampir menyerah karena tempramen si dokter, namun Gista maju terus pantang mundur.

" Pergi, adanya kamu nggak akan buatku bisa melihat lagi!"
" Haah, ya ya ya terserah saja. Yang penting saya kerja dapet gaji. Jadi terserah Anda mau bilang apa."

Bagaimna sabarnya Gista menghadapi pasien pertamanya ini?

Apakah si dokter akan bisa kembali melihat?

Lalu, sebenarnya teka-teki apa dibalik kecelakaan yang dialami si dokter?
Baca yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter dan Perawat 10

Hari berikutnya, Gista kembali datang ke kediaman Danewara untuk bekerja. Dia tidak memikirkan kejadian kemarin. Walaupun sedikit terkejut tapi Gista terus menepisnya. Gadis itu kembali ceria dan penuh semangat untuk mendapatkan cuan.

Ya bagi dia diteriaki atau mungkin suatu saat nanti dimaki tidak akan jadi soal. Karena saat ini uang diatas segalanya. Setidaknya tetap Tuhan lah yang nomor satu. Intinya uang yang ia dapatkan halalan toyyiban.

" Assalamu'alaikum, selamat pagi Mbak Yoona, mau berangkat kuliah kah? Pagi bener?"

" Waalikumsalam, Eh Mbak Gista. Iya nih, ada ketemu sama komunitas dulu di kampus. Mbak Gista, semangat ya."

Yoona melambaikan tangannya saat dirinya sudah menaiki ojek online langganannya. Gadis itu tersenyum cerah, dan Gista membalas senyuman dan lambaian tangan yang sama. Ia memiliki firasat yang bagus untuk hari ini. Ya setidaknya jika tidak baik maka Gista berniat untuk membuatnya baik.

" Mbak Gista udah datang."

" Oh Bi Mar, iya Bi. Bibi udah datang dari tadi?"

Bibi Mar adalah asisten rumah tangga milik keluarga Daneswara. Bi Mar tidak menginap di sana, dia hanya satang setiap pagi lalu pulang jika pekerjaannya sudah selesai.

" Iya, ini mau bawa sarapan buat Den Han. Bapak sama Ibu wong sudang pergi."

" Ooh gitu, aah ya udah sini Bi Mar biar aku aja yang bawa."

Bi Mar mengangguk, dia menyerahkan nampan yang berisi sarapan pagi untuk Haneul kepada Gista. Selepas itu Bi Mar kembali melalukan pekerjaan lain. Sedangkan Gista dia muali menaiki tangga satu persatu. Sembari mengatur nafasnya, ia kembali mempersiapkan diri untuk menghadapi Haneul, si pasien yang temperamental dan keras kepala.

Tok tok tok

" Pak Han, saya Gista. Saya bawa sarapan buat Pak Dokter Han."

Sunyi, tidak ada sahutan dari dalam kamar. Gista pun kembali mencoba mengetuk namun tetap saja tidak ada reaksi. Dia pun akhirnya memutuskan untuk masuk tanpa izin si pemilik kamar. Seandainya nanti dia diteriaki atau dilempar oleh barang, maka dia akan menerimanya dengan pasrah.

" Waktunya untuk sarapan dan minum obat Pak Han."

Tap tap tap

Gista berjalan menuju ke tempat tidur, tapi ternyata ia tidak menemukan Haneul di sana. Ia lalu memindai seisi kamar, namun sosok pria itu tidak terlihat sama sekali.

Grujuuk

Suara air dari arah kamar mandi membuat Gista lega. Karena itu berarti si pemilik kamar sedang ada di sana. Sambil menunggu Haneul yang mungkin tengah mandi, Gista melihat-lihat isi kamar itu. Dia baru sempat sekarang ini melihat sekeliling kamar, karena dua hari kemarin langsung terfokus dengan Haneul.

Kamar yang luasnya lebih luas dari ruang tamu di rumahnya membuat Gista takjub.

Kamar milik Haneul bernuansa putih tanpa design yang aneh-aneh. Disana ada sebuah dua buah rak buku besar berisi buku-buku tentang kesehatan. Sebuah kursi dan meja yang sepertinya difungsikan untuk meja kerja atau belajar di letakkan di depannya.

Tidak terlalu banyak barang di sana, atau mungkin sengaja di singkirkan. Tapi sofa panjang terletak di sudut lainnya. Ya hanya ada barang-barang utama saja, tanpa perabotan atau hiasan berlebih.

Cekleeek

" Siapa?"

" Saya Pak, mau saya ban~"

Gluph

Gista menelan saliva nya dengan susah payah ketika membalikkan tubuhnya untuk menjawab panggilan Haneul. Bukan tanpa alasan, sebagai seorang pasien tubuh Haneul benar-benar bagus, otot perutnya terlihat sempurna. Ya, Haneul keluar hanya mengenakan celana pendek, dimana tubuh bagian atasnya masih belum tertutup.

Rambut yang masih setengah basah, dan juga dada bidang milik Haneul yang masih terdapat sisa-sisa air setelah mandi, menambah kesan seksi.

" Buset deh itu roti sobek, bagus bener. Apa nih orang tetep ngelakuin workout ya. Gis, eling, kemana sih pikiranmu."

Gista memukul-mukul sendiri kepalanya agar kewarasannya kembali.

" Kok diem aja. Kamu bisa kan ngambilin bajuku?"

" Aah i-iya Pak. Saya ambilkan."

Gista menghampiri Haneul dan hendak menuntut pria itu untuk duduk di sofa tapi Haneul menampik tangan Gista. Gista hanya menghela nafasnya kasar. Ia tahu bahwa pasiennya itu tidak mudah ditangani. Dan dia tidak harus menyerah, ini balu permulaan. Ia yakin suatu saat nanti Haneul akan menerima dirinya.

" Aku bisa sendiri, jadi ambilkan saja bajuku."

" Siaaaap."

Sebenarnya ini baru kali pertama Gista mengambilkan baju. Karena biasanya ketika dia datang, Haneul sudah rapi. Jadi sungguh membuatnya sedikit merasa deg-degan. Akan tetapi dia mengembalikan prinsip dari pekerjaannya dalam merawat orang.

Ganti baju selesai, makan juga selesai, dan obat sudah diberikan juga. Sebenarnya Gista ingin membawa Haneul ke luar. Namun dia sedikit ragu karena penolakan Haneul waktu itu.

Gista juga semakin bingung, pasalnya Haneul diam seribu bahasa. Dan pada akhirnya Gista hanya duduk di kamar Haneul tanpa melakukan apapun.

Drtzzz

Ponsel Gista berbunyi. " Pak, saya izin angkat telpon ya?" ucap Gista.

" Terserah!"

Gista mengusap wajahnya kasar mendengar kata ketus yang keluar dari mulut pria tampan itu. Ya harus diakui memang Haneul begitu tampan, tapi kepribadiannya yang sekarang ini sungguh berbanding terbalik dengan parasnya. Gista jadi meragukan bahwa Haneul adalah dokter yang baik dan ramah.

" Halo Vic, ada apa?"

" Kagak, gue mau ngajak lo nonton ntar habis balik kerja. Giman?"

" Oob oke deh, gue ngikut."

Rupanya yang menelpon Gista adalah Victor, sahabatnya. Karena merasa bukan pembicaraan pribadi, Gista tetap berada di kamar Haneul. Dan tentu saja Haneul mendengarkan pembicaraan itu melalui telepon.

Haneul mengambil sebuah kesimpulan bahwa Gista adalah gadis yang aktif dan menyenangkan, namun dia tidak bisa serta merta memberikan kepercayaannya begitu saja.

" Apa kamu kerja di sini cuma buat telponan."

" Aah ooh iya maaf Pak, saya sudahi telponnya. Apa ada yang Bapak mau?"

" Bawa aku keluar."

" Ya? Oke Pak, ayo kita lets go!"

Awalnya Gista kaget, tiba-tiba Haneul mau ke luar dari kamarnya. Tapi dia senang karena pada akhirnya pria itu mau menghirup udara luar dan terkena sinar matahari.

Namun ternyata harapan Gista terlalu tinggi. 'Bawa aku keluar' yang dimaksud oleh Haneul itu hanya ke luar kamar dan bukannya keluar rumah.

" Haah kirain," keluh Gista.

" Kenapa, kamu keberatan!"

Gista menggelengkan kepalanya kuat, lupa kalau Haneul tidak melihat, lalu dia mengatakan bahwa dirinya tidak merasa keberatan sama sekali.

Tapi Gista sedikit bersyukur, akhirnya Haneul mau ke luar meskipun hanya di lantai bawah.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu di ketuk. Melihat Bi Mar yang masih sibuk di belakang, Gista berinisiatif untuk membukakan pintu. Tentu saja dia sudah izin dengan Haneul.

" Ya, mau nyari siapa ya?"

Sraak

Tanpa menjawab, orang itu menerobos masuk ke dalam rumah dan bahkan membuat tubuh Gista sedikit terhuyung. Gista pun berjalan cepat menyusul orang asing itu.

" Maaf apa yang Anda lakukan. Sungguh itu tidak sopan."

" Tck, pembantu aja sok-sokan. Ahaa, selamat pagi Dokter Haneul. Bagaimana kabar mu hari ini?"

Degh!

TBC

1
Wahid Fani
/Drool/
Christina Molondoi
Luar biasa
Christina Molondoi
Biasa
Miss Typo
happy ending 👏👍
Miss Typo
selamat menempuh hidup baru buat Han dan Gista semoga samawa dan cepat dikasih momongan 🤲

hahaha Han harus naik nunggu seminggu buat jebol gawang Gista 😂
Miss Typo
nangis terharu 😭
Miss Typo
sedih bgt nyesek jadi Gista 🥺😢
Miss Typo
akhirnya Gista menerima lamaran dari Han.
dan tebakan di awal salah, ternyata buka orang Eida atau keluarga alm pak Rahman.
mlh dari orang tmpt kerja pak Rahman dulu
Miss Typo
apa buktinya ada di tas alm bapaknya Gista yg jatuh dari lemari itu
Miss Typo
siapa kira² ya? apa suruhan Eida atau mlh keluarga dari alm bapaknya
Miss Typo
hahaha ayo Gista gmn tuh Han blm nyerah dan gak bakalan nyerah 😁
Miss Typo
cerita sama Victor, dan Victor cerita dgn Han atau Alex
Miss Typo
Gista bisa jadi incaran Sintia nih, harus hati² nih Gista, Han Alex dan Victor harus bisa melindungi Gista
Miss Typo
Han dikerjain sama Alex hahaha 🤣
Navid Ajha
kayaknya eida deh... yg jahat
Miss Typo
sekarang baru ngerasain akibat dari ulahmu sendiri Eida
Aihara
Luar biasa
Miss Typo
aku padamu Alex 😍😁
Miss Typo
ikut nangis terharu huaaaaa 😭
semoga semua akan semakin jelas dan banyak bukti yg di dapatkan.
Sintia gendeng stres
Navid Ajha
360° mah... kagak berubah thor...
tetep itu namanya😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!