"Jika kamu masih mengaggap Paman, seperti keluargamu. Maka jangan mau menerima lamaran dari Alvin. Karena dia bukan lelaki yang baik untukmu." ungkap Danu paman dari Fira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dukungan Dari Marni
Ratih mulai bosan karena tidak ada kegiatan apapun, dia meminta izin pada pemilik kontrakan untuk berjualan di depan kontrakan yang dia tempati. Apalagi, penghuni kontrakan lainnya adalah anak kuliahan. Dan sudah di pastikan, jika mereka pasti sangat jarang melakukan aktifitas memasak.
Sebelumnya, Ratih memang melakukan semua aktifitas sendirian, tanpa di temani oleh art, karena sebelumnya ada art yang dipecat oleh Hendra, sebab dinilai ikut campur akibat berani mengobati luka di tubuh Ratih, akibat perlakuan Hendra.
Pemilik kontrakan pun, mengizinkan Ratih untuk berjualan. Dengan syarat tempat tersebut harus bersih, jika nanti saat jualannya tutup.
Ratih langsung pergi ke pasar. Tak lupa, dia memakai masker dan juga selendang agar bisa menutupi wajahnya. Dia masih teramat takut, jika harus kembali pada suami tempramen nya.
Setelah merasa belanjaannya cukup, Ratih buru-buru pulang menggunakan jasa ojek. Pas saat melewati persimpangan jalan masuk pasar, Ratih melihat mobil Hendra melintas dari arah yang berlawanan dengannya. Beruntung Hendra tidak melihat ke arahnya, ataupun tidak mengenalinya.
Hendra masih saja mencari-cari keberadaan Ratih, bahkan dia sempat berjanji pada diri sendiri, jika nanti dia bisa bertemu dengan Ratih, dia tidak lagi menyiksa Ratih, akan tetapi meratukan nya, layaknya seorang istri.
Hendra juga udah sadar, jika uang dan emas dari brankasnya, udah lenyap. Dan sekarang dia tidak marah sama sekali atas perbuatan Ratih.
Saat Hendra masih mutar-mutar, dia dapat panggilan dari pengacara Darwis. Hendra langsung menghentikan mobilnya. Dan menatap sendu ke arah ponsel tersebut.
"Sudah saatnya aku melepaskan semua hartaku, dan aku mohon kamu kembali lah, Ratih. Karena hanya kamu yang aku miliki sekarang. Hanya kamu." lirih Hendra.
Di tempat lain, sekarang Alvin sudah masuk kerja seperti biasa. Dia bahkan tidak mengabaikan gurauan dari teman-temannya, dia hanya fokus bekerja, untuk menyaingi Farhan.
Alvin berniat, akan mengejar target, supaya nanti dia dapat dipromosikan sebagai salah satu karyawan terbaik. Dan itu juga bisa berpengaruh pada karir untuk masa depannya kelak.
Sedangkan Raya, mulai menjalani aksinya. Dia kembali mendekati Fira dengan datang ke kedai milik Fira.
"Fira, ikan tongkol ini berapa sekilo?" tanya Raya.
"Tiga puluh ribu? Mau?" Fira balik bertanya.
"Boleh deh, satu kilo ya." sahut Raya.
Fira langsung memilih ikan tongkol untuk Raya.
"Bibi mana? Aku ngidam pengen dimasakin, sama Bibi." seru Raya.
"Ibu lagi mengantar barang milik Bu RT." sahut Fira datar.
"Yah, padahal aku ngidam banget ..." Raya pura-pura merajuk kesal.
"Fira, aku minta maaf ya." ucap Raya tiba-tiba. Saat Fira menyerahkan ikan miliknya.
Fira langsung mengernyit bingung, setelah sekian lama Raya menyakitinya, baru sekarang perkataan maaf itu dilontarkan.
"Aku tahu, kamu masih marah padaku. Maafkan aku Fira, sekarang aku mendapatkan karma. Aku menyesal, karena telah merebut Bang Alvin dari genggaman mu, dan sekarang, kamu masih sebagai pemenangnya di hati Bang Alvin." jelas Raya.
Fira hanya tersenyum kecut saat mendengar pengakuan Raya. Dia memang sudah tidak mencintai Alvin, akan tetapi dia juga masih sakit hati pada Alvin yang hendak melecehkannya.
Untuk Raya, tentu saja dia masih belum bisa melupakan perbuatan Raya. Dia masih saja ingat tentang semua kata-kata yang Raya lontarkan selama ini.
"Kamu belum bisa memaafkan ku ya?" tanya Raya menatap sendu.
"Ada lain? Atau hanya ikan?" tanya Fira.
"Fira, aku tahu kamu masih dendam. Tapi, sungguh aku menyesal Fira. Aku dan Bang Alvin hampir setiap hari bertengkar, akibat dia yang masih belum melupakanmu. Dan sebagai bentuk permohonan ku, aku ikhlas jika kalian ingin kembali bersama." ujar Raya memegangi tangan Fira.
"Dan kamu pikir, aku masih mencintai lelaki yang menjadi suamimu? Dan maaf, pernikahan bagiku cukup sekali. Dan pernikahan ku suci, bukan seperti mainan yang dengan mudah kamu permainkan." tegas Fira. "Oya, ini semua tiga puluh ribu." lanjut Fira menadah tangannya.
Raya langsung mengeluarkan selembar uang merah untuk membayar ikan yang diambilnya.
Fira langsung mengembalikan uang Raya, dan berharap agar Raya segera menghilang dihadapannya.
Marni kedatangan teman akrabnya Sumini. Sumini membawakan berita heboh yang sangat mengejutkan untuk Marni.
"Yang benar saja? Dan kenapa aku gak tahu?" tanya Marni heran.
"Iya benar, dan saat Fira keluar dari mobil tersebut. Farhan juga membawa sebuah paper bag yang berisi tas mewah. Dan setahu aku, harganya bisa ratusan juta loh." terang Sumini.
"Dari mana kamu tahu, jika paper bag itu berisi tas?" tanya Marni mencibir.
"Kan sekarang banyak artis-artis yang memamerkan tas mereka. Dan yang aku ingat, tas Fira juga sama 2 dengan artis tersebut." jelas Sumini.
"Udah lah, aku mau ke rumah Raya aja. Mungkin dia ada informasi yang lebih lengkap." ucap Marni mengunci pintu rumahnya. Karena sekarang mereka duduk di teras.
Sumini juga ikut keluar, namun dia berjalan berlawanan arah dengan Marni.
Marni langsung mempercepat langkahnya, kala melihat Raya keluar dari kedai Fira.
"Raya ..." panggil Marni, kala Raya sudah sampai ke halaman rumahnya.
"Dari mana kamu? Kenapa beli ikan disana? Sudah berapa kali Ibu bilang, jangan beli apapun disana. Karena itu bisa membuatnya kesenangan." tegas Marni.
"Iya Bu maaf ..." lirih Raya.
"Oya, ayo masuk, ada hal yang ingin Ibu tanyakan pada kamu." ujar Marni menarik paksa lengan Raya.
"Ada sih Bu?" mereka sudah memasuki ke rumah Raya.
"Apa benar, kemarin Raya diantar oleh mobil mewah?" tanya Marni langsung ke inti.
"Iya ..." sahut Raya.
"Kenapa kamu gak bagi tahu Ibu?" Marni memukul bahu Raya.
"Sakit Bu. Kan kemarin Ibu pergi arisan, sama istri-istri kepala sekolah." ucap Raya mengingatkan. Raya mengelus bekas pukulan Ibunya.
"Terus-terus kamu tahu apa lagi?" Marni penasaran.
"Ternyata Farhan adalah anak dari pemilik toko mas indah bersinar." kata Raya.
"Apa? Gak mungkin." Marni langsung terkejut.
"Itu benar Bu, dan Bang Alvin yang menjadi saksinya." jelas Raya.
"Jadi maksud kamu? Farhan lebih segala-galanya dari Alvin?" tanya Marni.
Raya langsung mengangguk lemah.
"Kenapa Fira selalu lebih beruntung dari pada aku ya Bu? Walaupun tubuhnya mungil, tetapi dia mempunyai wajah yang lebih dari aku. Bahkan aku yang sesama perempuan pun, mengakuinya. Dia juga lebih pintar, dan yang pasti dia dicintai oleh lelaki yang aku cintai." ratap Raya.
"Secantik apapun dia, dia gak punya banyak mantan seperti mu." bela Marni.
"Jika Fira mau, mungkin dia lebih banyak mantan Bu." bantah Raya.
Raya teringat akan kisahnya dulu, dimana dia pernah kepergok oleh Fira, karena hampir berhubungan badan dengan pacarnya saat itu.
Padahal, saat itu semua murid di sekolahnya sudah pulang. Raya dan pacarnya langsung datang ke gudang bekas di sekolah mereka. Ternyata Fira melihat mereka, karena dia baru saja keluar dari toilet.
Karena sepasang kekasih yang sedang dimabukkan cinta itu lupa mengunci pintu, akhirnya Fira melihat aksi mereka. Bahkan mereka berdua sama-sama sudah menanggal pakaian atas mereka. Beruntung Fira hadir tepat waktu, dan menggagalkan rencana mereka.
"Kalo begitu, rebut lah, keberuntungan yang Fira miliki." kata Marni.
"Jadi, Ibu mendukung rencanaku untuk merebut Farhan?" tanya Raya berbinar.
"Jika kamu bahagia, lakukanlah, karena bahagiamu, juga bahagia Ibu." sahut Marni.
tp klo crta romantis2 ga ada konflik jg mls bacanya.
berti othor berhasil klo bs menciptakan emosi pembaca kaya aku ini.. gemeshh kali sama org yg ga tau diri dan ga ngaca kaya jalan raya ini.
puas kamu Raya?