Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 17
Kemudian, Arlin yang sudah berada di depan kelas. lalu masuk, pun tampak sedikit merasa bersalah. Ketika melihat Eric, yang tidak berbicara sepatah kata pun, pada Rex. Akan tetapi Arlin pun, segera memalingkan wajahnya, lalu pergi menuju meja belajar. tanpa disadari oleh Arlin.Eric sedari tadi melihat keberadaan Arlin, dengan tampak merasakan panas didada nya. Dan seperti biasa mereka belajar, untuk menghafal kan Mantra.
"Arlin, bagimana jika habis ini kita pergi makan ke kedai terfavorit di kota ini, yaitu kedai kopi Pai blue. Mau kah kau pergi bersama ku"? Tanya Erwin. Yang menatap wajah Arlin, dengan penuh harapan.
"hemm..aku baru saja mendengar kan nya, apakah kedai tersebut sudah lama berdiri"? Tanya Arlin yang, masih tampak sedikit kebingungan.
"tidak, kedai itu baru saja didirikan. Dan banyak sekali pelanggan, hanya dalam 10 menit dibuka"? jawab Erwin. Yang masih sedikit aneh.
"lalu, kenapa kau mengatakan bahwa, tempat yang terfavorit"? Tanya Arlin kembali.
"aaa...hanya saja, aku melihat banyak pelanggan, disana"? Jawab Erwin. Arlin yang tampak memikirkan sesuatu pun, akhirnya tersenyum melihat kearah Erwin, lalu berkata.
"baiklah, ayo kita ke sana setelah kelas ini" ucap Arlin. Yang membuat Eric mendengar nya, pun sedikit terkejut.
"apa...dia mau diajak pergi" pikir Eric.
"kenapa mereka begitu dekat"? Pikir Eric lagi.
yang membuat nya sedikit tidak, konsentrasi hingga membuat dirinya sendiri, tanpa sengaja membekukan buku sihir, lalu hancur seketika.
"pangeran Eric, pangeran Eric" panggilan dari guru sihir, seketika Eric, terkejut ketika melihat buku nya, telah hancur. Akan tetapi hal itu tidak membuat nya, berekspresi begitu lama. Dan kembali berwajah datar.
"maaf" ucap Rex yang, seketika meminta maaf ke, semua orang yang berada dikelas.
"apa..kenapa pangeran Rex yang, meminta maaf, huh" cetus Arlin. Yang tanpa sadar suara nya didengar oleh Seisi kelas. Dengan tatapan yang sedikit khawatir kepada Arlin, Erwin dengan cepat membuat Arlin meminta maaf.
"hah..kenapa"? tanya Arlin kebingungan.
"ayolah, cepat Arlin, kau membuat suasana kelas menjadi ketakutan"? bisik Erwin.
"aaa..maaf" ucap Arlin, yang membungkukkan badannya. Seketika seisi kelas kembali, melanjutkan pelajaran. Hingga tiba lah waktu untuk beristirahat. Dengan cepat Erwin menghampiri Arlin.
"ayo kita pergi Arlin" ajak Erwin.
"aaa..baiklah" jawab Arlin, yang sedikit tergesa-gesa merapikan tas sekolah nya.
dan kemudian mereka berdua,segera pergi dari kelas. Tanpa disadari oleh Arlin, Eric yang melihat nya pun, tampak sedikit marah. Lalu berjalan untuk mengikuti mereka. Sementara Rex, yang dibelakang tampak kebingungan dengan tingkat laku, Eric yang berubah-ubah.
"Eric, kau mau kemana?" tanya Rex dari arah belakang.
"kau tidak perlu mengikuti ku, tunggu saja diriku, di ruangan perkumpulan kita" pinta Eric yang, menghentikan langkah Rex, lalu berjalan meninggalkan Rex yang, terdiam ditempat.
"ada apa dengan Eric"? Biarlah jika itu mau nya" pikir Rex, yang kemudian sedikit mengeraskan volume suara nya "baiklah aku akan menunggu" teriak Rex dari arah belakang. Tak butuh begitu lama untuk Eric, mengejar Arlin dan Erwin.
mereka yang telah sampai di kedai, pun tampak duduk di dekat jendela kaca. Yang terlihat dari jalan. Disana Eric diam-diam memasuki kedai tersebut lalu, memesan sepiring Pai blue, dan duduk di tempat yang, tidak jauh dari mereka akan tetapi, terlindung dengan sebuah kursi yang panjang keatas. Disana Erwin dan Arlin, tampak tertawa, hal itu membuat Eric menjadi sangat cemburu.
"apa..kenapa dia begitu bahagia"? Pikir Eric.
"apa yang harus aku lakukan, agar dia mau bersama ku" pikir Eric yang sedikit sedih. Dan tanpa Eric sadari, Arlin dan Erwin tampak sudah pergi dari tempat tersebut. Dan ketika Eric mencoba melihat kearah mereka. Seketika itu lah Eric sedikit terkejut, dan tampak mencari-cari.
"apa..kemana mereka pergi"? Gumam Eric yang panik. merasa tidak akan menemukan mereka Eric, pun segera kembali ke istana. Dan memutuskan untuk, tidak ikut dalam pelajaran.
sementara itu Rex, yang menunggu diruang. Tampak sedikit panik, dan terus saja berjalan mondar-mandir.
"cih,, kenapa pangeran Eric lama sekali, kelas akan segera dimulai" gumam Rex, yang sedikit menggigit kukunya.
"aduhh,, apakah dia kembali ke istana"? Pikir Rex. Merasa Eric tidak kunjung datang, Rex pun memutuskan untuk segera kembali ke kelas. Disana, mereka yang telah berada dikelas, dan mendengar perkataan dari guru, bahwa pangeran Eric tidak enak badan. Hal itu membuat mereka. Seketika terkejut, begitu juga dengan Arlin. Yang terus saja memperhatikan meja belajar Eric.
"kenapa dengan pangeran Eric, baiklah seperti aku akan menjenguk dia, setalah pulang nanti nya" pikir Arlin. dikelas kali ini, para siswa-siswi diminta untuk, menunjukkan sihirnya, dan mengarahkan kepada beda yang ada dihadapan mereka. Pelajaran pertama, tampak begitu santai. Hingga mereka diminta untuk, berburu di sebuah hutan, yang tidak jauh dari sekolah. Disana mereka akan dites, sebuah kemampuan untuk naik kelas tingkat dua.
"baiklah, kalian semua. Jika bisa melewatkan rintangan ini, kalian akan bisa naik ke kelas tingkat dua" ucap guru.
"sekarang, kalian pergi untuk berburu, kembali lah bawa hasil buruan kalian masing-masing, maka itu akan di nilai" pinta guru.
"apa pun, yang kalian dapatkan di dihutan, itu akan menambah nilai" ucap guru tersebut. Dan mereka mengucapkan serempak "baik".
mereka semua,dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 5 orang setiap kelompok nya. Sementara Rex, menjadi satu kelompok dengan Arlin, dan begitu juga Erwin. Hal itu membuat mereka harus bekerjasama. ditahap pertama mereka bertemu dengan, beberapa hewan seperti serigala.
"Arlin, gunakan sihir waktu mu, hanya untuk serigala. Dan begitu dengan Erwin kau, sebaik nya menggerakkan beberapa senjata, sementara kalian berdua gunakan sirih milik kalian, untuk membunuh serigala" pinta Rex yang siap siaga.
"baik" ucap mereka serempak. kemudian mereka membentuk posisi yang, diminta oleh pangeran Rex. Satu persatu, serigala dikalahkan Dan mereka membawa serigala, untuk kembali ke istana. Sedikit kelelahan mereka pun, diberikan sebotol minuman yang bisa membuat stamina kembali.
"haaaa... akhirnya kita bisa menyelesaikan tugas, utama" ucap Arlin.
"yaahh..kita memiliki kerja tim yang baik" ucap Rex. mereka bertiga saling berpandangan, lalu tersenyum.
"kelas kita sudah selesai, sekarang waktu nya untuk kembali" ucap Rex. Yang beranjak dari tempat nya, lalu masuk kedalam kereta kuda. namun kali ini Arlin, tidak ikut serta dengan Rex.
"kenapa kau tidak ikut"? Tanya Rex.
"aku akan pergi keluar sebentar" jawab Arlin.
"ada urusan yang aku, kerjakan" lanjut Arlin.
"baiklah, jangan terlalu lama, dan membuat kami khawatir" pinta Rex. kemudian mengambil sebuah, benda yang tidak lain, Adalah kotak p3k. "ini, bawa lah, dan juga ini. Kau bisa menggunakan nya disaat keadaan mu dalam bahaya, maka kami akan segera datang untuk menolong" ucap Rex.
"terimakasih, akan ku gunakan dengan baik" jawab Arlin. mereka pun, berpisah arah, sementara Arlin, ikut dalam kereta kuda milik Erwin. Disana Arlin, kemudian meminta untuk menurunkan diri nya, di sebuah gerbang rumah.
"hati-hati Arlin, sampai jumpa lagi" ucap Erwin.
yang diikuti dengan sebuah lambaian tangan.
setelah Erwin, tidak terlihat lagi. Arlin pun memasuki sebuah gerbang, hal itu membuat jantung nya menjadi sedikit berdetak kencang.
"huh...aku harus mencari benda nya disini" gumam Arlin. Yang kemudian berjalan menelusuri jalan yang penuh dengan,
permohonan. Dan tak lama kemudian tampak lah sebuah rumah yang, sudah lama ditinggal kan. Dan begitu menyeramkan.
"apa...aku harus masuk kedalam rumah ini, ayolah Erina kenapa kau memberikan tugas yang begitu menyeramkan" pikir Arlin. Perlahan-lahan Arlin memasuki rumah tersebut, dan begitu menyeramkan. serta beberapa lukisan yang tampak mengerikan.
sementara itu, kereta yang dinaiki Rex telah berada di istana. Pun membuat Eric segera melihat dari jendela kamar nya. Lalu sedikit bertanya-tanya ketika, yang keluar dari kereta tersebut hanya lah Briel dan Rex saja. Hal itu membuat nya sedikit panik.
"apa..kemana Arlin"? Gumam Eric.
"dan segera keluar dari kamar nya, untuk menghampiri Rex.