Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membalas
"Berani sekali kalian, melakukan hal ini pada gadisku. Punya nyawa berapa? Kalian pikir, hanya dengan meminta maaf. Semua masalah bisa di selesai kan, begitu saja? Bagaimana bila aku melakukan hal yang sama, oohh... Harus dua kali lipat kurasa. "
DEG
Ada 2 perasaan, dari 3 orang yang berbeda. Yang dua orang, diliputi rasa takut. Sedangkan yang satu, merasakan perasaan berdebar bukan main.
'Gadisku?'
BLUSH
Risa semakin menundukkan kepalanya, untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah. Jantungnya berdebar tak karuan, akhirnya Risa mengakui. Setelah melihat Ghava saat ini, Risa sadar.
'AKU JUGA MENCINTAI GHAVA' aseeeeekkkk
Tangan Risa menggenggam erat lengan Luna, Luna menunduk melihat tangannya. Lalu ia menegakkan kembali kepalanya, untuk melihat Risa. Bertepatan dengan Risa, yang juga menegakkan kepalanya.
Risa memegang dadanya, seolah mengerti. Luna pun tersenyum, meski ia tak bisa mendengar isi hati Risa.
'Lu tau Ghav, gadismu akhirnya menyadari perasaannya.'
DEG
Ghava berbalik dan menoleh ke belakang, jantungnya berdebar hebat. Saat kedua matanya, saling bertatapan dengan gadisnya.
Mereka saling bertatapan, seolah waktu terhenti dan bumi berhenti berputar. Saat ini dunia serasa milik berdua, yang lainnya di buang ke lubang galaxy antariksa. Kiw kiw
"Ehem" Cia membuyar kan tatapan penuh cinta tersebut, Risa lebih dulu memutuskan pandangannya.
Ghava tersenyum, perutnya terasa ada yang menggelitik. Gadisnya tersipu malu, bahkan ia bisa melihat bila wajah Risa memerah.
Ia harus merasa bersyukur apa harus marah, karena insiden ini? Perundungan membawa berkah🤣🤣🤣
'Biar gue aja yang kasih hukuman, ma tuh dua curut. Lu laki, ga boleh main kasar ma cewek.' ucap Cia
"Ck" Ghava berdecak, ia belum puas membuat kedua perempuan di depannya ketakutan.
Cia maju mendekat, kedua perempuan itu memundurkan tubuhnya dengan cara mengesot ke belakang. Mereka berdua, serentak melihat ke arah wastafel yang hancur.
Wastafel yang sebegitu kerasnya saja, bisa hancur dengan sekali pukulan. Apa kabar dengan mereka? Bisa-bisa bukan hancur lagi, tapi malah nyawanya langsung melayang.
"T-tolong maafkan k-kami, kami kami janji tidak akan mengulangi nya lagi." ucap salah satu perempuan tersebut
Kini Cia berdiri berdampingan dengan Ghava, menatap tajam kedua gadis tersebut. Cia menggelengkan kepalanya, memaafkan mudah. Tapi bagaimana dengan Risa saat ini?
"Jadi, apa yang harus aku lakukan pada kalian?" tanya Cia memiringkan kepalanya ke kanan
"Apa harus seperti itu?" Cia menoleh dan menunjuk ke arah wastafel, menggunakan dagunya.
Kedua perempuan itu menggelengkan kepalanya cepat, wajahnya sudah memucat. Tubuh mereka semakin bergetar, menyesal? Tentu saja
Bahkan kini di luar toilet, sudah banyak orang yang melihat kejadian ini. Tetapi adegan Cia memecahkan wastafel, hanya mereka yang di dalam yang tau.
"Apa kalian sudah biasa melakukan hal ini? Merundung MABA!!" tanya Cia
Kedua gadis itu diam, mereka bingung hendak menjawab apa? Bila dijawab iya, sama saja dengan bunuh diri. Menjawab tidak, sudah dipastikan mereka tetap takkan selamat.
"Bagaimana kalau kita bawa mereka ke lapangan, dan menyuruh mereka saling menyiram dan saling menampar?" tanya Cia memberikan saran, ia menoleh pada Ghava
"Kurasa bukan ide yang buruk, aku setuju. Menurut mu bagaimana Lun?" Ghava berbalik
"Not bad" jawab Luna, Risa menegakkan kepalanya. Ia menggigit bibir bawahnya, seolah tak setuju dengan apa yang ketiga saudara itu katakan.
"Jadi orang baik boleh, tapi lihat dulu seperti apa orang yang akan perlakukan. Memaafkan boleh, tentu saja itu harus. Tapi, jangan semudah itu. Karena aku yakin, orang-orang seperti mereka. Takkan pernah mau berhenti, bila kita tak memberikan balasan yang setimpal. Hal ini akan terulang, meski bukan padamu." ucap Cia, yang paham dengan raut wajah Risa
Risa kembali menundukkan kepalanya, ia memilih untuk tidak ikut campur. Dengan apa yang akan dilakukan oleh Ghava, Cia dan Luna.
"Bangun" titah Cia, kedua gadis itu berdiri. Meski tubuhnya merasa gemetar, mereka tetap menuruti apa yang di perintahkan oleh Cia.
"Bawa air, masing-masing 1 ember. Lalu susul kami ke lapangan, GPL!!!" titah Cia lagi
Cia berbalik, ia pun mengajak Ghava, Luna dan Risa ke lapangan.
"Ganti dulu bajunya Sa, nanti kamu masuk angin." ucap Ghava lembut
Deg deg deg
Denyut jantungku berdebar
Terasa indahnya
Dunia ini kita yang punya
Akulah mataharimu
Kaulah kekasihku
Kita kan bersama selamanya
Slebewwww
Dengan malu-malu, Risa mendongak.
'Aku tidak membawa baju ganti' ucapnya menggunakan bahasa isyarat
"Aku sudah minta pada BG, agar membelikan baju ganti untukmu. Itu dia.."
"Tuan muda" ucap BG tersebut, seraya menyerahkan paper bag pada Ghava.
"Terima kasih om" Ghava menerima paper bag tersebut, BG itu pun langsung berpamitan.
"Gantilah, Lun... temani Risa" Luna mengangguk, ia mengambil paper bag itu dan mengajak Risa ke toilet yang dekat lapangan.
"Gercep ya bang" ucap Cia tersenyum mengejek
"Sudah ada lampu hijau, jangan di sia-siakan." jawab Ghava tersenyum
Tak lama datang kedua gadis yang merundung Risa, dengan membawa ember yang berisi penuh dengan air. Di susul di belakangnya, Luna dan Risa yang sudah berganti pakaian.
Kini di sekeliling lapangan, sudah penuh dengan para mahasiswa dan mahasiswi. Di tengah ada dua gadis yang merundung Risa, Cia, Ghava, Luna dan Risa.
Terdengar bisik-bisik tetangga, mereka yang melihat. Di buat heran dengan dua gadis, yang ada di tengah lapangan.
'Ada apa ini?' tanya orang yang baru bergabung
'Mereka cari gara-gara sepertinya, dengan si kembar.'
'Bukankah itu Nilam dan Jessica? Waahh... Salah cari target sepertinya mereka, aku tebak. Mereka pasti bully MABA itukan?'
'Sepertinya begitu'
'Baguslah, mereka memang harus diberi pelajaran. Supaya tidak seenaknya, mengintimidasi anak-anak baru.'
'Apa mereka tidak tau kasus, yang menimpa Byan Adiguna? Dia dikeluarkan, karena berurusan dengan si kembar kan?'
Mahasiswa lain mengangguk membenarkan, sedangkan yang tau siapa Ghava dan yang lain. Mereka memilih diam menyimak, bodoh memang kedua gadis itu. Mereka tidak tau, kalau mereka berurusan dengan keturunan Zandra.
"Lakukan" ucap Ghava kepada kedua gadis itu
"G-ghav... T-tolong maafkan kami, kami mohon j-jangan seperti ini." ucap gadis yang bernama Jessica, ia melihat ke sekeliling. Malu, benar-benar malu. Begitu banyak yang melihat mereka, bukan hanya angkatan di saja. Bahkan MABA dan juga seniornya.
Ghava dan Cia saling tatap dan tersenyum menyeringai.
"Waktu kalian menyiram dan menampar Risa, apa kalian berpikir seperti itu?" tanya Ghava
"Hiks.. R-Risa maafkan kami, k-kami janji t-tidak akan mengulang hal ini lagi. Kami akan menjauhi mu, kami janji." ucap Nilam
Risa menatap Luna, Cia dan Ghava. Namun hanya tatapan datar, yang ia lihat. Akhirnya Risa memilih menunduk, ia tak berani memutuskannya.
"Sudah, jangan banyak bicara. Cepat lakukan, terserah mau saling siram atau menyiram diri sendiri." titah Ghava dingin
"CEPET WOY, JANGAN BUANG WAKTU!!!" bentak Cia, mengejutkan Nilam dan Jessica
"Seperti itukan, cara kalian menindas junior kalian" Cia menatap tajam kedua gadis tersebut
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
ketembak tp kok GK ad yg luka y
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mak gk ada keinginan triplet??
🥰🥰🥰🥰🥰