Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 03
"Papa pasti senang melihat kedatangan kita. Mama yakin dia akan semakin semangat kerjanya," ucap Tika tersenyum sambil mengelus perut bucitnya.
Dia menyiapkan bekal makan siang untuk Randy lalu mengantarkannya ke rumah sakit. Tika berangkat dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Sebenarnya Randy telah melarangnya bepergian seorang diri, mengingat kandungannya yang sudah besar.
Namun, Tika yang merasa bosan dirumah memilih untuk pergi ke rumah sakit seorang diri. Tika mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Namun, tiba-tiba dia melihat ponselnya yang berbunyi dan tertera nama Randy di sana.
"Lihat papa sudah sangat merindukan kita," ucap Tika tersenyum sambil menekan tombol hijau.
Tiinn....
Arghh....
Brakkk....
Karena terlalu asik melihat ponselnya, Tika sampai tidak melihat sebuah mobil di depannya. Untuk menghindari mobil itu Tika langsung membanting setir dan menabrak pembatas jalan. Akibat benturan yang cukup keras di kepalanya Tika langsung tidak sadarkan diri. Para masyarakat yang melihat itu langsung berbondong-bondong membantu Tika.
Melihat Tika yang tidak sadarkan diri, terlebih lagi darah segar yang mengalir dengan deras dari selangkangannya. Para warga langsung membawa Tika ke rumah sakit secepatnya. Mereka berharap jika Tika dan kandungannya baik-baik saja.
Sesampainya di rumah sakit para suster langsung bergegas memberi pertolongan kepada Tika. Randy yang baru keluar dari ruangannya langsung membulatkan matanya terkejut. Dia mengucek matanya seakan tidak percaya jika wanita yang di bawa oleh suster itu adalah istrinya.
"Tunggu!" ucap Randy menatap Tika yang telah terbaring lemah di atas brankar, dan di temani salah satu warga yang membawanya ke rumah sakit.
"Dia adalah korban kecelakaan, Dok. Tolong berikan dia pertolongan, dia sedang hamil," ucap seorang wanita yang menolong Tika.
"Tika! ini kau sayang. Dia adalah istriku. Cepat bawa dia ke ruang IGD secepatnya," ucap Randy panik sambil mengenggam tangan Tika.
Dia menatap Tika yang tidak sadarkan diri sambil menitikkan air matanya. Dia terus berdoa agar anak dan istrinya baik-baik saja. Mendengar istri dari rekan kerja mereka membutuhkan pertolongan. Para dokter terbaik di rumah sakit itu langsung berlarian ke ruang IGD.
Mereka memberikan penangan secepatnya kepada Tika. Terlebih lagi darah segar yang terus mengalir dari area sensitif Tika membuat mereka harus bertindak dengan cepat. Mereka harus menyelamatkan bayi yang ada di kandungan Tika secepat mungkin.
"Tolong! selamatkan istri saya," ucap Randy penuh permohonan.
Dia terus menangis sambil mengengam tangan Tika. Dia tidak mau jika terjadi kepada anak dan istrinya.
"Kau tenang saja. Kami akan melakukan yang terbaik untuk istrimu," ucap Riko sahabat sekaligus rekan kerja Randy.
"Lebih baik kita melakukan operasi secepatnya," ucap salah satu rekan kerja Randy yang lainnya.
"Baik! siapkan ruang oprasi secepatnya," perintah Riko dengan cepat.
"Kau tenang saja! anak dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Riko memberikan dukungannya kepada Randy.
Randy hanya diam mengangguk sambil menatap Tika yang belum juga sadarkan diri. Riko dengan cepat memberikan penanganan terbaiknya untuk Tika. Riko yang melakukan oprasi Tika berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Tika dan juga bayi dalam kandungannya.
Sedangkan Randy dengan setia terus berada di samping Tika. Dia mengengam tangan Tika sambil terus menciuminya dengan lembut.
"Sayang! aku mohon kuatlah. Demi anak kita," ucap Randy lirih sambil mengelus lembut puncak kepala Tika.
"Ran! bayimu perempuan," ucap Riko memberikan bayi mungil yang sangat cantik kepada Randy.
"Sayang! lihat putri kita. Sangat cantik, sama seperti dirimu," ucap Randy mengendong putrinya dan menunjukkannya kepada Tika yang masih belum sadar juga.
"Lebih baik kau adzani dia dulu. Tika akan segera di pindahkan ke ruang rawat," ucap Riko setelah selesai mengoperasi Tika.
"Baik," ucap Randy mengangguk kecil lalu mengomandangkan Adzan di telinga bayi munggilnya.
Randy mengomandangkan adzan dengan begitu lantangnya sambil menitikkan air matanya. Dia berharap agar Tika cepat sadar secepatnya. Karena opeasinya telah selesai, Tika langsung di pindahkan ke ruang rawat. Randy hanya bisa menatap Tika yang masih belum sadarkan diri dengan penuh kesedihan.
"Bagaimana keadaannya, Rik?" tanya Randy kepada Riko.
"Dia baik-baik saja," ucap Riko berusaha menenangkan Randy.
"Rania!" gumam Tika lemas sambil berusaha membuka matanya.
"Sayang! kau sudah sadar?" ucap Randy langsung mendekati Tika dan mencium lembut wajah Tika.
"Mas! mana Rania? aku ingin bicara dengannya," ucap Tika lemas dan seperti menahan sakit yang teramat dalam.
"Tik! kau baik-baik saja?" ucap Rania dengan penuh kecemasan menghampiri sahabatnya itu.
Setelah mendapat kabar tentang kecelakaan Tika, Rania dengan cepat pergi ke rumah sakit. Dia menghawatirkan keadaan sahabatnya itu, terlebih lagi keadaan Tika yang sedang hamil besar.
"Mana bayiku?" tanya Tika.
Mendengar ucapan Tika, Randy langsung mengambil putri mereka yang ada di ruang bayi. Dia mengendong putri kecilnya lalu menunjukkannya kepada Tika.
"Ini putri kita, Sayang. Dia sangat cantik sama sepertimu," ucap Randy menunjukkannya putri munggil mereka.
"Sayang! kau cantik sekali. Maafkan mama ya," ucap Tika lirih sambil menatap haru putrinya.
"Ra!" ucap Tika kembali sambil menatap Rania yang ada di sampingnya.
"Ia, Tik. Aku di sini," ucap Rania mengengam tangan Tika.
"Aku titipkan putriku dan juga Mas Randy kepadamu ya. Aku mohon sayangi mereka," ucap Tika menatap Rania dengan penuh permohonan.
"maksudmu apa, Tik? kau yang akan menjaga mereka," ucap Rania gugup.
"Tidak! tugasku untuk menjaga mereka telah selesai. Sekarang aku serahkan tugasku kepadamu. Aku percayakan mereka kepadamu. Aku yakin kau dapat menyayangi mereka seperti aku. Aku hanya ingin kau yang menjadi ibu sambung putriku," ucap Tika dengan suara semakin lemas dan menahan sesak di dadanya.
"Maksudmu apa, Sayang? kau harus kuat. Aku yakin kau akan baik-baik saja," ucap Randy menatap Tika dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak! aku harus pergi. Aku mohon sayangi Rania seperti kau meyayangiku selama ini. Cintai dia sebesar kau mencintaiku. Aku mau kalian menikah di depanku sekarang juga," ucap Tika sambil menitikkan air matanya.
"Tidak! aku tidak akan menikah dengan siapapun. Karena istriku hanya dirimu," ucap Randy dengan tegas.
"Kau tidak mencintaiku," ucap Tika menitikkan air matanya sambil tergagap karena dadanya yang terasa sangat sesak.
"Sayang! kau baik-baik saja. Baiklah aku akan menikah dengan Rania," ucap Randy sepontan.
Mendengar ucapan Randy, Tika langsung menatap ke araha Rania. Dengan cepat Rania mengantuk kecil sambil mengengam tangan sahabatnya itu.
"Terima kasih! sekarang aku bisa pergi dengan tenang," ucap Tika tersenyum lalu berlahan memejamkan matanya.
"Tika!" ucap Rania menangia histeris sambil memeluk tubuh Tika.
Melihat itu Riko langsung mendekati Tika dan memeriksa keadaannya.
"Maaf! istrimu sudah meninggal,"
Duar...
Bagaikan tersambar petir di siang bolong. Tubuh Randy langsung terasa lemas. Dia mendekati tubuh Tika dan menatap wajah teduh Tika dengan tatapan kosongnya. Dia tidak tau harus berbuat apa saat ini. Hanya air matanya terus menetes membasahi wajah tampannya, sebagai tanda bagaimana hancur dirinya saat ini.
Bersambung...
rania jadi randy.. 😂😂