Menjadi wanita gemuk, selalu di hina oleh orang sekitarnya. Menjadi bahan olok-olokan bahkan dia mati dalam keadaan yang mengenaskan. Lengkap sekali hidupnya untuk dikatakan hancur.
Namanya Alena Arganta, seorang Putri dari Duke Arganta yang baik hati. Dia dibesarkan dengan kasih sayang yang melimpah. Hingga membuat sosok Alena yang baik justru mudah dimanfaatkan oleh orang-orang.
Di usianya yang ke 20 tahun dia menjadi seorang Putri Mahkota, dan menikah dengan Pangeran Mahkota saat usianya 24 tahun. Namun di balik kedok cinta sang Pangeran, tersirat siasat licik pria itu untuk menghancurkan keluarga Arganta.
Hingga kebaikan hati Alena akhirnya dimanfaatkan dengan mudah dengan iming-iming cinta, hingga membuat dia berhasil menjadi Raja dan memb*antai seluruh Arganta yang ada, termasuk istrinya sendiri, Alena Arganta.
Tak disangka, Alena yang mati di bawah pisau penggal, kini hidup kembali ke waktu di mana dia belum menjadi Putri Mahkota.
Akankah nasibnya berubah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Mengejar Alena
Alena terdiam, memperhatikan jumlah data di hadapannya yang menumpuk bagaikan bukit kecil. Alena beberapa kali menghela nafas dan mulai bekerja, menjadi seorang bos agaknya tidak terlalu menyenangkan juga.
Selain banyak uang dan bisa melakukan segalanya dengan uang, namun pekerjaan yang dihadapi juga berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Produksi buku dan kanvas terus dilakukan secara bertahap, Alena juga meminta Emma untuk membantunya dan belajar agar dapat membantunya mengurus pekerjaan yang menggunung itu, bisa dikatakan kali ini Emma sudah naik jabatan menjadi asisten dari Nona mudanya.
Tuan Duke Arganta juga merasa uang yang dipinjam Alena benar-benar telah dikembalikan kurang dari satu bulan pertama. Duke Arganta tentu saja sangat bangga pada pencapaian putrinya tersebut.
Tanpa disangka semakin hari kertas juga semakin mahal, bukan tanpa alasan. Kualitas kertas yang bagus di tunjang oleh bahan yang bagus dan langka. Itulah mengapa kertas kian mahal dari hari ke hari, Alena juga mengembangkan bisnisnya pada alat tulis lainnya. Seperti tinta dan sebagainya, hingga dua bulan kemudian 2 asisten saja tidak cukup untuk mengerjakan semuanya.
Para Bangsawan mulai bergosip mengenai Alena yang sukses besar, mereka juga selalu mencari gosip miring tentang Alena karena selama ini mereka tahu bila Alena sangat ingin menjadi seorang Putri Mahkota.
Tentu saja menjadi seorang Putri Mahkota sama saja menjadi musuh semua bangsawan yang memiliki Putri, namun setelah menyaksikan kesuksesan besar Alena. Orang-orang kian sulit menemukan titik lemah Alena, selain karena kota telah dikendalikan oleh kekuasaan raksasa Alena. Semuanya juga memilih tutup mulut saat ada yang mengorek informasi mengenai Alena.
Sedangkan Duke Mattias, setelah pertemuan itu pagi harinya dia langsung meminta dekrit Kerajaan dan meminta sang Raja untuk menjodohkan dirinya dan Alena.
Tentu saja sang Raja senang bukan kepalang, selain karena dia sangat tahu pasti seperti apa watak Alena yang baik hati. Dia juga senang pada akhirnya anak yang selalu menutup diri itu membuka pintu hatinya bagi seorang wanita.
Namun satu Minggu kemudian Pangeran Mahkota juga melakukan hal yang sama, namun Raja tidak mengabulkannya dengan alasan bila Alena telah memiliki tunangan yang telah terikat dengan hukum. Meski Raja tak mengatakan siapa orang itu, namun Pangeran Mahkota pada akhirnya mencari tahu semua itu sendiri.
Beberapa kali dia berusaha mendatangi kediaman Duke Arganta, namun dia selalu gagal bertemu dengan Alena dan selalu bertemu dengan saudaranya saja yaitu Elena.
Seperti hari itu, Pangeran Mahkota sengaja membawa seikat bunga mawar merah datang ke kediaman Duke Arganta. Duke Arganta yang telah mengetahui perjodohan yang dilakukan oleh Raja antara Alena dan Mattias akhirnya menjauhkan Alena dari Pangeran Mahkota.
Duke Arganta selalu memberikan banyak alasan yang masuk akal, Alena sendiri selalu saja menurut karena dia juga tak mau berhubungan dengan pria itu lagi.
“Tuan Duke, apa Alena ada?” Tanya Pangeran Mahkota datang ke ruangannya, karena tadi saat dia masuk dia melihat Pelayan setia Alena ada di kediaman tersebut.
“Sayang sekali, dia baru saja berangkat ke gudang kertas.” Ucap Duke Arganta mengangkat bahunya.
“Anda jangan berbohong! Jelas-jelas tadi saya melihat bila pelayannya ada di kediaman ini.” Ucap Pangeran Mahkota marah, Duke Arganta terkekeh sumbang.
“Pelayan? Hem maksudnya Emma ya? Dia adalah asisten Putriku. Saat ini dia memang sedang mengerjakan data di ruang kerja putriku bersama 5 asisten lainnya, sedangkan Putriku tengah melakukan survei ke lapangan.” Pangeran Mahkota nampak murka, kedatangannya selalu saja tak disambut dengan baik.
“Ah ya, Putriku memang sibuk. Aku sendiri bangga sekali padanya, dan sepertinya anda harus menjaga mahkota anda Pangeran.” Peringat Duke Arganta, Pangeran Mahkota lantas kian marah dan membanting gelas teh di atas meja.
“Anda keterlaluan sekali Duke! Aku sudah melakukannya dengan baik hati. Jangan salahkan aku bila kedepannya aku akan melakukan segala cara yang ada.” Duke Arganta terkekeh sumbang dan angkat bahu.
“Jangan menggertak, tapi cobalah untuk membuktikan ucapan anda sendiri Pangeran!” Duke Arganta tersenyum sinis dan membiarkan Pangeran Mahkota yang diliputi oleh kebencian keluar dari ruangannya.
“Pangeran!” Elena nampak bergelayut manja di tangan Pangeran Mahkota, Pangeran Mahkota yang telah marah besar ingin melampiaskan amarnya saat itu.
“Kamu juga cukup cantik, meski agak bodoh. Tapi aku suka wanita cantik,” Pangeran Mahkota mencium bibir Elena yang merah itu dengan rakus, para Pelayan melihatnya dengan jelas.
“Ah! P-pangeran!” Elena men*desah nikmat saat leher jenjangnya di kecup dengan rakus, satu kakinya diangkat dan hawa panas menjalari tubuh keduanya.
“Astaga, apa kalian sudah menikah? Yang benar saja melakukan hal tidak senonoh di koridor rumah orang.” Alena datang, dia sudah melihat semuanya sejak awal dan hanya merasa jijik saja pada pria itu. Bagaimana bisa dulu dia bermimpi disentuh oleh pria sepertinya? Ah, membayangkannya saja sudah seperti mimpi buruk bagi Alena saat ini.
“K-kakak?” Elena terkejut, begitupun Pangeran Mahkota yang sontak melepaskan tubuh Elena dan mantap sosok wanita yang membawa banyak kertas di tangannya.
“Kalian mengganggu ketertiban, dan anda! Meski anda seorang Pangeran Mahkota dan calon Raja masa depan, pantaskah anda melakukan hal menjijikan seperti ini? Di siang bolong lagi!” Gertak Alena meminta Emma untuk mendekat.
“Ambilkan data kanvas, aku menyimpannya di ruang kerja dan lupa. Aku juga harus segera kembali ke gudang sekarang juga.” Ucap Elena langsung melenggang pergi dari sana.
“T-tunggu! Alena!” Pangeran Mahkota hendak mendekati Alena, namun Alena justru tak memperdulikannya dan berjalan lebih cepat.
“P-pangeran, apa kita lanjutkan yang tadi?” Elena nampak kembali bergelayut, kini amarah sang Pangeran Mahkota telah sampai di ubun-ubun.
“Ini semua gara-gara kau! Ja*lang sia*lan!” Pekik Pangeran Mahkota dan berlalu meninggalkan Elena. Sedangkan kini Pangeran Mahkota sudah tak memiliki muka lagi untuk bertemu dengan Alena kecuali dengan cara terakhir.
4 bulan setelah perjanjian kertas dilakukan, tubuh Alena sudah berubah seutuhnya. Dia juga tak lagi menerima perintah dari ayahnya untuk keluar dari kediaman, itu artinya Pangeran Mahkota tak lagi sering datang ke kediaman Duke Arganta.
“Alena, apa anda benar-benar akan pergi ke gudang. Padahal salju tengah turun hari ini.” Duke Arganta nampak cemas, namun pekerjaan Duke juga bukan kaleng-kaleng.
“Begitulah Ayah, aku harus memeriksa semuanya dengan jelas sebelum salju kian lebat.” Duke Arganta mengangguk dan meminta beberapa Kesatria terbaik untuk mengawal Alena.
Selain itu, pertemuan rahasia Alena dengan seseorang juga harus terjadi hari itu. Alena tak ingin di kawal pada awalnya, karena ini menyangkut hal pribadinya. Namun Ayahnya ngotot dan tetap memerintahkan Alena membawa Kesatria.
“Ah, padahal aku tak butuh Kesatria sekarang. Bila ada yang macam-macam pun, mereka pasti akan bertindak.” Alena menatap sekeliling, di mana para Ksatria terlatih dari Harimau Putih sering berjaga di sekitar Alena.