Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Tujuh hari kemudian tibalah acara akikah Naysa, ada beberapa tetangga yg membantu memasak. Ada juga bibi atau adiknya ayah Ahsan bernama Siti Mahmudah. Acaranya sederhana hanya di rumah saja, berhubung anaknya perempuan maka kambing yang dipotong hanya 1 ekor, selain itu potong ayam untuk tambahan lauk, ikan laut juga ada.
"Sudah selesai ini lauknya, bawa ke depan Ren", ujar bibi Siti. "iya bi, nasinya juga?" tanya Reni. "iya sudah semua makanya tinggal dibawa ke depan sebelum para tamu datang, sebentar lagi itu acaranya akan dimulai". "ok" sambungnya.
Acara dimulai, tidak banyak tamu diundang hanya warga kampung desa Peno yang dikenal. Selesai acara maka selanjutnya bersih² mulai dari membereskan piring kotor, mencuci, membersihkan rumah, dan lainnya yang dibantu tetangga yang baik. "Alhamdulillah selesai acara" ucap ibu.
Beberapa hari setelahnya mulai masuk sekolah, biasanya Reni akan membawa kue untuk dijual tetapi karena ibunya selesai melahirkan maka libur jualan kue. Eh jangan salah ya, meski tidak membuat kue kalau ada buah maka buahlah yang akan dijual seperti rambutan, kedondong, dan lainnya. Saat ini musim buah kedondong yang kulitnya mulus dan bijinya berakar, kalian pasti tau donk?
Pada saat itu masih tahun 2004 lah yaa makanya buah kedondong 1 biji itu masih harga 100 rupiah, lumayanlah kalau sekarang 1000 rupiah mungkin karena sudah tahun 2024. Atau bahkan lebih mahal dari itu!
"kamu bawa apa Ren? Rajin amat jualan?" tanya Sahar teman kelas Reni di sekolah. "aku bawa kedondong ini, kamu mau beli? Murah kok hanya 100 rupiah 1 buah".
"aku tidak suka kedondong, kecut" katanya.
"owh ya sudah tidak masalah". Akhirnya Reni menjual di kelas lain yang mau membeli. Berhubung di sekolah belum memiliki kantin maka jaulannya dibawa ke dalam kelas tapi tidak menggangu saat belajar.
Saat istirahat Reni selalu membawa jualannya kemanapun dia pergi, saat mainpun sambil menjaganya supaya aman dan sempat ada temannya yang mau membeli.
"Reni apa itu?" tanya Galih kakak kelasnya. "ini buah kedondong kak, kakak mau beli?"
"wah boleh, aku suka itu! Aku tidak punya pohonnya makanya aku beli," candanya sambil ketawa. "semua berapa?"
"eh, bener nih kak mau dibeli semua?"
"benarlah, ayo teman² siapa mau makan kedondong sini aku traktir" ucap Galih.
"wah ada gratisan nih, ada apa gerangan Galih ntraktir makan kedondong, lagi banyak duit ya?". Tanya Sugeng teman kelas Galih.
"Alhamdulillah dapat rezeki karena kakek dan nenek aku datang, mereka tidak bawa oleh² dari Jawa makanya aku dikasih uang banyak. Susah kalau bawa oleh² dari Jawa terlalu berat". Katanya.
"syukurlah rezeki anak shaleh ini" ucap Tati teman Galih juga.
"rezeki anak shalehah juga kak, kan kak Galih beli jualanku". Kata Reni.
Tati menjawab "yaps bener rezeki anak shaleh shalehah yaa..."
"ayo kita cari tempat makan buah, kalau disini tidak enak dilihat guru apalagi ibu Nuri huh itu guru killer, beli buah ke teman kita saja tidak boleh, mau kaya sendiri dia" gerutu Galih.
"hahaha" teman² Galih pada ketawa mendengar gerutuan temannya. "lets go" serempak.
Meraka akhirnya menikmati buah kedondong di tempat yang lebih aman karena guru yang bernama ibu Nuri tidak suka ketika anak² membeli makanan di tempat lain kalau jualannya belum habis. Ibu Nuri biasa menjual es lilin, es kue, bahkan kue seperti donat, roti goreng atau jalan kotek. Guru yang lain juga ada yang menjual makanan seperti kue lapis namun terkadang anak² disuruh membeli makanan di ibu Nuri. Ntahlah itu guru mau kaya sendiri padahal rezeki sudah ada yang mengatur tinggal bagaimana manusia berusaha bekerja keras.
Waktunya istirahat sudah habis, kembali belajar di dalam kelas, sekolahnya masih lantai tanah dan temboknya papan. Maklum ini sekolah di desa, Alhamdulillah sudah ada sekolah disini meski belum memiliki fasilitas yang lengkap tapi sudah lebih baik daripada tidak ada.
Ketika pulang sekolah Reni langsung pulang ke rumah, disambut hangat oleh ibu dan adiknya Naysa yang masih bayi. "habis jualanmu nak?" kata ibu Wati.
"Alhamdulillah habis bu, ibu sedang apa?"
"menyusui adikmu Naysa, tapi dia tidak suka ASI sepertimu, hanya sedikit saja, makanya mau ibu buatkan susu formula. Gantilah pakaianmu Ren, lalu tolong buatkan susunya, ibu akan menggantikan celana atau popok kain untuk adikmu karena dia sedang buang air kecil" kata ibu.
"baik bu, tunggu sebentar" jawab Reni.
Reni masuk kamar sambil menggerutu, "untung ibuku yang suruh, baru pulang sudah disuruh buat susu lagi, awas ya kalau Naysa sudah besar tidak nurut, capek dari sekolah mau istirahat malah harus buat susu".
Disaat berganti pakaian Reni melihat ada foto di atas mejanya, ternyata foto lama lebih tepatnya foto pengantin ibu dan ayahnya. "wah ibu cantik saat pengantin, body nya masih ramping, ayah juga tampan, nanti aku besar mau juga seperti ini".
Setelah meletakkan kembali foto tersebut Reni melanjutkan langkah ke dapur membuat susu formula untuk Naysa sesuai permintaan ibunya. Akan tetapi Reni tidak tahu cara membuatnya makanya dia minta diajarin oleh ibunya terlebih dahulu.
...Selamat membaca, maaf masih berantakan karena karya pertamaku ♡♡♡...
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih
Jangan lupa like, kritik dan sarannya.../Rose/