HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan Pernikahan
Hari ke-empat tanpa Yuan, Maudy sudah seperti terbiasa tinggal di apartemen sendirian, karena dari awal ia juga tinggal bersama Yuan hanya sekali.
Namun wanita itu juga bertanya-tanya sebenarnya Yuan mendapatkan uang darimana sehingga bisa membeli apartemen dan motor secara bersamaan.
"Mungkin dia punya tabungan dan motornya kredit?" gumam Serena.
Serena tengah dilanda masuk angin belakangan ini, dia terus muntah-muntah dan meriang namun tidak gentar untuk kerja di kantor.
Saat ini wanita itu sedang berada di kantor. Beberapa hari ini Johan sering mengajaknya keluar, namun Serena memilih untuk menolak karena tidak ingin memberikan harapan lebih kepada Johan.
Kabar CEO J Company tengah menggandeng seorang wanita juga tidak hentinya menjadi perbincangan setelah kejadian beberapa hari lalu ia membawa Serena pergi ke acara pernikahan rekan bisnisnya.
"Serena, ayo makan bareng?" tawa Johan yang baru saja masuk ke ruangan Serena.
"Baiklah!" jawab Serena yang langsung berdiri dari kursinya.
Merekapun berjalan menuju ke kantin, melewati ruangan devisi keuangan yang dulunya tempat Serena bekerja.
Serena sedikit terpaku melihat Yuan dan Maudy sedang berada di dalam ruangan itu. Wanita itu pun ingat kalau surat izin Yuan dan Maudy sudah habis kemarin, sesuai dengan yang dikatakan Pak Haris.
"Serena?" Johan membuyarkan lamunan Serena yang menatap Maudy dan Yuan dari luar ruangan.
"Ahh maaf, ayo!" ucap Serena yang langsung kembali berjalan di samping Johan.
Kantin yang ramai tiba-tiba menjadi senyap karena kedatangan Johan, lelaki itu sangat jarang ke kantin dan kali ini ia ke kantin bersama seorang Serena.
Johan mengambilkan makanan untuk dirinya dan membawakan milik Serena juga.
"Aku bisa bawa sendiri, Johan!" ucap Serena yang hendak merebut piringnya dari lelaki itu.
"Tidak-tidak, ayo ke meja sana!" lelaki tampan itu pun membawakan makanan Serena sampai ke sebuah meja.
Serena pun duduk berhadapan dengan Johan, lelaki itu langsung memberikan sendok dan garpu kepada Serena.
"Ayo makan!" senyum Johan kepada Serena.
Serena pun memakan makanannya, begitu juga dengan Johan. Di tengah-tengah acara makan mereka tiba-tiba perhatian Serena teralihkan dengan dua orang yang tadinya mengganggu pikirannya.
Yuan datang bersama dengan Maudy, Sifa dan Rama. Mereka membawa makanan dan duduk tepat disamping meja Johan dan Serena.
"Haii Bu Serena dan Pak Johan!" sapa Sifa.
Johan hanya mengangguk pelan sedangkan Serena tersenyum tipis. Maudy dan Rama pun tersenyum untuk menyapa mereka, sedangkan Yuan tidak menatap ke arah mereka sedikitpun.
"Ehh iya, Bu Serena kalian undang ke pernikahan kalian kan?" tanya Sifa kepada Maudy dan Yuan.
"Tentu dong, bersama dengan Pak Johan juga. Siapa tau mau datang bersama?" ucap Maudy dengan senyum sumringah.
Dengan semangat Maudy mengeluarkan dua undangan dari tas yang sepertinya berisi banyak undangan pernikahan.
Serena kaget dan langsung tersenyum kecut, ia mencoba melihat reaksi Yuan namun lelaki itu tidak berani menatapnya sedikitpun.
Gadis itu menerima undangan yang diberikan oleh Maudy dan membaca tanggal pernikahannya.
"Dua Minggu lagi?" batin Serena.
"Selamat ya!" ucap Johan yang mendapatkan anggukan kepala dari Maudy dengan wajah bersinarnya.
"Diajukan ya, bukannya kalian akan menikah tahun depan?" tanya Serena yang tidak mengalihkan padangannya dari undangan di atas meja.
"Iya, kami dan keluarga udah ngga sabar dan akhirnya memutuskan untuk tidak menundanya lagi!" jawab Maudy.
"Selamat ya, semoga Sifa dan Rama segera nyusul juga!" Serena tersenyum hingga menampakkan sedikit giginya, senyum yang hampir tidak pernah ia perlihatkan di kantor.
"Terimakasih Bu Serena!" ucap Maudy.
Bersambung