Karya terbaru dari Author "Berondong Bayaran CEO Cantik."
Ig : oh_ya_ra
tiktok : link di ig
Ananta Nayra Santoso, tiba-tiba mengandung anak dari sahabatnya sendiri yakni Sean Alejandro Blanco. Semua bermula ketika mereka pergi ke sebuah bar dan mabuk berat. Keduanya sama-sama tak sadar telah melakukan hal tersebut. Mendengar kabar kehamilan Nayra, orang tua mereka yang berselisih selama ini pun kembali cekcok. Nenek keduanya menginginkan mereka menikah, tetapi mereka berdua sudah memiliki kekasih masing-masing. Bagaimana kah kisah selanjutnya?. Ikuti saja cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pratiwi Devyara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertepatan
Nayra dan Sean duduk di bagian paling pojok kantin. Sean sendiri lalu menyerahkan rujak buah yang tadi ia beli khusus untuk sahabatnya itu.
"Nanti dulu aja makanan rujaknya, Nay. Lo makan nasi dulu biar nggak sakit perut." ujarnya.
"Iya, ini gue mau ngambil dikit aja koq." ujar Nayra.
Perempuan itu lalu mengambil dua potong buah yang palingan asam diantara yang lain, yakni mangga muda dan juga kedondong. Lalu ia memakan buah tersebut dan tak lama makanan yang mereka pesan sebelumnya tiba.
"Yuk, makan dulu!" ajak Sean.
Nayra mengangguk, lalu mereka berdua pun makan. Di tengah-tengah tiba-tiba handphone Sean berdering, dan itu ternyata panggilan dari Felicia.
"Iya sayang." jawab Sean pada panggilan tersebut.
Entah mengapa hati Nayra mendadak seperti patah. Padahal selama ini ia tak pernah merasa demikian. Batinnya kini bergejolak, seolah tidak rela dengan semua itu.
Tetapi ia berusaha menetralkan perasaannya. Sebab ia tak tau dari mana hal tersebut berasal. Bertahun-tahun lamanya berteman, ia tak pernah cemburu sedikitpun pada Sean dan begitupula sebaliknya.
"Iya, kamu juga makan ya. Aku selesaikan makan dulu, nanti kita chat aja." ujar Sean.
Tak lama telpon tersebut pun disudahi. Nayra mendadak berubah raut wajahnya dan Sean bisa melihat semua itu dengan jelas.
"Nay, lo kenapa?" tanya nya kemudian.
Ia tak mau terlalu percaya diri, sebab mungkin Nayra berubah mood karena hal lain. Meski ia tetap curiga jika perempuan itu merasa cemburu padanya.
"Nggak, lagi kayak habis energi aja tiba-tiba." dusta Nayra.
"Ya udah, habiskan makanannya biar energi lo balik lagi." jawab pemuda itu.
Nayra mengangguk dan berusaha untuk terlihat biasa saja.
"Bro, gue mau ngelamar Nayra di Bali. Mau sewa Villa yang waktu itu, namanya apa sih?. Lupa gue."
Philo mengirim pesan singkat pada Sean dan mendadak hati pemuda itu menjadi terusik. Kali ini gantian ia merasakan apa yang tadi Nayra sempat rasakan.
"Lo kenapa Sean?"
Nayra notice pada perubahan mimik wajah pemuda itu.
"Ah, nggak. Ini teman gue ngechat, lagi ada masalah." gantian Sean yang berbohong kali ini.
"Oh."
Nayra percaya saja lalu lanjut makan, sementara Sean kini membalas pesan Philo.
"Villa Kencana Biru 3." jawabnya.
"Oh iya, bentar gue searching dulu. Thanks, bro." balas Philo.
"Sama-sama, bro. By the way congrats ya, akhirnya lo sama Nay mau tunangan."
Sean berbasa-basi, padahal ada rasa sakit yang entah dari mana saat ia mengetik tulisan tersebut. Tak lama ia melanjutkan makan lalu memesan kopi.
Ia hendak merokok namun teringat jika Nayra saat ini tengah hamil. Maka ia pun tak jadi melakukan hal tersebut.
Karena meskipun keputusan terhadap janin mereka masih abu-abu, tapi ia sendiri tak mau membahayakan.
***
Usai makan, Nayra naik ke atas dengan membawa rujak yang tadi belum di makan. Ia lalu duduk dan membuka kembali laptop, sambil mulai menikmati rujak tersebut.
"Nay, lo beli rujak?" tanya Steffi dan yang lainnya.
"Iya, nih. Ayo makan bareng-bareng." ujar Nayra sambil menyodorkan rujak tersebut ke meja Steffi.
Mereka semua lalu mengambil, tapi ada juga yang tak suka dan hanya memperhatikan saja.
"Ih, asem banget mangganya Nay. Gilaaaaa."
Steffi makan sambil merem-melek lalu buru-buru meminum air mineral yang ada diatas meja kerjanya.
"Nggak asem ah perasaan, biasa aja."
Nayra makan dengan santai dan hal tersebut cukup membuat teman-temannya kaget.
Pasalnya selama ini Nayra tak pernah menyukai buah-buahan yang rasanya asam. Teman-temannya tau persis mengenai hal tersebut.
Sebab ada beberapa kali sepanjang mereka bekerja, Nayra menyingkirkan buah-buahan yang asam ketika diajak makan rujak ataupun salad buah.
"Hmmph."
Tiba-tiba Nayra mual dan berlari ke kamar mandi. Steffi dan yang lain sontak saling menatap, otak mereka menghubungkan dengan gosip yang mulai beredar hari ini. Mengenai karyawan misterius yang jadi selingkuhan bos mereka.
"Hueeek."
"Hueeek."
Nayra kembali muntah, tetapi ia tak tau jika Steffi menyusul dan perempuan itu benar-benar menaruh rasa curiga.
Selang beberapa saat Nayra kembali, namun tatapan teman-teman satu divisinya agak berbeda. Nayra bisa merasakan semua itu, meski mereka berpura-pura tidak demikian.
Ada semacam kode-kode rahasia yang terbaca olehnya ketika memperhatikan mereka. Tetapi Nayra tak ingin ambil pusing, sebab siapa tau ia salah menilai. Ia tengah sangat sensitif kali ini, lantaran sedang mengandung bayi Sean.
Nayra lalu melanjutkan pekerjaan, dan tak lama bos mereka melintas. Pria itu lalu mendekat dan menghampiri Nayra.
"Nay, ikut ke ruangan saya!" ujarnya
Sebagai karyawan yang baik, Nayra menuruti saja semua itu. Karena dipanggil bos ke ruangannya adalah hal wajar dikantor manapun.
Tetapi pandangan teman-teman satu divisinya kali ini sama sekali berbeda. Mereka mulai menjadikan Nayra sebagai suspect dari daftar orang-orang yang dirasa mungkin untuk menjadi selingkuhan bos.
***
"Nay, are you okay?"
Sean bertanya pada Nayra, ketika mereka telah beberapa menit menyusuri jalan pulang. Saat itu Nayra mendadak tak lagi bicara, sehingga membuat Sean menoleh padanya.
Nayra ternyata tertidur dan Sean lalu tersenyum. Ia membelai kepala dan rambut sahabatnya itu dengan lembut.
Ada perasaan aneh yang terus tumbuh ketika mereka sedang bersama, dan Sean membiarkan saja semua itu terjadi.
"Sayang, kamu nggak mau jemput aku?. Mobil aku mogok."
Felicia mengirim chat pada Sean. Sejatinya Sean kasihan pada kekasihnya itu, tetapi saat ini tengah ada Nayra bersamanya.
Jika ia jujur pada Felicia dan tetap menjemput kekasihnya itu, sudah barang tentu Felicia akan ngambek.
Tetapi jika tidak ia jemput, ia seolah menjadi pacar yang tidak peka akan keadaan. Sean lalu menepikan mobil dan membalas.
"Aku belum pulang. Kalau kamu mau nunggu, kira-kira satu jam lagi aku kesana."
Sean bermaksud mengantar Nayra dulu ke rumah, kemudian baru menjemput Felicia.
"Aku tunggu di tempat makan biasa aja, nanti kesana aku naik ojek online. Kamu jemput aku disana ya." tulis Felicia.
"Oh oke sayang, kamu hati-hati kesana nya."
"Iya sayang."
Maka Felicia pun memesan ojek online dan menuju ke tempat yang dimaksud. Sementara Sean melanjutkan perjalanan guna mengantar Nayra.
Setibanya di depan rumah, Nayra baru bangun. Ia tidur sangat nyenyak karena pekerjaan hari ini cukup melelahkan.
"Kita udah sampe ya." ujarnya.
"Iya sayang."
Sean tanpa sengaja mengucapakan kata-kata tersebut. Ia lupa jika saat ini yang ada disampingnya adalah Nayra dan bukan Felicia.
Sejenak keduanya terdiam, lalu sama-sama mencoba melupakan. Meski hati mereka sama-sama terasa hangat.
mudah2an g terjadi perang bintang y....