"Dewa Penghancur"
Kisah ini bermula dari seorang pemuda bernama Zhi Hao, yang sepanjang hidupnya selalu menjadi korban penghinaan dan pelecehan. Hidup di pinggiran masyarakat, Zhi Hao dianggap rendah—baik oleh keluarganya sendiri, lingkungan, maupun rekan-rekan sejawat. Setiap harinya, ia menanggung perlakuan kasar dan direndahkan hingga tubuh dan jiwanya lelah. Semua impian dan harga dirinya hancur, meninggalkan kehampaan mendalam.
Namun, dalam keputusasaan itu, lahir tekad baru. Bukan lagi untuk bertahan atau mencari penerimaan, melainkan untuk membalas dendam dan menghancurkan siapa saja yang pernah merendahkannya. Zhi Hao bertekad meninggalkan semua ketidakberdayaannya dan bersumpah: ia tak akan lagi menjadi orang terhina. Dalam pencarian kekuatan ini, ia menemukan cara untuk mengubah dirinya—tidak hanya dalam penampilan, tetapi juga dalam jiwa dan sikap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19: Ambisi kekuasaan
Swoosh!
Swoosh!
Zhi Hao melihat ke arah Zhi Sao, yang sedang berjuang melawan Xiao Long.
Zhi Sao tampak kelelahan, namun dia masih berjuang dengan gigih.
"Ayah!" teriak Zhi Hao.
Zhi Sao menoleh ke arahnya.
"Hao, kamu harus pergi!" teriak Zhi Sao. "Aku akan menahan mereka."
"Tidak, Ayah," kata Zhi Hao. "Aku akan membantumu."
Zhi Hao berlari menuju Zhi Sao, mengayunkan Pedang Bayangan dengan sekuat tenaga.
"Ayah, aku akan mengalahkan mereka!"
Zhi Hao menyerang Xiao Long dengan penuh semangat. Xiao Long terkejut melihat kekuatan Zhi Hao yang meningkat drastis. Dia mencoba menghindar, namun Zhi Hao terlalu cepat.
“Teknik Pedang Tingkat Pertama - Sambaran Maut!” Zhi Hao berteriak.
Pedang Bayangan menghantam dada Xiao Long, membuatnya terhuyung ke belakang. Xiao Long terbatuk darah, matanya melotot tak percaya.
"Tidak mungkin! Bagaimana bisa seorang yang lemah seperti kau memiliki kekuatan sebesar itu?" teriak Xiao Long.
"Pedang Bayangan," jawab Zhi Hao, suaranya dingin dan penuh kekuatan. "Pedang ini memiliki kekuatan yang luar biasa."
Xiao Long bangkit dan berlari lagi pada Zhi Hao. Ia menolak untuk kalah.
Treng!
Treng!
Zhi Hao melancarkan serangan bertubi-tubi, Xiao Long kewalahan. Dia mencoba melawan, namun Zhi Hao terlalu kuat. Pedang Bayangan menari-nari di tangan Zhi Hao, menghasilkan bayangan-bayangan yang menakutkan.
Pedang itu didapatkan di dalam sebuah Peti yang ada di Kediaman Qianlong. Ketika Zhi Hao hendak keluar dari Dunia Cincin, ia mencari sebuah senjata yang cocok untuknya.
"Kau tidak akan pernah mengalahkan Klan Xiao!" teriak Xiao Long.
"Aku tidak bermaksud mengalahkan Klan Xiao," jawab Zhi Hao. "Aku hanya ingin melindungi Ayahku."
Zhi Hao mengayunkan Pedang Bayangan dengan santai, kibasannya menghantam Xiao Long hingga terjatuh.
Bruk!
Xiao Long terbaring tak berdaya, matanya menatap langit dengan penuh kekalahan.
"Aku menyerah," kata Xiao Long, suaranya lemah.
Anggota Klan Xiao lainnya melihat pemimpin mereka kalah, mereka pun menyerah. Mereka berhamburan ke segala arah, meninggalkan kediaman Klan Zhi.
Zhi Sao menghampiri Zhi Hao, matanya berkaca-kaca. "Hao, kau telah menyelamatkan kita, darimana kamu mendapatkan kekuatan ini. Apakah ternyata kamu menyembunyikan dengan baik selama ini, kamu juga sudah mencapai Ranah Bumi, bukankah itu pencapaian luar biasa bagi seorang pemuda?" kata Zhi Sao. "Kau telah membuktikan bahwa kau layak mewarisi warisan pedang Klan Zhi."
Zhi Hao tersenyum, "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan, Ayah."
Di Kejauhan Xiao Lui memandangi kekalahan Pasukan Elit Klan Xiao dari Zhi Hao, dia menggenggam erat tangannya yang terkepal dengan kebencian memenuhi dada.
“Dia ternyata mampu mengalahkan Xiao Long yang notabene telah mencapai Ranah Bumi tahap Pertama? Sungguh kekuatan yang luar biasa. Ini tak bisa dibiarkan.” Gumamnya.
*
Setelah pertempuran, Zhi Sao memanggil semua anggota Klan Zhi. Dia mengumumkan bahwa Zhi Hao adalah pewaris resmi warisan pedang Klan Zhi. Semua orang terkejut, terutama Renxiao.
"Bagaimana bisa?" Zhi Renxiao bertanya dengan penuh ketidakpercayaan. "Zhi Hao hanyalah seorang yang lemah. Dia tidak layak menjadi pewaris Klan Zhi." Ia menolak.
"Adik, Renxiao," kata Zhi Sao dengan tegas. "Kamu harus menerima keputusan ini. Zhi Hao telah membuktikan dirinya dalam pertempuran. Dia adalah pewaris yang layak."
Renxiao masih tidak terima, namun dia tidak berani membantah lagi. Dia tahu bahwa Zhi Sao telah membuat keputusan.
Zhi Sao kemudian menjelaskan kepada Zhi Hao tentang rahasia Pedang Kilat. "Teknik Pedang ini memiliki kekuatan yang luar biasa, namun kekuatannya tidak hanya berasal dari logamnya," kata Zhi Sao. "Kekuatan Pedang Kilat berasal dari semangat leluhur Klan Zhi yang terkandung di dalamnya."
"Semangat leluhur?" Zhi Hao bertanya dengan heran.
"Ya," jawab Zhi Sao. "Leluhur kita, seorang ahli pedang yang hebat, telah menanamkan semangatnya ke dalam Teknik pedang ini. Semangatnya akan membantu kamu dalam berlatih Teknik Pedang Kilat dan meningkatkan kekuatanmu."
**
Zhi Renxiao pulang ke kediamannya. ia menghentak tangan di meja hingga meja terbelah menjadi dua bagian.
"Sialan, aku tidak rela kalau Posisi Patriark selanjutnya akan di dapatkan olehnya. harusnya Putraku, dia yang lebih berbakat daripada Zhi Hao itu. aku harus mencari Sekutu."
Beberapa pelayan yang kebetulan lewat di kediaman itu terkejut, tapi mereka tidak ada yang bersuara, karena itu hanya akan mengantarkan mereka pada kematian.
Sungguh Renxiao tidak menerima kenyataan.
"Ayah, mengapa kamu mengamuk?" Zhi Lingfeng datang dan bertanya, ketika ia membuka pintu, beberapa barang berantakan berserak.
Zhi Renxiao menatap Putranya, "Kamu baru kembali dari sekte, bagaimana, apakah kamu sudah mendapatkan peningkatan?"
"Aku sudah mencapai Ranah Inti Energi tahap kedua, Ayah. aku menjadi satu-satunya pemuda di Klan Zhi yang saat ini berhasil mencapai itu. masa depan Klan akan berada di pundakku." percaya diri Zhi Lingfeng.
"Selamat Nak atas pencapaianmu. Tapi, apa yang kamu lakukan untuk menyingkirkan Zhi Hao?" Renxiao berbisik, matanya tajam dan penuh amarah. "Dia adalah ancaman, ancaman nyata bagi posisi Patriarkmu! Kamu harus lebih agresif, lebih kejam!"
Zhi Lingfeng sedikit terkejut. "Ayah, kenapa kamu begitu fokus pada Zhi Hao? Dia masih muda, dan belum tentu bisa mengalahkan aku di masa depan."
"Jangan meremehkannya! Dia memiliki bakat yang luar biasa sekarang, dan telah mendapatkan dukungan dari banyak anggota Klan! Jika dia menjadi Patriark, kita akan kehilangan segalanya!" Renxiao berteriak, "Aku tidak peduli dengan cara apa, kamu harus menyingkirkannya! Aku tidak akan membiarkan dia mengambil posisi itu!"
Zhi Lingfeng mengerutkan kening, "Ayah, kamu terlalu khawatir. Aku akan menghadapinya dengan cara yang adil. Aku akan menjadi Patriark, dan aku akan membuktikan bahwa aku lebih pantas daripada dia."
"Tidak cukup! Kamu harus melenyapkannya! Sekarang juga!" Renxiao membentak, matanya merah padam, "Kau tidak mengerti! Dia adalah ancaman bagi kita semua! Jika dia menjadi Patriark, kita akan kehilangan segalanya!"
"Ayah, tenanglah," Zhi Lingfeng mencoba menenangkan ayahnya, "Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku tidak akan melakukan hal yang buruk seperti itu. Aku akan mengalahkannya dengan cara yang terhormat, dan aku akan membuktikan bahwa aku adalah yang terbaik."
Renxiao terdiam sejenak, matanya masih merah padam. "Baiklah, Nak. Lakukanlah apa yang kamu anggap benar. Tapi ingat, aku tidak akan pernah memaafkannya."
Zhi Lingfeng mengangguk, lalu meninggalkan ruangan. Dia tahu ayahnya sangat menginginkan kekuasaan, dan dia tidak akan segan-segan untuk melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Tapi Zhi Lingfeng tidak akan menjadi seperti ayahnya. Dia akan menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, dan dia akan membuktikan bahwa dia pantas untuk menjadi Patriark.
"Zhi Hao," gumamnya, "Aku akan mengalahkanmu dengan cara yang terhormat. Dan aku akan menunjukkan kepada ayahku bahwa aku adalah putra yang lebih baik.”
tampar aja.
klo ada kesempatan bunuh sekalian, dri pd jdi duri dalam talam. wkwkwk