Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rosela
"Oo-oo-ooo... burung terus mengepakan sayapnya,... melawan badai yang menerjang.... Walau hidup tak senang, jangaaan lah kau menyerah... Tersenyum laah....bahagiaaalah .... karena aku kan selalu hidup dalam hatimu... Percaya laaah... Semua kan hilang, semua kan berlalu.... Jadi jangan lah menangis..🎶" .
Alunan lagu yang indah membangunkan ku dari mimpi yang semu, siapakah orang dibalik suara merdu ini? Seketika itupun membuka jendela kamar untuk mencari jawaban siapa orang dibalik suara merdu ini, dan ternyata itu adalah Alaina, ia sedang bernyanyi di halaman rumah diiringi kicauan-kicauan burung yang memperindahnya, akupun sontak terkagum-kagum melihatnya lalu aku beranjak pergi dari kamar untuk menemuinya.
"Suara dan lagu yang indah sekali!" Ucapku kepada Alaina yang sedang asyik bernyanyi.
"Eh, kau sudah bangun Al." Ujarnya.
"Lagu apa yang baru saja kamu nyanyikan?" Tanyaku.
"Oh.. Itu adalah lagu ciptaan rosella dan dia adalah ibuku. itu adalah lagu favorit ku yang akan selalu ia nyanyikan ketika ia melihatku aku sedang sedih atau ketika aku merasa gundah". Ujarnya.
"Lagu yang bagus, tapi apa sekarang kamu sedang merasa sedih, Alaina?, soalnya aku melihat raut wajahmu seperti sedang sedih," Tanyaku.
"Hmm.. Tidak hanya saja aku sedang merindukan mendiang ibuku, biasanya saat pagi seperti ini aku sedang di manjakan oleh ibuku, sekarang semua tidak bisa aku rasakan lagi, aku sangat merindukannya ..." Ujarnya dangan wajah yang sedih.
"Maaf jika aku menanyakan hal yang tidak seharusnya." Ucapku sedikit merasa salah karena telah menanyakan hal yang membuatnya sedikit merasa sedih.
"Tidak apa apa Al, kamu tidak perlu meminta maaf, dan aku juga ingin menceritakan suatu hal tentang itu kepadamu dan aku ingin meminta tolong kepadamu, aku selalu memikirkan hal ini setelah kepergian ibuku," Ujarnya.
"Ceritakan saja , aku akan mendengarkannya." Ucapku.
Alaina pun menceritakan bagaimana ibunya meninggal, "ia berkata bahwa 3 tahun yang lalu ketika keadaan Alaina semakin memburuk karena sebuah penyakit. Dia mengatakan bahwa dulu sejak kecil kondisi tubuhnya sangat rapuh, bahkan dahulu untuk berjalan pun tidak bisa,"
Kembali lagi pada cerita rosella ibunya Alaina, "saat itu Ibunya berkata kepada Alaina bahwa ia akan pergi ke hutan untuk mencari tumbuhan herbal dan seekor lebah mariana untuk dijadikan obat untuknya dan akan kembali lagi sebelum matahari terbenam, lalu ibu Alaina pun pergi hanya meninggalkan Alaina bersama reno seekor burung gagak yang bisa bicara (hewan familiar ibunya),"
Lanjut cerita, "ternyata hingga larut malam rosella ibunya Alaina tidak kunjung kembali, Alaina yang gelisah memaksakan dirinya untuk beranjak jalan ke halaman rumah untuk menunggu ibunya datang, namun 2 hari berlalu ibunya tak kunjung pulang, Alaina yang resah hanya bisa menunggu kepulangan ibunya sambil bernyanyi lagu yang biasa ibunya nyanyikan untuknya. Hingga hari berikutnya pun tiba, dalam keresahan Alaina menunggu ibunya tiba-tiba ia mendengar suara deru rerumputan yang terinjak perlahan, ia menyadari bahwa ibunya telah kembali pulang, Alaina pun tersenyum bahagia dan memanggil ibunya sekuat tenaga "ibu!!! Akhirnya Ibu pulang!". Namun reno si gagak tiba tiba berkicau keras, membawa pesan keresahan, benar saja saat ibunya tiba di hadapan Alaina, ibunya langsung tersungkur lemas memeluk Alaina, Alaina yang menyadari bahwa ibunya pulang dalam keadaan terluka, hanya bisa memeluk erat ibunya, dalam keadaan sakaratul maut ibunya meminta maaf karena tidak bisa menepati janjinya untuk pulang sebelum matahari terbenam dan ia menambahkan bahwa ia berhasil mendapatkan obat ramuan untuknya".
"Maafkan ibu Alaina.. Sebelum ibu pergi dan benar benar meninggalkanmu.. Apapun yang terjadi walaupun kamu merasa kesepian jangan sesekali untuk mendekati hutan, jagalah kesehatanmu dan mintalah bantuan kepada reno jika kamu membutuhkan sesuatu ia akan menjagamu, jadilah anak yang hebat dan minumlah ramuan ini dan kamu akan segera pulih dari penyakitmu, aku sangat menyayangimu Alaina". Itu adalah kata - kata terakhir dari ibu Alaina.
Cerita yang sangat begitu membuat diriku ikut merasakan kesedihan yang Alaina rasakan, aku tak sanggup membendung air mataku.
"Mengapa kau menangis?," Tanya Alaina.
"Hmm aku hanya sedikit merasakan kesedihanmu, kamu sangat hebat Alaina, mampu bertahan dari semua pahitnya hidup, aku takjub padamu!" Ujarku.
"Hmm.. Baiklah mari kita sudahi suasana yang buruk ini, mari ikuti aku menari dan bernyanyi!" Ucapnya.
"Hah,.. menari? aku tidak bisa melakukan itu ..." Ucapku.
"Sudah ikuti aku saja! ..."
Alaina pun langsung menarik kedua tanganku dan memaksaku untuk mengikuti gerakannya, namun dengan tubuh yang kaku ini aku kesulitan untuk mengikuti gerakannya, namun ini sangat menyenangkan meskipun aku sering kalo tersandung oleh kakiku sendiri. Kami berdua menari bersama sama dengan ceria dan aku sekali lagi di buat takjub akan tarian indahnya, namun akibat aku terlalu fokus pada keindahannya, akupun kehilangan focus dan kami berdua pun terjatuh pada posisi aku menindih tubuh Alaina, seketika kami berdua pun terdiam, "sial jantungku berdetak begitu cepat!" Gumam ku.
Di hadapan wajahnya yang cantik aku tak sanggup untuk bernafas, dadaku begitu sesak. Namun seketika itupun tiba-tiba ada sebongkah batu krikil dari atas mengenai kepalaku. "Aduuh!"
"Hei!!!... Menyingkir lah pria bodoh! Aku sudah membiarkanmu sedari kemarin bersama Alaina , kali ini aku akan memukulmu dan tidak akan membiarkanmu menodainya!" Celoteh reno.
"T- tidak.. Aku tidak bermaksud untuk itu, reno!" Ucapku, dengan gugup.
"Jangan sebut namaku, dasar pria bodoh!" Ucap reno sambil mengepakkan sayapnya.
"Reno cukup, sini ke pundak ku!" Ucap Alaina untuk menenangkan reno.
"Awas ya kau lain kali, akan ku lemparkan batu yang lebih besar!" Celoteh reno.
"Heh, gaboleh gitu ya, apa kamu ingin mengingkari janji kita?" Ucap Alaina mendesak reno.
"E- ehh k- kok gitu! .."
Aku tidak tahu apa yang mereka maksud, tapi aku cukup terkejut karena reno benar-benar seekor gagak yang bisa bicara. Pada akhirnya kita bertiga pun berbincang-bincang ringan, namun setiap aku berbicara reno selalu memarahi ku, sepertinya reno sedikit tidak menyukaiku, tapi tidak apa apa ini baru awal, lambat laun pasti reno Akan menerima keberadaan ku.
"Grldkkkk!!!" Suara gemuruh langit.
Hujan yang tiba-tiba turun cukup deras membuatku sontak ingin mengambil kain yang tergantung di tiang jemuran untuk melindungi Alaina dari hujan, namun ketika aku baru saja berlari Alaina berteriak "berhenti jangan berlari!" Mendengarnya, aku sedikit bingung apa maksudnya, namun aku yang udah terlanjur berlari hanya bisa menghiraukannya, tak lama terdengar suara gemericik riuh dari belakang halaman rumah di iringi suara jeritan kuda , "Hiih~haaaaaa!", kuda itu keluar berlari dan melompat kencang ke arahku, aku yang terkejut melihatnya pun sontak panik, dan lari menjauh dari kuda itu dan kuda itupun mengejar ku. "Stop, stop, tolong!... Alaina kenapa kuda ini mengejar ku! ...". Namun Alaina hanya menjawab, "sudah ku bilang, jangan berlari Ali!" Aku yang panik hanya bisa berlari dan menghindari dari kejaran kuda, namun keadaan tanah yang basah akibat hujan deras aku mudah sekali lelah dan terpojokkan oleh kuda tersebut. Saat kuda itu bersiap untuk ke arahku, dari kejauhan Alaina bersiul. "Fiuuuwiiiitt... dolki berhenti!" Seketika kuda itupun langsung berhenti. Aku yang merasa hampir mati seketika lega dan kuda itu langsung berjalan ke arah Alaina, merekapun bermain-main di bawah Derasnya air hujan.
"keindahan selalu terpancar dari orang-orang yang rendah hati dan murah senyum".
Aku kembali menghampiri mereka yang sedang bermain-main riang dengan hujan, akupun menanyakan kepada Alaina, "mengapa dolki mengejar ku?."
sambil tersenyum riang Alaina berkata. "Dolki sangat suka hujan, maka setiap hujan ia akan berlari dan bermain-main, maka ketika kamu berlari ia pasti akan langsung mengejar mu!"
"Andai saja dolki berhasil menendang pantatmu, pria bodoh! Aku pasti senang sekali." Celoteh Reno.
Aku baru tahu bila seekor kuda bisa sangat menyukai hujan, aku harus mengingat hal ini dengan baik demi kemaslahatan diriku sendiri.
Dibawah derasnya air hujan kami bermain-main bersama, beberapa kali dolki selalu saja mempermainkan aku dengan mendorong-dorongku beberapa kali hingga hampir tersungkur, aku pun berniat membalas perbuatannya dengan menungganginya, namun sepertinya itu malah membuat dolki bertambah semangat, dengan cepat ia membawaku berlarian kesana kemari dan melompat lompat, aku dibuat kerepotan olehnya, dan beberapa saat kemudian dolki berhenti di hadapan Alaina.
"Hihhaa!,.. brrr! ..." Suara dolki.
dari gelagatnya sepertinya dolki ingin mengajak Alaina untuk bersama-sama menungganginya juga, akupun langsung turun mengajak Alaina dan membantunya menaiki dolki.
"Silahkan tuan putri, mari kita mengelilingi dunia". Ucapku dan Alaina hanya membalasnya dengan senyuman manisnya.
Bak pangeran dan putri yang sedang bermain hujan-hujanan di halaman kerajaan, begitulah yang aku rasakan saat ini bersama Alaina, dolki membawa kami berkeliling sekitaran halaman rumah dan berlarian kesana kemari dan tertawa.
"Tiada hal lain yang indah, jika keadaan dan seluruh alam mendukung mu untuk bersinar dan bahagia bersama seseorang."
Hujan pun akhirnya reda, terlihat dari kejauhan indahnya pelangi yang membentang terang diatas langit. hal yang indah diakhiri hal yang indah juga, sesungguh keberkahan yang tiada akhir yang di berikan Tuhan olehku pada hari ini, aku sangat bersyukur sekali, ini seperti apa kata pepatah
"setelah badai terbitlah terang."
Setelah aku kehilangan segalanya tentang diriku sendiri, kini aku mendapati diriku yang baru di keliling oleh sosok-sosok yang hebat, sosok yang baik hati, meskipun ia tidak mengenalku sama sekali sebelumnya, tapi ia dapat menerimaku dengan baik di tempatnya. Aku sangat mensyukuri apa yang telah terjadi kepadaku, baik dan buruknya, dan aku tidak akan mengkhianati dia yang telah memberikan kehidupan baru yang baik untukku.