NovelToon NovelToon
Cinta Perawan Tua

Cinta Perawan Tua

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Playboy / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Fantasi Wanita
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arneetha.Rya

Janetta, gadis empat puluh tahun, berkarier sebagai auditor di lembaga pemerintahan. Bertahan tetap single hingga usia empat puluh karena ditinggalkan kekasihnya yang ditentang oleh orang tua Janetta. Pekerjaan yang membawanya mengelilingi Indonesia, sehingga tanpa diduga bertemu kembali dengan mantah kekasihnya yang sudah duda dua kali dan memiliki anak. Pertemuan yang kemudian berlanjut menghadirkan banyak peristiwa tidak menyenangkan bagi Janetta. Mungkinkah cintanya akan bersemi kembali atau rekan kerja yang telah lama menginginkan Janetta yang menjadi pemilik hati Janetta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arneetha.Rya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Aku tersentak dari tidur dan jantungku berdegup kencang karena aku kesiangan. Nyaris terjatuh dari tempat tidur, aku terbirit-birit ke kamar mandi untuk bersiap ke kantor.

Aku terburu-buru mengunci kamar dan bergegas turun ke parkiran. Waktuku sangat mepet untuk absensi pagi. Tanpa memakai riasan aku berlari turun menenteng tas make up dan tas tanganku. Namun di parkiran sudah ada Antonio menenteng tas bekal dan tumbler. Dengan senyum dia menyerahkan tas bekal itu ke tanganku yang sebenarnya sudah rempong dengan tas-tasku.

“Jangan lupa sarapan, dan aku minta maaf untuk tadi malam,” ucapnya dan berlalu begitu saja menuju sepeda motornya tanpa menunggu sepatah kata dariku.

Aku terdiam sejenak, namun alarm ponsel membuatku terbirit-birit menuju mobil. Sepanjang perjalanan aku fokus menyetir dan harus bermanuver sana sini karena jalanan sudah sangat padat. Aku mengutuk diriku yang bisa-bisanya setua ini masih kesiangan bangun. Belum lagi di grup tim sudah diingatkan akan ada rapat pukul delapan pagi, dan aku masih ada di jalanan yang memakan waktu kurang lebih dua puluh menit lagi dengan kondisi waktu menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh lima menit. Aku belum dandan, bajuku belum rapih dan aku masih menggunakan sendal kamar, yang tentu saja aku semakin merutuki diri sendiri. Untung saja aku punya sepatu cadangan di mobil.

Lampu merah pertama kumanfaatkan untuk memakai riasan seadanya, hanya sunscreen, bedak dan lipstick. Lampu merah berikutnya kubuka kotak bekal pemberian Antonio, ada roti lapis dengan isian telur, tomat dan selada. Segera kumasukkan ke mulutku sebesar mungkin, mengunyah dengan cepat dan meminum kopi yang ada di tumbler. Syukur kopinya tidak terlalu panas.

Aku sampai saat jam menunjukkan pukul delapan kurang lima menit. Bergegas kuparkirkan mobil, kuambil sepatu cadangan, turun dari mobil dan merapihkan pakaianku. Setengah berlari menuju ruang rapat aku sembari menyisir rambut pendekku dan mengenakan bando sebagai penyelamat rambut tanpa catokan.

Aku sampai di ruang rapat tepat saat bos besar akan memasuki ruangan. Cepat kuambil tempat duduk di antara para ketua tim. Nafasku masih tersengal-sengal ketika rapat dimulai. Betapapun aku kesal kepada Antonio, aku berterimakasih karena dia menjadi penyelamatku hari ini. Tanpa mengisi perutku, mungkin selepas rapat aku akan muntah karena stress di pagi hari dengan perut kosong.

Seharian kulalui dengan mood parah. Sehabis dievaluasi oleh atasan, aku uring-uringan karena pekerjaan anggota tim banyak yang salah. Rasanya kesal, tapi mau marah pun aku tidak bisa. Masih jaga image sebagai orang baru disini. Tapi kesalahannya terlalu fatal dan membuat seluruh timku kena peringatan oleh Pak Pranda.

Moodku semakin diperparah karena makan siang yang kupesan dari aplikasi online datangnya hampir jam dua siang. Perutku sudah bernyanyi kelaparan dan kepalaku pusing kekurangan gula. Hari yang buruk ini kemudian ditutup dengan Rachel yang tiba-tiba datang dan menggebrak mejaku.

“Saya tidak mengerti mengapa Ibu masih mendekati calon suami saya. Reyvan dan saya akan segera menikah, jadi Ibu tolong jangan dekat-dekat dengan Reyvan.”bentaknya dengan tatapan mata yang tajam.

“Maksud kamu apa? Saya dan Reyvan hanya sebatas rekan kerja.”jawabku dengan mata melotot.

Suasana kantor masih ramai karena belum jam pulang. Aku melihat salah seorang anggota timku berlari keluar ruangan menuju ruangan kerja tim Reyvan. Mungkin dia berinisiatif memanggil Reyvan. Semua orang di ruanganku menonton kami berdua, dan ini membuatku makin emosi. Aku yang biasanya sabar, tersulut emosi dan ingin menjambak rambut perempuan di depanku.

“Teman saya melihat Ibu dan Reyvan berduaan malam minggu kemarin, dan saya ada fotonya, jadi Ibu tidak bisa mengelak.”tukas Rachel sambil menunjukkan foto di ponselnya yang memperlihatkan aku dan Reyvan yang sedang tertawa di tempat bowling.

“Saya tidak mengelak, benar saya bertemu dan bermain bowling dengan Reyvan. Kami juga makan malam. Lantas dengan begitu kamu pikir saya menggoda Reyvan? Setahu saya, kalian sudah putus. Dan saya dengan Reyvan juga hanya sebatas teman. Kamu tidak berhak menghakimi saya seperti ini.”

Amarahku benar-benar tersulut. Apalagi kesannya Rachel menuduhku dan Reyvan berselingkuh. Orang-orang sekantor semakin ramai menonton kami. Dan dari luar kulihat Reyvan berlari menuju kearah kami.

“Tapi itu tidak pantas, karena Reyvan sudah punya calon istri. Dan sebagai calon istrinya, saya keberatan Ibu jalan dengan calon suami saya. Dan saya belum putus dengan Reyvan, dan tidak akan pernah,”ucapnya dengan galak.

“Apa-apan ini ?”tanya Reyvan dengan wajah cemas sambil memandangi aku dan Rachel bergantian.

“Rey, tolong perjelas dengan perempuan yang mengaku calon istrimu ini. Sebenarnya kalian masih terikat apa tidak. Dan perjelas juga kalau di antara kita saat ini hanyalah sebatas rekan kerja.”

Kutatap Reyvan dengan tajam. Reyvan menghela nafas dan membalikkan tubuhnya menghadap Rachel yang wajahnya masih penuh emosi.

“Rachel, berulang kali sudah aku katakan, aku dan Bu Jane adalah teman baik dari dulu, jauh sebelum aku mengenalmu. Aku mencintainya? Ya, itu benar.”

Pengakuan Reyvan membuat orang-orang terkejut. Mata Rachel membelalak kaget mendengar ucapan Reyvan. Pun aku sendiri terperangah, bisa-bisanya Reyvan membuat pengakuan seperti itu di depan Rachel dan rekan kerja lainnya. Suara berbisik semakin riuh di sekitar kami.

“Iya, itu benar. Dan aku rasa aku berhak memiliki perasaan kepadanya, karena kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi sejak enam bulan lalu. Kamu yang tidak bisa menerima kenyataan kalau aku sudah tidak bisa bersamamu lagi. Terlalu banyak perbedaan di antara kita. Aku tidak bisa menerima kamu apa adanya. Jadi tolong, cukup semuanya. Aku capek menghadapi obsesi kamu. Dan tolong jangan ganggu Bu Janetta hanya karena obsesimu.”tegas Reyvan yang membuat Rachel menangis terisak-isak, menutup wajahnya dengan kedua tangannya, lalu berlari ke luar dari ruanganku.

Reyvan berbalik meghadapku. Kutatap wajahnya dan emosiku mulai menurun. Bagaimanapun dia terlalu berani mengungkapkan perasaannya di depan semua orang. Hal itu memang menguntungkanku, tapi bagi Reyvan, hal itu akan menjadi topik gosip hangat di cafetaria dan whatssapp grup kantor.

“Kamu tidak perlu sampai seperti itu, Rey. Aku minta maaf, kepindahanku ke kota ini membuatmu jadi repot,”kataku pada Reyvan dengan kikuk.

“Jane, aku yang minta maaf, Rachel begitu karena aku yang tidak bisa menghentikan perasaannya padaku. Aku tidak menyangka dia seberani itu memulai pertengkaran di kantor ini. Maaf ya, atas ketidaknyamanan ini,”ucap Reyvan dengan tulus membuat emosiku menguap dan digantikan bunyi perut yang keroncongan.

“Aku pulang dulu ya, sudah kelaparan, mau makan,”kataku seraya menyambar tasku dan meninggalkan Reyvan.

“Sebaiknya kamu tenangkan Rachel dulu,”ucapku segera setelah membaca gelagat Reyvan yang ingin menahanku.

Aku berhenti di warung ayam penyet di pinggir jalan menuju kostku. Memesan satu porsi ayam penyet dan satu gelas teh hangat. Kunikmati makan malamku sembari berusaha menenangkan hatiku yang galau karena kacaunya hari ini.

Teringat kembali tadi malam, aku semakin merutuki diriku dan membenarkan bahwa itu bukan hanya kesalahan Antonio, karena aku menyambut bahkan membalas tindakannya. Ah bodohnya aku.

1
Ambu Abang Arka
klo bukan reyvan apa mungkin tristan yg neror janetta..?kasian janetta..🥺🥺janetta sama yogi aja x aja beneran syg ama janetta..
Sharlita Kira: kita lihat sampai Janetta memahami perasaannya sendiri /Pray/
total 1 replies
Ambu Abang Arka
g sabar baca episodenya...seru tp g sabar tiap hari di lait trus udah ada episode lanjutannya blum...hari ini cuma 1 episode tah ka/Sob/
Sharlita Kira: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Kelly Andrade
Wajib dibaca!
Sharlita Kira: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Tsuyuri
Tolong, aku tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutan cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!