Kinan hanyalah gadis biasa, dirinya mengadu nasib pergi ke kota bersama temannya setelah mendapatkan informasi kalau ada yang membutuhkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, demi kebutuhan dan juga ingin mengurangi beban keluarga Kinan akhirnya pergi ke kota jakarta, Di sana Kinan harus berhadapan dengan Daniel pria tampan yang bahkan tidak pernah terpikirkan dalam hidupnya. Mampukah Kinan bertahan di jakarta atau memilih pulang dan melanjutkan sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon II, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta Tambah.
Daniel menaiki tangga bersama Kinan setelah mencurahkan isi hati dan perasaan, keduanya memilih mengakhiri pembicaraan dengan kedua orang tua mereka dan pergi ke kamar untuk beristirahat.
Kinan masuk kedalam kamar di ikuti Daniel yang mana masih mengunci pintu. Tiba-tiba rasa takut kembali datang, sebenarnya selama satu Minggu ini Kinan masih takut harus satu kamar dengan Daniel. Entah kenapa dirinya seakan sulit menerima kehadiran Daniel. Seperti sekarang Kinan mematung kikuk kebingungan harus tidur di mana. Di sofa atau di ranjang seperti keinginan Daniel tadi sore meminta tidur satu ranjang.
Daniel yang melihat tingkah Kinan segera menghampiri dan memeluknya dari belakang.
"Kenapa? Kamu masih takut?" bisik Daniel di daun telinga Kinan yang sontak memerah.
"Ga tau." sahut Kinan pelan, tubuhnya menegang karena di peluk Daniel.
Laki-laki itu senang sekali membuat imajinasinya melambung tinggi. Kinan masih 17 tahun belum pernah bersama laki-laki dalam satu kamar. Menikah dengan Daniel juga masih terasa asing baginya.
"Katanya mau jadi istri yang baik," Daniel mengecup telinga Kinan lalu menjalar ke leher begitu asik menghirup aroma yang amat memabukkan.
Kinan merasakan geli bercampur nikmat, gairah yang belum pernah di rasakannya itu membuat Kinan mendesah. Lain ketika Daniel menodainya kala itu tidak ada kenikmatan yang ada hanya rasa takut dan sakit.
Daniel begitu semangat ketika Kinan tidak memberi penolakan. Dirinya segera meraup dua gundukan mungil sang istri yang kenyal itu. Kinan semakin mendesah. Apalagi tangan Daniel bermain di area sensitifnya.
"Mau ya, aku ga tahan." Bisik Daniel amat parau. tubuhnya menegang pun bagaian lainnya ikut menonjol sampai bisa di rasakan Kinan.
"A, jangan," seru Kinan lembut menolak bibir Daniel tapi lain dengan tubuhnya yang semakin ingin di jelajahi.
Daniel tak menggubris dirinya terus melancarkan aksinya sampai menggiring Kinan ke atas ranjang, Kinan dikuasai Daniel, dalam kehangatan dan kenikmatan Kinan mengerang apalagi perlawanannya di dobrak paksa.
"Tahan sebentar," bisik Daniel sembari ikut mengerang nikmat.
Kinan ngos-ngosan karena merasakan sakit, Apalagi Daniel mendobrak dengan membabi buta.
"Sakit A, sakit." Keluh Kinan, meraung keras, mencengkram pundak Daniel yang kokoh itu.
Daniel acuh dirinya terus bermain di sana. sungguh Kinan begitu memabukkan. Rasanya candu dan memintanya untuk terus menambah ritme permainan.
Kinan meminta untuk menyudahi permainan. menangis pun tak di gubris Daniel yang masih di kuasai napsu.
"A udah, Neng ga kuat. Sakit A."
"Bentar lagi ya, nanti Aa kasih apapun yang Kinan mau, please bentar lagi." Seru Daniel dengan wajah memohon.
Kinan menggeleng-gelengkan kepala tapi hal itu tidak membuat Daniel menghentikan aksinya.
Gila nie bocah bikin gw semangat.
Daniel membatin sembari menyunggingkan senyuman merasakan kesenangan karena mempunyai istri seperti Kinan, istrinya masih sangat muda dan begitu polos. Daniel kecanduan akan tubuh Kinan sampai-sampai permainan terus berlanjut.
Hampir satu jam mereka memadu kasih sampai selimut menyibak, Daniel mengecup kening Kinan dan terkulai lemas.
"Makasih Kinan," kata Daniel sembari mengelus tangan Kinan tak lupa mengecupnya.
Kinan hanya mengangguk dengan mata tertutup. Terlihat dirinya kelelahan dan mulai tertidur pulas meninggalkan Daniel yang masih sibuk mengatur napas.
Oh gini rasanya punya istri, enak juga, rasanya lebih enak ketimbang hari itu. begini rasanya menggauli anak 17 tahun. sempit banget gila.
Daniel meracau dengan menatap Kinan yang sudah tertidur berbalut selimut.
"Lelah banget kayaknya," Daniel mencubit pipi Kinan gemas lalu memeluknya dan ikut terlelap. Entah perasaan apa yang hinggap di dalam hatinya, Daniel tak tau akan hal itu yang dirinya rasakan, kepuasan dan rasa bahagia karena sudah meniduri Kinan untuk yang kedua kalinya.
Dengan iming-iming meminta perubahan dan membuka hati, Daniel sudah bisa menaklukkan Kinan gadis belia yang kemarin-kemarin bertingkah seperti patung, kurun waktu satu Minggu terakhir Kinan sulit di ajak bicara, tidak ada komunikasi di antara mereka. Dalam satu ruangan pun tidak membuat Kinan luluh. Berkat kata Maaf dan pembicaraan di ruang keluarga tadi membuat pertahanan Kinan rubuh, sadar Daniel yang tidak sabaran membuat Kinan kelelahan dan menangis. mengingat itu Daniel mengecup kening Kinan lagi.
"Maaf ya, maaf." kata Daniel di sisa kesadarannya.
Malam itu untuk kedua kalinya Kinan dan Daniel bercinta tapi kali ini Kinan sedikit menerima perlakuan Daniel itu, seharusnya Daniel lebih sabar akan tetapi Melihat Kinan membuat jiwa lelaki Daniel datang.
Subuh datang, Kinan baru keluar dari kamar mandi dengan kepala terbungkus handuk. Kakinya menghampiri lemari membukanya dan sibuk mencari baju miliknya.
Daniel masih terlelap Kinan belum membangunkan sang suami karena Kinan ingin menyelesaikan urusannya setelah itu baru membangunkan Daniel. Seperti itu di setiap harinya.
Daniel mengerjabkan mata, setelahnya bangkit dan mencari Kinan.
"Kinan?" panggil Daniel dengan suara serak.
"Iya," Sahut Kinan yang mana tengah melipat mukena.
Daniel tersenyum dan menggerakkan tangan meminta Kinan untuk mendekat.
Kinan ragu mendekat. "Kenapa?" Tanya Kinan malu, aktifitas semalam masih membekas rasanya di ingatan.
Daniel menggelengkan kepala tersenyum dengan wajah menahan kantuk.
"Bobo lagi yuk?"
Ajakan itu jelas di tolak Kinan. "A, Kinan lagi hamil muda, jadi-
Gerak cepat Daniel menarik Kinan, menundukkan nya di pangkuan lalu menguncinya. " Aa, tau, jangan nolak permintaan suami dosa kamu."
Daniel begitu nakal menggoyangkan pinggul Kinan yang mana masih berbalut baju handuk. Organ intim Kinan menyentak nikmat kejantanan Daniel sampai menambah ritme.
Kinan mendesah membuat Daniel tersenyum.
"Mau ya, nanti Aa beliin kamu hp kaya Aa," Daniel berbisik membujuk Kinan yang polos itu. Sebenarnya Daniel belum berniat membelikan Kinan ponsel karena baginya, Kinan tidak membutuhkan ponsel, toh di kamar sudah tersedia televisi yang bisa menjelajah dunia luar. Drama, dan film apapun ada di sana.
Kinan mengangguk dan pasrah di kuasai Daniel. subuh itu keduanya kembali mengulang aktivitas yang di penuhi kenikmatan dan desahan.
Di ambang pintu kamar Daniel, satu asisten rumah tangga yang tadi sibuk menyapu mendekati pintu lalu tersenyum geli.
"Ampun pengantin baru udah subuh juga masih aja-
"Bibi, ngapain?"
"Copot-copot.." Si bibi membalikkan badan terkejut melihat temannya yang bersuara.
"Kamu ngagetin," Katanya kesal, mengusap-usap dada karena terkejut.
"Bibi ngapain di depan kamar Den Daniel?" tanya temannya lagi.
Kepala wanita matang itu menggeleng cepat. "Ga ngapa-ngapain tadi kaya denger suara barang jatuh dari dalam." sahutnya memberi alasan bohong.
Temannya mengangguk datar. " Jangan kepo ah pamali." katanya lagi dan berlalu pergi.
"Ga tau aja den Daniel sama istrinya lagi maen kuda-kudaan."