Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman Pertama
Keesokan harinya Ananda bangun dengan badan yang terasa sakit semua. Lebam di beberapa bagian tubuhnya membuat dia merasa nyeri yang luar biasa. Suhu tubuhnya juga lebih tinggi dari biasanya.
"Kau sudah bangun?" Mike terlihat begitu cemas menunggu Ananda sadar.
"Bundaaaaa" Gaby juga ternyata sudah ada di kamar.
"Sayang, kau kenapa?" ibu mertuanya pun terlihat khawatir.
"Emmmm kenapa semua ada di dalam kamar?" Ananda bingung melihat semua keluarganya berkumpul berkeliling.
"Kau demam, sejak pagi tadi tidak sadarkan diri!" Mike memberi penjelasan.
"Sejak pagi? memangnya sekarang jam berapa?" Ananda terkejut dengan pernyataan suaminya.
" Jam stengah dua belas siang sayang!" kata ibu mertua.
"Astaga!" Ananda sama sekali tidak menyadari kalau dia tertidur begitu lama.
"Tadi dokter sudah memeriksa, katanya kau butuh istirahat!" Mike memberi penekanan.
"Tapi aku harus kuliah!" kata Ananda.
"Jangan memaksakan dirimu sayang!" kata nyonya besar.
"Bunda jangan takut kesepian, aku dan ayah sudah ijin tidak masuk supaya bunda ada teman di rumah! iyakan ayah?" Gaby memeluk bundanya.
"Terima kasih sayang, kau baik sekali!" Ananda memeluk putrinya.
"Mama akan meminta pelayan membawakan makanan ke sini, ayo Gaby temani grandma!" nyonya besar memberi isyarat agar Gaby keluar dari kamar dan memberi ruang untuk Mike berbicara. Ia tau bahwa putranya sangat gelisah sejak mengetahui tubuh istrinya penuh lebam tanpa sebab yang jelas.
"Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi kemarin?" Mike duduk di sisi ranjang sehingga mereka berdua berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.
"Emmm maksudnya?" Ananda mengernyitkan alisnya.
"Kenapa sekujur tubuhmu penuh lebam?" Mike menatap tajam istrinya.
"Akuuuu,,," Ananda ragu untuk menjawab.
"Siapa yang melakukannya?" Mike belum melepaskan tatapannya.
"Tidak aku sebenarnya kemarin hanya emmm itu,,," Ananda masih ragu.
"Katakanlah, biar aku yang membalasnya!" Mike menyentuh dahi Ananda yang terlihat sangat biru kehitaman.
"Tidak perlu, jangan dibalas, biarkan saja, aku tidak apa-apa!" Ananda meyakinkan Mike.
"Kau bilang tidak apa-apa? sepanjang malam kau demam dan tidak sadarkan diri, tubuhmu juga lebam semua, itu kau bilang tidak apa-apa?" Mike sangat geram melihat istrinya begitu baik dan sangat mudah memaafkan orang yang sudah berbuat jahat padanya.
"Akuuuu" Ananda menelan salivanya.
"Katakan siapa orangnya?" Mike mengelus pipi Ananda dengan lembut, membuat gadis itu merinding aneh.
"Aku mohon jangan perpanjang kasusnya, aku tidak mau terjadi keributan di kampus!?" Ananda menunjukkan wajah memohon.
"Baiklah, setidaknya beritahu aku siapa orangnya!" jari Mike kini bergeser meraba bibir istrinya yang mungil.
"Dia kakak kelasku, biasalah untuk menunjukkan senioritasnya!" Ananda akhirnya menjawab sekenanya. Meskipun ia tidak menjawab dengan detail, tapi pada kenyataannya Jessica memang kakak kelasnya yang sok berkuasa.
"Siapa namanya?" Mike mendesak.
"Aku tidak tau namanya, aku juga tidak ingat wajahnya!" Ananda benar-benar khawatir masalahnya akan jadi panjang kalau Mike tau Jessica mem-bully-nya hanya karena masalah Andrew.
"Huhhh, kenapa kau bodoh sekali hah? seharusnya kau catat namanya dan ingat wajahnya lalu berikan informasinya kepadaku, aku akan balaskan dendammu itu dengan balasan yang setimpal!" Mike begitu geram.
"Aku mohon, jangan perpanjang ya?" Ananda memasang wajah memelas membuat Mike tidak bisa melawan lagi keinginan istrinya itu.
CUP, sebuah kecupan singkat mendarat tepat di bibir mungil Ananda, membuat gadis itu membulatkan matanya karena terkejut.
"Istirahatlah, aku akan menjagamu disini!" Mike menarik selimut dan menutupi tubuh istrinya sampai ke dada.
"Tapi aku lapar!" Ananda mengerucutkan bibirnya membuat Mike tergelak.
"Mama dan Gaby sedang meminta pelayan mengantarkan makanan kesini, tunggulah sebentar lagi!" kata Mike mengusap pipi Ananda.
TOK TOK TOK...
"Tuan, ini makanan untuk nyonya!" Tika masuk ke dalam kamar.
"Terima kasih!" Mike mengambil nampan dari tangan Tika.
"Apa nyonya baik-baik saja?" Tika merasa cemas.
"Aku baik-baik saja Tika!" Ananda tersenyum kepada sahabatnya itu.
"Nyonyamu itu sangat bodoh!" Mike mencibir Ananda. Ia tau bahwa Tika dan Ananda serta beberapa pelayan yang lain berteman dekat, makanya Mike berani menunjukkan kekesalannya di depan Tika.
"Tuannnn!" Ananda protes, membuat Tika tersenyum geli melihat interaksi pasangan suami istri ini.
"Ya ya ya baiklah nyonya Mike Anderson yang baik hati, ini makanan Anda!" Mike kembali duduk di tempatnya tadi dan mulai menyuapi Ananda.
"Apa ada yang dibutuhkan lagi tuan?" Tika bertanya sebelum keluar.
"Tidak terima kasih Tika!" Ananda menggeleng.
"Kalau begitu saya permisi dulu!" Tika menunduk hormat lalu keluar dari kamar.
