NovelToon NovelToon
CINTA DAN AMARAH

CINTA DAN AMARAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aghie Yasnaullina Musthofia

Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.

Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17 Rena dan Hanafi

Di rumah Rena dan Hanafi, Rena berlari menuju ke arah suaminya yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Mas,,, aku ada kabar gembira,,!", teriak Rena dan segera duduk dipangkuan Hanafi.

"Ada kabar apa sayang sampai lari-lari gitu?", tanya Hanafi penasaran.

"Mas, kak Rey sebulan lagi mau nikah, dan lusa kak Rey akan melamar calon istrinya"

Hanafi terkejut, ia lupa jika tadi ia ingin memberi tahu Rena tentang ini.

"Emm, iya mas tau kok", jawab Hanafi santai.

"Loh kok mas tau?, tau darimana?"

"Tadi pagi sebenarnya papa sudah bilang sama mas,, tapi maaf ya, mas lupa ngasih tau kamu"

Rena sedikit cemberut, dia sedikit malu, dia dapat kabar itu dari Arini, tapi Rena tidak tahu jika Hanafi akan mengajaknya ke acara lamaran Reyner.

"Ish mas ini, aku kan jadi malu", Rena yang sudah semangat memberitahu kabar itu pun tertunduk.

"Iya,,, maafkan mas ya sayang,,,", Hanafi mengusap pipi Rena lembut.

Rena masih diam, dan menatap Hanafi, Rena hanya mengangguk.

Hanafi menatap sayang wajah Rena.

"Kok mukanya gitu, tadi mas banyak kerjaan sayang,,, jadi mas telat ngasih taunya, kamu marah ya?"

"Aku nggak marah mas, tapi kan aku pengen mas kaget gitu, biar seru" Rena cemberut.

"Oh itu,, baiklah kalau begitu kamu ulang lagi gih, biar mas pura-pura kaget" canda Hanafi pada Rena.

"Ih apaan sih mas", Rena memukul pelan lengan Hanafi.

Hanafi kembali mengusap wajah Rena penuh tawa.

"Biar kamu nggak marah-marah lagi, gimana kalau besok lusa kita ikut acara lamaran kak Rey?"

"Serius mas?, tapi nanti kerjaan kamu gimana?"

"Mas tadi sudah rundingan sama papa kalau kerjaan sementara di handle Alex, makanya tadi itu mas mau kejar waktu biar kerjaan yang sulit mas yang ngerjain, dan Alex ngerjain yang ringan-ringan aja, sampai akhirnya mas lupa ngasih tau kamu tentang kabar bahagia ini"

"Em,, iya mas,,, nggak apa-apa, emang kita kesana berapa hari mas?"

"Enaknya berapa hari?"

"Ih ditanya balik malah nanya. Kalau aku terserah mas saja, mau berapa hari pun asal di deket kamu, aku selalu nyaman"

"Mulai gombal ya istriku yang cantik ini",  Hanafi mencubit hidung Rena gemas.

"Gimana kalau kita disana seminggu, sekalian kita bulan madu, ya,,, walaupun nggak ke luar negeri tapi kita akan menghabiskan waktu liburan kita bersama, dan kita akan bikin bayi setiap hari" ucap Hanafi sembari memainkan matanya naik turun.

Rena seketika tersipu, pipinya mulai memerah karena malu.

"Mas ih,,, masa setiap hari sih?, bisa-bisa aku pingsan", tanya Rena manja.

"Terus? Masa tanduk mas dianggurin sih sayang, kan kasihan, mumpung liburan kita gunakan waktu itu sebaik mungkin, selama ini mas terlalu sibuk dengan kerjaan, jadi sering tidak fokus dengan istri mas yang cantik ini", Hanafi meraih dagu Rena.

Hanafi mendekat pada wajah Rena.

"Mau kan?", dengan nada jail.

Rena menatap suaminya, ia sedikit merasa bersalah dan merasa tisak sempurna, karena sudah 5 tahun menikah mereka belum dikaruniai seorang bayi.

Mata Rena berembun dan sebentar lagi akan jatuh.

"Sayang kenapa sedih?, kamu marah ya karena omongan mas tadi? ", Hanafi cemas, karena ia adalah pria yang lembut dan tidak tega melihat seseorang bersedih.

Rena hanya menggeleng, dan kini mengusap air matanya yang mengalir.

"Lalu kenapa kamu sedih sayang, mas cuma becanda, mas nggak akan minta jatah tiap hari kok", tutur Hanafi lembut seraya mengelus pipi Rena.

"Bukan itu mas, Rena sedih,,, karena sudah 5 tahun kita menikah tapi aku tidak juga hamil mas", air matanya kembali banjir.

Rena menangkap ucapan suaminya yang minta jatah setiap hari karena agar dirinya cepat hamil, padahal Hanafi tidak bermaksud menekan istrinya agar cepat hamil.

"Ssst sayang,,, kenapa bilang seperti itu?anak itu amanah, kamu tidak boleh pesimis seperti itu", tuturnya lembut.

"Tapi temen-temenku sudah pada punya anak lucu-lucu mas, kita belum", ucap Rena sembari mengusap pipinya yang dibanjiri air mata.

"Sayang,,, Tuhan itu tau apa yang terbaik untuk kita, walaupun kita belum diberi amanah itu, kita tidak boleh berprasangka buruk dengan takdir yang sudah digariskan Tuhan pada kita, setiap apa yang terjadi pada kita itu adalah takdir, jika sudah waktunya pasti kita akan mendapatkan amanah itu", jelas Hanafi dengan mengusap-usap punggung istrinya.

"Kenapa ya mas?, takdir kita seperti ini, dulu kak Rey juga gitu mas, dia pengen sekali punya anak, tapi malah diselingkuhin", Rena membayangkan kejadian kakaknya waktu itu.

"Itu bukan salah kak Rey sayang, jika mereka berdua sama-sama ingin pasti dikasih, tapi istri kak Rey dulu kan nggak mau hamil dan melahirkan, jadi ya dia memang bukan jodoh terbaik buat kak Rey"

"Sekarang kita juga sama-sama ingin mas, apa mas yang belum ingin mempunyai anak, jadi sama Tuhan nggak dikasi-kasih", Rena sedikit mengerucutkan bibirnya.

Hanafi mengembangkan senyumnya.

"Aku itu bukan tidak ingin sayang,, ingin,,, banget punya anak, tapi Tuhan tahu kapan yang pas untuk itu, Tuhan itu masih ingin memeberi waktu pada kita untuk menikmati keindahan madu pernikahan kita, jadi kita tidak boleh suudzon ya,,,", Hanafi menasehati.

Kedua telapak tangan Hanafi kini sudah menangkup wajah Rena sembari mengusap bekas air mata istrinya.

Rena masih diam, dan ia masih banyak berfikir tentang rumah tangganya.

"Tapi aku takut kamu cari perempuan lain yang lebih sempurna dari aku mas", wajah Rena mulai sendu.

"Ngapain aku cari perempuan yang sempurna?, sementara perempuan didepanku ini sudah paket komplit", jelas Hanafi sembari menyapu bibir Rena.

"Gombal", Rena masih belum puas dengan jawaban Hanafi.

"Bener sayang,,, udah dong sayang marahnya, mas itu nggak tahan kalau lihat kamu cemberut gitu".

"Biarin", Rena semakin memanyunkan bibirnya.

"Kamu mancing mas ya hem?", Hanafi menggelitik pinggang Rena.

" ah ha ha, cukup mas geli, ampun,,, ", Rena memberontak.

"mas akan kasih kamu hukuman"

"Ampun mas,,, ha ha ha",  teriak Rena kegelian.

"Rasakan ini ya, mas akan membuat kamu tidak bisa berjalan, dan kamu akan minta gendong sama aku", Hanafi menduselkan wajahnya.

"Mas ih geli,,, ", Hanafi masih menggelitik tubuh Rena.

Rena sedikit menjauhkan tubuhnya dari Hanafi, namun tangan Hanafi kuat menempelkan tubuh Rena, ia menduselkan wajah pada dada Rena.

"Mas,, geli tau"

Kini Hanafi sudah menggendong tubuh istrinya seraya ia masih menyusup liar leher indah istrinya, Rena mengalungkan tangannya dileher suaminya.

"Malam ini mas akan memberikan kesenangan buatmu",  senyum Hanafi menyeringai

Hanafi menurunkan Rena diatas ranjang kingsize, ia mengusap lembut bibir Rena, dan mendaratkan ciuman hangat dan bergelora.

"Emmp,,, "

Ciuman Hanafi yang lembut perlahan menjadi intens dan kasar, ia sudah ingin menerkam istrinya saat ini juga.

"Emmmp mas..!", Rena menahan bibir Hanafi.

"Kenapa sayang?", wajah Hanafi sudah merah dan tubuhnya mulai panas.

"Mas, kok malah main sih,,, kerjaan kamu gimana?", Rena menyela Hanafi yang kini hampir diujung birahi.

"Kerjaan mas udah hampir selesai sayang, sepertinya baterai mas lowbat, ngecas dulu boleh ya?", wajah Hanafi memelas.

Rena mengangguk penuh senyum, Hanafi kembali menghujani b*b*r Rena berkali-kali, hingga Rena kewalahan, bahkan tanpa basa-basi mereka segera melepas pakaian yang menempel pada tubuh mereka.

Malam itu terjadilah pergulatan panas diantara mereka.

Hanafi memang sangat sibuk semenjak dia diperintahkan untuk mengurus perusahaan milik Bima, itulah penyebab mereka sampai sekarang belum dikaruniai anak, karena stress memikirkan berbagai macam proyek mungkin berpengaruh dengan kualitas sp*rma milik Hanafi.

***

1
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa..
Tuti asih
suka ...tp syg g tuntas
Tuti asih
kecewa...
Arisu75
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Haris Saputra
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Coralfanartkpopoaf
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!