Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24 - Maaf
Pintu apartemen terdengar terbuka, tanda ada seseorang yang masuk. Ketika Aura akan turun dari ranjang untuk memastikan siapa yang datang, tiba-tiba Ryo sudah berada di bibir pintu.
"Mas, Ryo?" Aura tidak sanggup menahan air matanya. Wanita itu langsung bangkit kemudian berlutut dihadapan Ryo, seolah lemah lunglai tak bertenaga.
"Maafkan aku!. Aku memang salah telah membohongimu. Aku akan terima apapun hukumanmu" Aura tertunduk diiringin isak tangisnya.
Tanpa diduga, Ryo ikut berlutut didepan Aura. Pria itu memegang erat kedua pundak Aura, kemudian tiba-tiba memeluk wanita itu dengan erat.
Aura sedikit kaget. Wajahnya tegang, mata indahnya yang sembab membulat, tapi ia merasa tidak kuasa lagi untuk membuka dekapan Ryo saat itu, ia sudah terlalu lemah.
"Aku yang minta maaf. Aku sangat marah kemarin hingga membentakmu" jelas Ryo yang masih memeluk wanita cantik itu.
Ryo mendekap Aura sangat erat, sampai ia mencium rambut wanita itu dengan dalam, seolah ia sangat menyesal.
"M-Mas ... " panggil Aura dengan suara parau seolah sesak dengan dekapan Ryo.
"Ah, maaf. Tidak seharusnya aku ..." Ryo spontan membuka pelukannya, kemudian menunduk agak malu.
Akhirnya mereka saling memandang tanpa satu patah katapun terucap.
"Ehm!. Aura, terimakasih untuk waktumu merawatku selama ini. Sebenarnya aku sudah pulih beberapa pekan yang lalu, tapi aku sengaja merahasiakannya dari semua orang termasuk darimu"
Baru saja Aura akan berucap, tiba-tiba pintu kamar diketuk seseorang.
"Tuan, dia sudah disini" ujar pria di balik pintu.
"Ah, ya baiklah" jawab Ryo.
"Aura, aku ingin menunjukan sesuatu padamu" Ryo menuntun Aura untuk berdiri.
"Apa ada sesuatu Mas?" tanya Aura tanpa terjawab Ryo.
Ryo membuka pintu kamar. Aura mendengar samar-samar suara beberapa orang laki-laki.
Ketika mereka sampai di ruang tengah, Aura terkejut bukan main. Matanya terbelalak ketika melihat beberapa pria berbadan besar tengah menyeret seorang pria berambut agak coklat dan memakai anting di telinga kirinya.
Tampak juga Yunda yang tengah memegang pistol.
'Itu- itu bukannya Andrey, kekasih gelap Kak Jesica? … ' Aura dengan mata membulat dan mulut menganga tak mampu menahan terkejutnya.
Pria itu diseret hingga ke ruang tengah. Dengan darah di sekitar wajahnya juga lebam menandakan ia telah dipukuli berkali-kali.
Ryo berjalan mendahului Aura, dengan jas hitamnya melangkah tegas melewati para pria yang menyeret kekasih Jesica, kemudian Ryo duduk di sofa sambil bersandar dan melipat kakinya menghadap kearah pria kekasih Jesica.
“Aura, kemarilah!” perintah Ryo.
Aura melangkah dengan ketakutan yang lebih hebat dari sebelumnya. “Y-ya Mas” ucapnya dengan suara gemetar.
“Apa kau mengenalnya?” tanya Ryo sambil menunjuk pria itu dengan isyarat dagunya.
“Dia … “ suara Aura pelan.
“Hm?. Aku tidak dengar!” ujar Ryo sedikit menyeramkan.
“Dia, dia kekasih Kak Jesica” jawab Aura ditengah ketakutannya.
"Mas, apa yang kau lakukan padanya?" tanya Aura penuh kengerian.
"Pembalasan, Aura. Aku sudah menantikan hal ini. Aku sengaja menundanya agar saat aku melakukan pembalasan, semua sesuai rencana ku dan tidak ada yang bisa menghalangi"
"Tapi, apa Mas juga akan melakukan sesuatu pada Kak Jesica?" ada ketakutan di wajah Aura.
"Tentu saja. Dialah yang paling bertanggung jawab atas semua ini".
"Tapi, Mas ...."
"Aku sudah mengetahui semua kebusukannya, bahkan ketika aku masih di Luar Negeri. Aku memiliki informasi tentang semua yang dia lakukan. Tolong jangan halangi aku Aura"