NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta CEO

Terjerat Cinta CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / CEO
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: ainaa

"Al..." Elen mengguncang bahu Al pelan saat bocah itu sedang bermain ponsel, "Pikirin cara buat nolak dong, Al. Mama gak mau nikah!" Adu Elen agak bersungut-sungut.

Al menggelengkan kepala, "Jangan gangguin Al, ma. Nanti afk." Sahut bocah itu tidak ingin diganggu.

"Ih kesel banget." Elen mendengus menatap kesal putranya lalu menoyornya pelan.

"Kan, Al udah bilang mama lihat nanti aja. Kalau pertemuannya lancar jadi nikah kalau enggak ya udah batal."

Ini baru awal dari kisah mama Elen yang dikejar secara brutal dan ugal-ugalan oleh Daddy Aksa, seorang CEO perusahaan. Dan juga masih ada dua remaja nakal bin ajaib bernama Calvin Chris Marin dan Arkana Ephraim Axelle yang akan merecoki hidup Elen dan Aksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

BAB 9

Aksa memandang datar bocah remaja yang terlelap dalam tidurnya di brankar sebuah kamar VIP rumah sakit.  Sedari 5 menit yang lalu, Aksa masuk ke ruang perawatan Al. Dia tak datang dengan tangan kosong, Aksa membawa buah tangan berupa sekeranjang buah segar yang tentunya mahal. Aksa sendiri datang karena ingin melihat keadaan Al, awalnya ia akan datang bersama Arka dan teman-temannya serta orang tua dari teman-teman Arka. Tapi, entah mengapa putranya membatalkan rencananya tersebut. Jadi, Aksa memutuskan datang sendiri untuk melihat keadaan Al. Selain itu ia datang untuk hal lain.

"Apa yang anda lakukan disini?" Hardik Elen yang baru saja masuk ke dalam ruangan Al. Meskipun dari belakang, Elen cukup tahu siapa pria yang berada di ruang perawatan anaknya saat ini.

Aksa menoleh, mendapati Elen berjalan ke arahnya dengan wajah merah padam.

"Kamu dari mana?" Pertanyaan ringan itu keluar dari bibir Aksa sambil mengamati seseorang yang selalu mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

"Saya tanya apa yang anda lakukan disini?" Ulang Elen menatap galak pada pria itu. Kini Elen berdiri di hadapan Aksa.

"Kita bicara di tempat lain." Ucap Aksa sambil menarik tangan Elen keluar dari ruangan Al.

"Lepas!" Berontak Elen dengan suara cukup keras sehingga membuat dia dan Aksa menjadi pusat perhatian.

"Diam. Kamu nggak malu dilihatin banyak orang." Aksa tidak menghiraukan permintaan Elen dan terus menarik paksa lengan Elen ke tempat yang sepi.

Menyadari memang banyak orang menatap ke arahnya, Elen menjadi menurut. Dia juga malu jika menjadi pusat perhatian.

"Sebenarnya mau anda apa? Kenapa anda seperti ini kepada saya? Salah saya apa?" Tanya Elen memberondong tiga pertanyaan sekaligus pada Aksa. Saat keduanya tiba di tempat yang cukup sepi, sebuah lorong rumah sakit.

"Dari mana kamu?" Untuk kedua kalinya Aksa menanyakan hal itu.

"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan anda ya, memang anda siapa?" ketus Elen, "Dan, apa yang anda lakukan di kamar putra saya?"

"Jangan-jangan anda mau mencelakai putra saya?" Selidik Elen, "Emang masih kurang apa yang putra anda lakukan ke putra saya? Dia menabrak putra saya, dia dan gengnya juga memukuli putra saya sampai babak belur?"

"Bukan. Saya mencari kamu." Jawab Aksa datar. Lalu menatap Elen dengan teduh, "Masalah Al kamu nggak perlu khawatir saya akan tegur Arka untuk tidak mempersulit Al lagi. Kamu tidak perlu memindahkan Al dari sekolah yang sekarang. Saya akan jamin Arka tidak akan bisa menyentuh putra kamu lagi." Ucap Aksa serius.

"Tidak perlu. Saya nggak butuh jaminan dari anda. Lagipula keputusan saya sudah bulat, Al tetap akan saya pindahkan." Tegas Elen.

"Kenapa?" Aksa meremas lengan Elen, "Kenapa kamu nggak bisa dikasih tahu. Saya sudah bilang kamu nggak perlu memindahkan Al dari sekolahnya."

"Lepas!" Tekan Elen menyentuh tangan Aksa dari lengannya, "Anda ini kenapa, sih? Kasar banget jadi orang. Saya kasihan sama mommynya Arka. Nggak tahu kelakukan bejat suaminya diluar." Sinis Elen mengingat kembali malam kelamnya bersama Aksa.

"Mommynya Arka?" Aksa menaikkan sebelah alisnya bingung. Sesaat kemudian tersadar.

"Kamu salah paham, saya tidak ada istri."

"Cih... Memang saya peduli. Mau ada atau tidak juga bukan urusan saya."

"Atau kamu mau menjadi istri saya? Sekalian jadi mommy nya Arka? Mama Elen?" Tawar Aksa dengan seringaian tipis melihat wajah Elen yang nggak bersahabat sama sekali. "Lagipula kita juga sudah melakukan itu, saya tidak akan keberatan bertanggung jawab sama kamu." Ucap Aksa lalu maju selangkah membuat Elen mundur waspada. Namun, pria itu malah memajukan kepala dan berbisik di telinga Elen. "Saya tahu sore itu pertama kalinya buat kamu."

Elen melototi tajam pria yang sudah menarik kepalanya kembali tegak itu, tatapan benci tersorot jelas.

"Anda memang pria brengsek." Umpat Elen.

Tapi, Aksa sama sekali tidak sakit hati akan umpatan Elen. Dia justru tertawa kecil. "Mau lihat seberapa brengsek saya?" Tanya Aksa melirik ke arah dada Elen.

"Orang gila." Tukas Elen mendorong Aksa dan berlari dari sana.

Untung saja Aksa bisa menyeimbangkan tubuhnya jadi dia tidak sampai terjatuh karena dorongan Elen. Bukan mengejar Elen-Aksa malah diam memandang Nabila dengan senyum tipis. "Elena Rosalina, saya pastikan kamu akan menjadi milik saya."

Elen berhenti tepat di depan pintu sebelum masuk ke ruangan perawatan Al. Ia mengatur pernapasannya dulu sebelum masuk. Ia masih ngos-ngosan karena berlari usai kabur dari pria gila. Tidak hanya mengatur pernapasannya, Elen juga merapikan surainya dan baru setelahnya ia masuk.

"Mbak, kamu dari mana?" Tanya Rissa yang duduk di sebelah brankar menatap kearah datangnya Elen sambil mengupas kulit jeruk.

Al sendiri sudah bangun dan duduk sambil memainkan ponselnya. Game teros pokoknya.

"Eh, kamu udah datang, Ris."

"Iya, baru aja. Mbak dari mana? Bukannya harusnya sudah dari tadi sampainya?" Sebab tadi Elen mengirim pesan akan pergi ke rumah sakit lebih dulu dan Rissa akan menyusul.

"Mbak abis dari ketemu dokter." Dusta Elen.

"Oh." Rissa mengangguk lalu melanjutkan aktivitasnya.

Sementara Elen sudah berdiri di sebelah brankar Al mengamati putranya yang sibuk bermain game dengan ponsel miringnya, "Game terosss." Ucap Elen mengomentari kegiatan putranya.

"Jangan ganggu, ma. Lagi tanggung." Balas Al tanpa menatap sang mama.

"Buah dari siapa Al?" Tanya Elen melihat banyak keranjang buah di nakas dan di meja sofa.

"Dari Arka and the genk." Lagi-lagi Al menjawab tanpa menatap mamanya.

"Mereka datang, Al?" Sahut Rissa penasaran, "Mau ngapain? Nggak ngelakuin aneh-aneh kan?"

"Nganter buah doang, Tan." Jawab Al jujur ya 'kan, tadi Orion bilangnya datang mau nganter buah aja.

"Gengsi mungkin mau minta maaf." Celetuk Elen tersenyum tipis lalu beralih duduk di sofa.

Rissa selesai mengupas jeruk dan meletakkannya di piring agar Al bisa mudah memakannya setelah bocah itu menyelesaikan gamenya.

"Kamu jadi pergi ke ulang tahunya mbak Bella, mbak ?" Tanya Rissa yang juga tahu jika Elen mendapat undangan pesta ulang tahun Bella.

"Mungkin mbak skip aja, Ris." Jujur saja Elen juga sedang malas pergi keluar.

"Kenapa, mbak? Mbak Bella baru pulang dari luar negeri, loh. Apa nggak ngecewain kalau mbak nggak dateng nanti? Mbak pergi aja biar aku yang jagain Al." Rissa tahu kakak sepupunya itu pasti mengkhawatirkan Al jadi nggak pergi.

"Mama kalau mau pergi, pergi aja ma. Nanti bang Siba mau kesini, kok. Ada tante Rissa juga." Ucap Al datar.

"Tuh, Al aja nggak keberatan mbak. Kalau mau pergi ke ulang tahunnya mbak Bella, mbak pergi aja. Lagian nggak enak mba kalau nggak datang. Tahun kemarin aja mbak udah nggak datang loh." Ucap Rissa mengingatkan.

Tahun kemarin Elen memang tidak sempat datang ke ulang tahun Bella karena Al mendadak demam tinggi dan Rissa sedang ada urusan kampus. Jadi, Elen nggak bisa meninggalkan Al sendirian.

"Pergi aja, ma. Mama juga butuh refreshing biar nggak penat ngurusin Al teros." Kata bocah itu santai.

"Makanya kamu itu jangan berantem terus biar mama nggak pusing jadinya." Sembur Elen.

"Iya, mama."

"Ya udah, mba pulang aja, gih. Terus siap-siap. Nanti dari acaranya Mbak Bella, Mba bisa langsung ke rumah sakit."

Elen nampak menimbang-nimbang usul Rissa. Memang dia nggak enak kalau kali ini nggak datang lagi ke acaranya Karina.

"Kamu beneran nggak papa mama tinggal, Al?" Tanya Elen menatap putranya.

"Malah seneng sih, ma. Bisa ngegame lama." Ucap Al enteng sebab jika ada Elen pasti dia dibatasi main gamenya apalagi sedang opname seperti sekarang.

"Ya nggak usah jujur-jujur banget gitu lah, Al. Pencitraan dikit napa, yang ada mama kamu nggak jadi pergi karena mau ngawasin kamu main game." Sahut Rissa geleng-geleng kepala.

Al sadar lalu menatap Elen yang juga tengah menatapnya garang.

"Bercanda, ma." Ucap Al nyengir.

"Dasar." Elen kembali menghampiri Al. "Yaudah, mama pergi ya." Elen mengusap puncak kepala Al dengan sayang dan bocah itu mengangguk.

"Have fun, mbak." Kata Rissa yang dibalas anggukan kepala oleh Elen lalu perempuan itu berjalan keluar.

***

Club malam.

Aksa beserta sahabatnya baru saja sampai ke Club malam untuk menghadiri acara ulang tahun adik Ervan.

"Mana Bella, Van?" Tanya Brian sambil merebahkan tubuhnya di sofa disusul teman-temannya.

"Lagi menyambut tamunya. Ntar gue panggil kesini, thanks kalian udah dateng." Ervan merangkul satu per satu sahabatnya.

"Adek lo yang nyewa tempat ini, Van?" Kali ini Garry yang bertanya.

"Yoi.. Temennya banyak. Ada dari luar negeri juga, dari temen SMA sampai kuliah. Maklum adek gue emang banyak temen." Jawab Ervan lalu melirik ke arah Aksa yang juga sudah duduk di sebelah Garry.

"Sa, temen adek gue cakep-cakep, mau gue kenalin satu nggak? Daripada ngejar mamanya Al ditolak mulu." Ledek Ervan.

"Nggak minat." Jawab Aksa cuek.

"Dia udah klepek-klepek sama pesona mamanya Al, Van. Tadi aja kabur dari meeting cuman buat nyamperin mamanya Al." Celetuk Brian si cepu. Dan, berhasil mendapat pelototan tajam dari Aksa. Sedangkan Garry hanya diam sambil merokok.

"Bella!!" Panggil Ervan yang melihat sosok adiknya, lalu melambai pada Karin Bella perempuan itu melangkah menghampiri Ervan.

"Kenapa sih, Bang?" Tanya Bella cemberut.

"Katanya mau kenalan sama temen-temen Abang nih, Abang bawain temen-temen Abang." Ervan memang sengaja mengundang teman-temannya karena Bella ingin berkenalan dengan sahabat kakaknya yang tergolong pria-pria tampan.

"Eh, iya..." Jawab Bella malu mendapati sahabat kakaknya tengah menatap ke arahnya, kecuali Aksa. Pria itu sibuk dengan ponselnya, sama sekali tidak memperhatian sekitar.

"Kenalin adek gue, Bella." Ucap Ervan bangga memperkenalkan adik cantik dan manjanya kepada ketiga sahabatnya.

"Bella, ini temen-temen Abang. Kamu pasti udah tahu nama-namanya 'kan, nggak mungkin nggak tahu mereka cukup terkenal. Aksa, Brian, Garry." Menunjuk satu persatu temannya.

"Halo, kak." Sapa Bella tersenyum ramah dan ketiga sahabat kakaknya hanya mengangguk kecil. Dengan wajah datar mereka.

"Bella, kalau ada temen kamu yang cantik kenalin ke kita, siapa tahu temen-temen kakak ada yang laku malam ini." Kekeh Ervan berbicara pada adiknya.

"Banyak, Bang. Nanti aku kenalin ke kalian."

Saat tengah mengobrol dengan Ervan dan yang lainnya. Salah satu teman Bella datang menghampiri.

"Bel, lo udah chat Elen 'kan? Dia pasti datang kan? Soalnya Bagas udah jalan kesini pengen ketemu pujaan hatinya." Tanya Lina sambil mencuri-curi pandang pada keempat pria yang duduk di hadapan Bella.

"Udah kok, tapi Elen nggak janji mau datang. Soalnya Al lagi dirumah sakit sekarang." Jawab Bella.

"Yah, padahal Bagas udah bela-belain terbang dari US cuman buat ketemu Elen." Gumam Lina.

"Dasar si Bagas, belum nyerah juga dia mau jadi papanya Al." Kekeh Bella.

"Gue telfon aja deh, Elen." Lalu Lina beranjak pergi dari sana.

"Bang, aku kesana dulu ya!" Pamit Bella pada Ervan namun ditahan oleh Ervan.

"Kenapa, Bang?"

"Elen siapa?" Tanya Ervan yang penasaran sebab Aksa yang tadinya fokus menatap ponsel langsung mengangkat kepala mendengar nama Elen dan Al di sebut.

"Itu loh teman aku, yang pernah mau aku kenalin ke Abang tapi nggak jadi." Jawab Bella ya memang dua tahun lalu Bella ada pikiran mengenalkan Elen pada Ervan.

"Kenapa nggak jadi?" Telisik Ervan.

"Soalnya Abang nggak masuk hitungan, yang deketin temen aku lebih cakep dan lebih kaya dari Abang," Kekeh Bella, "Udah ah aku mau kesana." Bella berlalu pergi.

"Van, bukan Elen yang itu 'kan?" Brian menyahut.

"Nggak tahu, tapi, ada sebut-sebut nama Al juga." Jawab Ervan curiga sambil melirik Aksa yang sudah kembali fokus pada ponselnya.

Sebenarnya Aksa sedikit curiga jika Elen yang baru saja dibahas Karin adalah Elen yang ia tahu. Namun, ia berusaha mengenyahkan pikiran itu. Karena nggak mungkin Elen berkeliaran di club malam sementara Al di rumah sakit.

1
Dizzah Afkar
mesem mesem q nyaaa😅😁😁
etina_
semangat terus karyanya sukses selalu
etina_
otor mending si Aksa manggil aku kamu atau ga pake nama kesayangan aja dari pada saya gitu kaya kaku
ainaa: proses ya temen²🥰
total 1 replies
Dizzah Afkar
alllllll
arkaaaaaaa
😁😅👍
Dizzah Afkar
linaaaa,jangan jadoli kompor loooo,,nanti ujung ujungnyaaaa ada si bagassss,,awas Lo Lina 😤
Dizzah Afkar
ayo bang Aksa gas polll,,,guwe suka gaya loooo👍👌👌👌👌
Dizzah Afkar
heleh si Zaki pake bawa mama segala,,,,si Bagas juga apaan siiiiiii kayak ulat bulu looooo.....pusinggggggg pembinornya beterbangan cuiiiiii🤣😤
Dizzah Afkar
helehhhh si zakiii pake bawa mamanya,,ini juga si bagassss kayak ulat bulu Lo,,,,pusing pusinggggg pembinor hus hus😁😤
Dizzah Afkar
lanjut thoorr,,,
suka suka👍
Melati Putri
lanjut thor, berasa kurang bacanya.
suka kali lah pokoknya
Dizzah Afkar
wahhh,,apa pembinornya akan tambah lagi ya,,,,
bang aksaaaa nikahnya yang grecepppppppppp,,,haduhhh kok gemes q sama si bagassssss🤪
Dizzah Afkar
haduuuu mblibetttt,,linaaaa Lo cari masalahhhhhh,,,elennnn kamu mbok Yo yang tegas sama Bagas,oj ngomong ya ya aja kalo diajakkkk,,,,hadeeeeeeee🤣
Lannnn🙈
Lina ko tega ya
Dizzah Afkar
ayo Thor up lagi
elen kamu yang tegas dong ke Bagas,,haduuuuuu buat masalah aja kamu Len lennn
Melati Putri
lanjut thor
Dizzah Afkar
Luar biasa
Dizzah Afkar
bagus,,,suka suka critanya
GK bikin bosen👍
anggita
like👍+☝hadiah iklan. terus berkarya tulis, moga novelnya sukses.
Killspree
Tidak bisa berhenti
Hillary Silva
Alur yang menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!