Bening

"Waalaikumsalam... Dek Pras," ucap Ny. Lina dengan perasaan gamang.

Arjuna yang tengah menatap foto Bening, langsung memutar tubuhnya saat mendengar suara seorang lelaki yang ia yakini itu Ayah Bening.

Dan ia langsung tertegun dengan perasaan yang bercampur aduk kala melihat di hadapannya sekarang yakni Komjen Pol Prasetyo Pambudi, Ayah Bening, tengah tersenyum ramah menyapa dirinya dan juga ibunya.

Arjuna masih berdiri tertegun dengan tatapan yang gamang.

"Silahkan duduk saja Mbakyu, Arjuna. Anggap rumah sendiri," ucap Ayah Bening yang duduk berhadapan dengan dengan Ny. Lina.

Arjuna pun berjalan perlahan dengan menundukkan kepalanya dan duduk di sebelah ibunya.

"Maaf Dek Pras, kok di depan banyak bunga ucapan berduka cita untuk Bening. Memang Bening kenapa?" tanya Ibu Arjuna lirih dengan nada cemas.

Sebuah helaan nafas berat meluncur dari Ayah Bening. Lalu ia menceritakan bahwa sang putri pergi ke Australia dengan menaiki pesawat EC Airlines dan naasnya pesawat tersebut jatuh di Samudera Hindia. Seluruh penumpang serta awak pesawat dinyatakan tewas termasuk Bening.

Deg...

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un..."

"Ya ampun, Dek. Jadi Bening sudah meninggal?" tanya Ny. Lina yang syok.

"Iya Mbakyu, maaf. Karena kejadian ini merusak acara perjodohan yang pernah aku dan mendiang Mas Gatot bahas di masa lampau," ucap Ayah Bening lirih.

Ny. Lina terisak pilu mendengar cerita dari Ayah Bening mengenai kematian calon menantunya itu. Bahkan hingga sekarang jasad Bening belum ditemukan.

Arjuna jangan ditanya lagi bagaimana perasaannya saat ini. Mendengar sang ibu dan calon mertuanya tengah sama-sama terisak pilu. Matanya pun berkaca-kaca secara otomatis.

Perasaan di dalamnya sudah bukan penyesalan atau bersalah melainkan kesedihan kehilangan sosok wanita yang diam-diam telah memasuki hatinya tanpa disadari. Entah sejak kapan, dirinya juga tak tahu.

Apakah sejak malam naas tersebut terjadi?

Apa sejak mimpi tentang Bening selalu menemaninya setiap malam akhir-akhir ini?

Entahlah.

☘️☘️

"Sekali lagi saya mohon maaf pada Mbakyu dan juga Arjuna. Mungkin Bening dan Arjuna memang bukan jodohnya. Saya yakin Allah sudah menyiapkan jodoh yang baik untuk Arjuna kelak."

"Amin..." ucap Nyonya Lina sendu.

"Saya mendengar, kamu sudah menjadi seorang AKBP dan diangkat menjadi Kasat Reskrim di Jakarta. Semoga karirmu makin sukses, Jun. Tetap jadi panutan di keluargamu seperti sosok mendiang Ayahmu yang sangat baik. Dan menjadi aparat yang memiliki integritas dan kejujuran tinggi. Semakin tinggi pohon pasti anginnya makin kencang. Jalani dengan ikhlas. Minta doa pada ibumu dan juga pada istri yang kelak mendampingi hidupmu. Insha Allah semua akan berjalan baik atas ridho Allah," tutur Ayah Bening tulus pada Arjuna.

Deg...

Untaian tiap kalimat tulus layaknya keluarga sendiri yang diberikan Ayah Bening padanya, membuat Arjuna tak kuasa menyimpan rahasia yang ia pendam di hatinya. Arjuna yang saat ini masih memakai seragamnya dengan atribut secara lengkap langsung berdiri dan berlutut di depan Ayah Bening.

Hal itu sontak membuat Ayah Bening berkerut kening dan sang ibu heran sekaligus terkejut. Dengan mata yang berkaca-kaca ia menatap Ayah Bening. Mulutnya masih terkatup. Bingung ingin memulai dari mana.

"Juna," panggil sang ibu lirih.

"Arjuna apa yang kamu lakukan?" tanya Ayah Bening cukup heran melihat Arjuna berlutut dan matanya sudah berkaca-kaca.

Apa hanya karena Bening meninggal, calon menantunya langsung sedih seperti ini ?

Rasanya tidak.

Tapi mengapa ?

Perasaan menggelitik dan bertanya-tanya tengah terjadi pada batin seorang Prasetyo Pambudi.

"Maaf, Pah. Maafin Juna. Arjuna bersalah. Ju_na yang telah mengambil kesucian Bening tanpa sengaja," ucap Arjuna seraya terisak pilu dengan air mata yang tumpah tak dapat dibendungnya lagi.

Ya, Arjuna berlutut menatap Ayah Bening dan menitikkan air mata serta melakukan sebuah pengakuan dosa. Baru kali ini seorang Arjuna menangis sangat pilu. Ketika Ayahnya meninggal, dirinya hanya menangis biasa. Berusaha menekan kesedihannya.

Akan tetapi saat melakukan pengakuan pada Ayah Bening tentang dosanya, sungguh air matanya tumpah begitu saja seiring dengan bibirnya yang mengucapkan kejujuran.

Semua ia ceritakan bagaimana sampai dirinya menodai Bening tanpa sengaja. Dan penyebab terlambat datang ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Bening.

Deg...

Ibu Arjuna semakin terisak pilu mendengar pengakuan dosa putranya pada Ayah Bening. Putra yang ia didik dengan baik dan ia junjung kehormatannya hingga menjadi aparat yang bersih dan berwibawa, namun kenyataannya telah mencoreng nama baik keluarga.

Ia sungguh malu pada mendiang suaminya. Merasa gagal mendidik Arjuna. Ia juga sangat malu pada Ayah Bening.

"Juna, ya ampun. Kenapa kamu bisa begini? Kenapa kamu tega sama Bening? Calon istrimu sendiri," ucap Ny. Lina terbata-bata sambil menangis pilu memukul pundak Arjuna yang tengah berlutut, dengan tangannya sendiri.

"Maaf."

"Maafkan Juna, Bu. Papah," ucap Arjuna sendu.

Tangan Komjen Pol Prasetyo Pambudi mendadak mengepal. Api amarah di hatinya yang tengah surut kini mendadak bangkit. Membara.

PLAK...

Sebuah tamparan melesat di pipi Aruna hingga meninggalkan bekas cap lima jari yang cukup merah di sana.

Ibu Arjuna tidak bisa berbuat banyak. Dirinya juga sangat kecewa dan sedih mendengar semua ini. Ia hanya bisa pasrah jika calon besannya menampar sang putra yang sudah menodai putrinya.

Nyonya Lina sangat paham perasaan Ayah Bening. Tentu di dunia ini, tidak ada seorang Ayah yang rela melihat putrinya dibuat sedih dengan dinodai walaupun tanpa sengaja.

"Jadi kamu yang menghamili Bening! Jawab. Dasar ba-jingan!" teriak Ayah Bening seraya menarik kerah seragam Arjuna hingga lelaki ini mendongak ke atas menatap wajah Ayah Bening yang tengah meluapkan amarah padanya.

"Ha_ mil," ucap Arjuna terbata-bata.

Dirinya sungguh terkejut bahkan Ny. Lina sampai menutup mulutnya mendengar calon besannya mengatakan bahwa Bening hamil benih sang putra yakni Arjuna.

"Maafkan aku, Bening. Aku pantas mati!" batin Arjuna tertohok mendengar fakta bahwa Bening hamil benihnya.

Dan sekarang Bening sudah meninggal bersama jabang bayinya yang berada di dalam kandungan seiring dengan kepergian Bening ke Australia yang berujung tragedi jatuhnya pesawat EC Airlines.

Kepergian untuk selama-lamanya. Menyisakan ribuan rasa berkecamuk dalam dada seorang Arjuna. Rasa penyesalan mendalam berbalut cinta tak terduga yang datang memasuki relung hatinya. Bukan hanya rasa tanggung jawab semata.

🍁🍁🍁