Andini hanyalah seorang gadis kecil yang tak kenal lelah bekerja untuk menafkahi keluarganya. Namun, hidupnya berubah menjadi mimpi buruk ketika pengorbanannya dikhianati oleh adiknya, Yogi, yang tega menjualnya kepada teman-temannya untuk keuntungan kotor.
Andini putus asa! Akhirnya, ia memilih langkah ekstrem - ia menemui seorang dukun legendaris yang dikenal sakti, dicari banyak orang karena kekuatannya. Dengan bantuan sang dukun, Andini memasang susuk genderuwo, sebuah kekuatan mistis yang menjamin dia tetap perawan dan mengeluarkan darah setiap kali berhubungan intim dengan kliennya.
Kekuatan mistis itu tidak gratis! Andini harus menumbalkan nyawa demi nyawa agar kekuatan susuk genderuwo tidak musnah. Kehidupan Andini berubah, kaya raya tak terkira tapi penuh kekuatan gelap yang mengerikan.
Namun, seiring kekuatan gelap itu semakin menguasai hidupnya, Andini dihadapkan pada pilihan berbahaya: akankah ia menyerahkan jiwanya sepenuhnya kepada kekuatan terkutuk ini, atau menemukan cara untuk melawan sebelum semuanya terlambat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Yogi pingsan
Salsa mundur ketakutan ketika Yogi bangun dengan wajah garang seolah akan menghajar nya, sekarang hanya ada Ibu nya di rumah dan pasti tak akan membela Salsa apa pun yang terjadi. kalau pun membela dia juga tidak bisa berbuat apa apa karena Bu Semah hanya duduk di kursi roda akibat lumpuh, jauh juga dari harapan kalau Bu Semah mau membela nya. Yogi kian mendekat dan akhirnya memang menjambak rambut Salsa hingga gadis ini terpekik keras sangking sakit nya, bahkan ada yang sampai terlepas juga dari batok kepala nya, Yogi memang sangat kasar sehingga tak peduli mau adik nya kesakitan atau tidak.
"Yogi, jangan!" pekik Bu Semah saat mereka sudah bertengkar.
"Lepaskan aku! kau memang benalu di rumah ini, kerja mu cuma menghabiskan uang Kakak saja." pekik Salsa.
Plaaak.
Salsa jatuh melanting karena di tampar dengan Yogi, bahkan sangking kuat nya dia sampai pusing tak bisa bergerak untuk beberapa saat dan ujung bibir nya juga pecah berdarah. Salsa menggeram karena di buat seperti ini, parah nya Bu Semah hanya menjerit jerit untuk menyuruh sudah saja, tapi memang apa lagi bila tidak menyuruh sudah karena mau berdiri juga tidak bisa karena sakit, Yogi puas sekali melihat mulut Salsa yang kurang ajar itu sekarang berdarah.
Klaaaang.
Saat Yogi menjambak nya lagi walau Salsa sudah jatuh akibat di tampar, Salsa mengambil tongkat besi yang ada di dekat nya dan memukul kepala Yogi menggunakan tongkat itu, Tak urung kepala pemuda ini berdarah hingga kemudian dja terjatuh pingsan di tempat, Bu Semah menjerit kaget melihat putra nya yang tumbang akibat pukulan Salsa.
"Yogiiiii, Ya allah anak ku." pekik Bu Semah sampai jatuh dari kursi roda karena mau mengejar Yogi yang pingsan.
Salsa tersenyum miris melihat tingkah Ibu nya yang sangat jauh berbeda, tadi dia di jambak dan juga di tampar, namun Bu Semah hanya berteriak saja dan tetap duduk anteng, tapi ketika melihat Yogi yang terluka dia langsung loncat dari kursi roda dan memeluk putra kesayangan nya.
"Berdarah! kenapa kamu pukul Abang mu sampai berdarah, Sa?" teriak Bu semah.
"Apa kau juga tidak melihat darah ku ini?! buka mata mu kalau aku juga di pukul oleh anak bangsat mu ini." Salsa tak kalah garang pada Ibu nya karena sudah sangat emosi.
"Kamu jangan keterlaluan, Sa! bagai mana ini bila Abang mu celaka, kalian ini kenapa sih?!" pekik Bu Semah ketakutan melihat darah Yogi.
Rasa nya Salsa sampai tidak tahu mau bicara apa dengan Ibu nya ini, Yogi juga tak punya kelebihan apa apa namun sangat di puja oleh Ibu nya, mungkin bila Andini yang begitu di sayang rasa nya lebih pantas karena dia adalah tulang punggung keluarga dan dia juga yang bertanggung jawab atas pengobatan Bu Semah. namun ini yang di sayang malah Yogi, sehingga Salsa pun bingung di buat nya dengan tingkah laku orang tua nya.
Sekarang Salsa sudah tidak takut durhaka lagi karena dia lelah Ibu nya selalu pilih kasih, Salsa saja kesal dengan Bu Semah, apa lagi Andini yang menjadi tulang punggung, pasti nya dia sangat kesal dan marah namun masih menghormati Bu Semah sebagai Ibu nya.
"Apa yang sangat kau banggakan dari dia itu, Bu? yang cari makan itu Andini, yang mengobatkan mu juga Andini. tapi selalu dia saja yang kau bela, coba katakan padaku di mana kelebihan nya Yogi bangsat ini." Salsa berkacak pinggang kesal sekali pada Ibu nya yang belum juga sadar.
"Sadar lah Ibu juga sayang padamu, Salsa." Bu Semah sudah menangis.
"Aku tidak bertanya masalah sayang, yang ku tanyakan itu kenapa Ibu begitu peduli pada dia yang posisi nya saja adalah tukang mabuk dan penjudi." desak Salsa dengan mata berkaca kaca.
"Karena Yogi anak Ibu, sama seperti kamu dan juga Andini." ujar Bu Semah.
"Bil aku dan Yogi sama sama akan tertabrak mobil, siapa yang akan Ibu selamatkan duluan?" tanya Salsa.
Bu Semah tidak percaya dengan pertanyaan putri nya karena menurut dia itu adalah pertanyaan yang konyol, melihat Ibu nya tak bisa menjawab pertanyaan nya, Salsa berkelebat pergi meninggalkan mereka berdua. Bu Semah berteriak minta tolong pada Salsa agar membantu nya mengangkat Yogi untuk di bawa berobat, namun Salsa sudah tidak peduli lagi karena dia sangat kesal.
"Salsaaaaa!"
Sama sekali tidak di gubris karena itu memang tidak membuat Salsa kasihan, dia sudah kesal dan lelah untuk terus peduli pada Ibu nya, sedangkan Bu Semah saja sangat ketara memperhatikan perbedaan kasih sayang nya di antara mereka bertiga.
...****************...
Lelah Andini pulang hari ini karena dia harus melayani dua tamu sekaligus, kerang nya juga agak perih karena di gosok dengan sangat brutal karena orang orang itu sangat ter ah ah dengan rasa nikmat nya yang luar biasa sehingga merka semua merasa candu dan begitu puas. Andini pulang dengan tas berisi uang delapan puluh juta dari pelanggan nya yang dua tadi, maka dia pulang dan ingin istirahat agar bisa manggung lagi nanti malam, tenaga nya harus pulih agar bisa mengumpulkan uang banyak dengan cara instan.
"Andini! ya allah akhir nya kamu pulang, Nak." Bu Semah sudah putus asa karena menangis satu jam.
"Ini kenapa kok bisa gini si Yogi?!" kaget Andini.
"Dia di pukul Salsa, Nak." Bu Semah sampai serak menangisi Yogi.
"Hah, kenapa kok bisa sampai di pukul? apa yang sudah terjadi di antara mereka!" Andini fikiran nya sudah mengarah pada hal kotor itu.
"Tadi dia pulang mabuk dan Ibu bilang suruh aku ambil kan air minum, tapi aku tidak mau karena parasit ini tak perlu sampai harus di agung agungkan." Salsa keluar sambil bersidekap tangan.
Andini menghelai nafas panjang karena ini sebenar nya masalah hanya kecil saja, namun pasti menyinggung perasaan Salsa sehingga gadis ini keras tak mau bila di suruh suruh.
"Lain kali pukul dia sampai mampus." ujar Andini sama sekali tidak ada niat menolong adik nya.
"Niat nya aku mau pukul dia sampai pingsan, tapi tidak jadi karena kasihan melihat Ibu nya." sindir Salsa.
"Ya allah kau ini, Salsaaaa!"
Bu Semah semakin pilu menangis karena dua putri nya sama sekali tidak ada yang peduli, dia mengusap darah yang keluar dari kepala Yogi karena bisa habis nanti darah nya bila di biarkan terus begini, mau di bawa kerumah sakit juga tidak mampu karena keadaan nya yang lumpuh.
Kasar sm ibu jg dosa, ga kasar koq makin keterlaluan kelakuan Ibu Semah