" saya menikahi kamu bukan karena cinta, jangan anggap pernikahan kita seperti pernikahan pada umumnya, saya hanya akan menafkahi lahir kamu tapi tidak akan pernah ada sentuhan bahkan lebih, jangan harap kamu akan menjadi istri yang saya cintai " ucapan Rafael yang begitu menyakitkan bagi seorang wanita bernama Kirana .
namun Kirana tetap berusaha menjadi istri yang baik meskipun tidak pernah di anggap sama sekali oleh sang suami .
Kirana terus berusaha agar suatu hari nanti akan ada secuil rasa dari Rafael untuk nya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanih sintawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 17
Sesampainya ia di kontrakan Kirana langsung memasukan beberapa baju ke dalam koper tanpa memilah milih terlebih dahulu, ia terus terisak menangisi kondisi sang ayah yang terbaring di rumah sakit .
Di depan gang pak Rudi tengah menunggu Kirana keluar dari kontrakan nya tanpa perintah maupun permintaan dari Kirana sendiri, hanya inisiatif pak Rudi yang berempati terhadap kondisi Kirana dan keluarganya saat ini .
Terlihat Kirana berjalan keluar dari gang dengan mendorong sebuah koper kecil berisi pakaiannya .
" mba Kirana ?" panggil Pak Rudi .
" pak Rudi kenapa masih disini ? Tugas pak Rudi kan sudah selesai " tanya Kirana .
" ma'af tadi saya menguping pembicaraan mba di telpon, jadi say berinisiatif ingin membantu meskipun hanya mengantarkan mba ke stasiun " jawab Pak Rudi .
" sebelum nya saya bilang terima kasih, namun Pak Rudi tak usah capek-capek mengantarkan saya ke stasiun, biar saya pesan taksi online saja " tolak Kirana .
" gak apa-apa mba saya ikhlas membantu mba Kirana terlebih gak baik juga, perempuan keluar malam-malam " pungkas Pak Rudi sembari menarik koper di tangan Kirana dan memasukan nya ke dalam bagasi .
" ya sudah kalau begitu, terima kasih banyak pak Rudi " ucap Kirana .
Pak Rudi hanya mengangguk kemudian melajukan mobil menuju stasiun, kondisi jalanan malam ini terbilang ramai karena hari ini weekend, terjadi kemacetan di beberap lokasi saat mereka hendak menuju stasiun, raut wajah gelisah Kirana sangat terlihat apalagi melihat jalanan macet membuat ia semakin gelisah .
dua jam sudah mereka menempuh perjalanan dan akhirnya sampai juga di stasiun, Kirana langsung berlari menuju tempat pembelian tiket, tapi sayang nya 30 menit yang lalu adalah jadwal keberangkatan terakhir menuju kampung halaman Kirana yaitu Sukabumi, dan akan di buka lagi nanti sekitar jam 5 subuh, ia pun hanya bisa menangis mendengar kenyataan bahwa malam ini ia tak bisa pulang untuk menemui ayah nya .
" kenapa mba ?" tanya Pak Rudi .
" kita telat pak, 30 menit yang lalu adalah keberangkatan terakhir menuju sukabumi " jawab Kirana sambil terisak-isak .
" dan jadwal berikut nya yaitu jam 5 subuh, saya tak bisa menunggu selama itu pak " ucap nya kembali .
" mba Kirana tenang dulu, bagaimana kalau saya antarkan mba ke sukabumi malam ini ?" tanya Pak Rudi .
" jangan pak biar saya memesan taksi online saja, pak Rudi sudah capek seharian bekerja sekarang malah mau mengantarkan saya, lebih baik bapak pulang dan istirahat, biar saya naik taksi saja pak " jawab Kirana .
" ini sudah malam mba, gak baik juga mba ke sukabumi sendirian naik taksi online, biar saya saja yang mengantarkan, sebelum nya saya akan menelpon dahulu pak Jodi " ucap Pak Rudi .
Ia pun mengambil ponsel yang ada di saku jas nya, ia mengetik sesuatu dan menyimpan nya kembali .
Mereka pun masuk kembali ke dalam mobil dan pak Rudi pun melajukan mobilnya menuji kampung halaman Kirana yang berada di daerah sukabumi .
" pak terima kasih banyak, karena kebaikan bapak akhirnya saya bisa pulang dan melihat kondisi bapak saya " ucap Kirana .
" ya mba Kirana, mudah-mudahan kondisi bapak nya mba Kirana baik-baik saja " sahut pak Rudi .
Terlihat pesan masuk dari pak Rudi di layar ponsel nya pak Jodi, pesan itu berisikan pemberitahuan bahwa ayahanda dari mba Kirana sedang sakit karena mengalami serangan jantung dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit, karena sudah malam jadi jadwal pemberangkatan kereta menuju kampung halaman Kirana sudah tidak ada maka nya ia meminta ijin untuk meminjam mobil Pak Jodi untuk mengantarkan nya pulang ke kampung halaman nya yang berada di daerah sukabumi .
" silahkan, kabari saya terus tentang peeembangan kesehatan ayah nya Kirana, besok sore saya akan menyusul kesana " balasan chat yang dikirim oleh pak Jodi kepada pak Rudi .
Selama perjalanan Kirana tak henti-henti nya berdo'a agar ayah nya mendapat kesembuhan .
" mba Kirana kalau mba Kirana mau istirahat silahkan, jangan terlalu memaksakan diri sampai mengabaikan kesehatan mba sendiri " ucap Pak Rudi .
" ya pak Rudi terima kasih, tapi sekarang saya tidak bisa beristirahat, saya masih memikirkan kondisi bapak, saya tidak mau kehilangan cinta pertama saya " sahut Kirana sembari menahan tangis .
Pak Rudi hanya terdiam dan memberi ruang kepada Kirana agar bisa meluapkan kegelisahan nya lewat tangisan .
Tiba-tiba mobil terhenti di depan supermarket, Pak Rudi lantas turun dari mobil tapi Kirana hanya menunggu di dalam, beberapa saat kemudian Pak Rudi kembali dengan menenteng satu paper bag berisi makanan dan minuman .
" ini ada cemilan sam roti mba di makan dahulu, pasti mba lapar karena dari tadi menangis aku tau kok rasa nya habis nangis pasti perut keroncongan " Pak Rudi memberikan makanan nya kepada Kirana .
Mendengar ucapan pak Rudi Kirana malah tersenyum, dia kira seorang pria seperti pak Rudi tidak akan pernah menangis tapi nyata nya salah, seorang pria pun sama manusia yang mempunyai perasaan dan bisa mengekspresikan perasaan nya itu entah senang, sedih, kecewa atau pun marah .
" terima kasih pak " ucap Kirana sembari mengambil satu bungkus roti dan juga satu botol minuman bersoda .
perjalanan pun kembali di lanjutkan karena butuh 4 jam lagi untuk sampai ke kampung halaman Kirana .
Di tengah perjalanan Kirana akhirnya terlelap karena lelah setelah hampir satu jam ia menangis, pak Rudi dengan sigap menurunkan dudukan kursi agar Kirana bisa lebih nyaman .
5 jam sudah perjalanan yang sudah di tempuh oleh mereka dan akhirnya sampai juga di rumah sakit dimana Ayah Kirana di rawat .
" kak !" teriak Aluna .
Aluna langsung berlari menghampiri Kirana dan memeluk erat tubuh sang kakak, sambil terisak ia menceritakan kondisi sang ayah .
" bapak belum sadar kak " ucap Aluna .
" ibu dimana dek ?" tanya Kirana karena dari tadi ia tak melihat sang ibu .
" ibu pulang dulu ke rumah mau ngambil pakaian ganti buat bapak, sama surat-surat yang mungkin nanti akan di butuhkan disini " jawab Aluna .
Kirana pun perlahan berjalan mendekati jendela kamar ruang inap, karena sang ayah sedang di rawat di ruang ICU jadi ia belum bisa masuk untuk melihat kondisi sang ayah secara langsung .
Tangan nya mendekap ke arah kaca sambil berkaca-kaca ia melihat sang ayah yang terbaring tak berdaya, dengan tubuh di penuhi dengan alat-alat medis .
" pak ini Kirana, Kirana sudah pulang bapak harus bangun, bapak harus sehat, katanya bapak mau lihat Kirana menikah, pak " ucap nya lirih .
Terlihat dari belakang datang seorang wanita dengan tas di tangannya, tiba-tiba ia menangis ketika melihat kehadiran Kirana di sana .
" Kirana !" panggil nya .
" ibu !" Kirana pun langsung menghampiri ibunya dan memeluk erat sang ibu dengan mata berkaca-kaca .
" ibu, bapak !" ucap nya lirih .
" iya nak, bapak masih belum sadar kita do'akan yang terbaik untuk bapak ya nak " ucap sang ibu sembari menciumi kening sang anak sulung nya .