Sebuah kejadian yang membuat seorang Anaya Putri (23tahun) harus hamil tanpa seorang suami. Naya harus merelakan kehormatannya ketika insiden tidak disengaja yang ditimbulkan karena salah alamat dan menjadi cinta satu malam bersama dengan pria asing.
Naya hidup sebatang kara, dia harus melahirkan, membesarkan dan merawat anaknya. Saat sang anak sudah besar, ternyata dia memiliki sifat yang sangat genius dan berusaha menyatukan kedua orangtuanya.
Mampukah Anaya menjalani kehidupannya?
Akankah kebahagiaan menyapanya di akhir kisah nanti? Dan siapa pria yang sudah membuat Naya menjadi berbadan dua?
YUK SIMAK KELANJUTANNYA 🥰
JANGAN LUPA SELALU MEMBERIKAN JEJAK MANIS DI SETIAP BAB NYA 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #11
Sore hari.
Naya sedang menggoreng daging ayam di dapur, dia termenung hingga tidak sadar jika Al sudah berada di sampingnya.
Alvarendra menggoyangkan lengan Naya tetapi Naya hanya diam saja tanpa berniat kode panggilan dari Al. Alvarendra heran karena sang Mama hanya diam saja tidak seperti biasanya, Al pun menarik tangan Naya dengan kencang hingga Naya tersadar dari lamunannya.
Naya menunduk guna melihat Al yang sudah ada di sampingnya.
"Sayang, sejak kapan kamu sudah ada disini?" Naya mengelus pucuk kepala Al.
"Mama kenapa? Dari tadi Al lihat kok diam aja?" Al mendongak guna menatap wajah Naya.
Naya kembali terdiam, entah mengapa dia teringat sosok pria yang tadi menolongnya dari pencopet. Naya sangat tidak asing dengan gelang milik pria itu dan dia juga sangat ingat dengan suara bariton pria tersebut tetapi Naya tidak ingin gegabah sebelum apa yang dia pikirkan terbukti benar.
'Tidak mungkin itu gelang milikku, bisa saja ada yang mempunyai gelang seperti itu juga.' batin Anaya bingung.
Alvarendra menggaruk kepalanya karena sang Mama kembali diam, hidung Al mencium bau tidak enak lalu dia segera berteriak
"Ma! Ayamnya gosong!"
Naya berhenti bergelut dengan pikirannya, dia melihat kuali dan ternyata ayam goreng sudah gosong. Buru-buru Naya mematikan kompor dan mengangkat ayam itu menggunakan tirisan.
"Ya ampun, Mama sampai lupa kalau lagi goreng ayam." Naya menepuk dahinya.
Al hanya menggeleng. "Tumben sekali Mama ceroboh."
Anaya hanya diam dan meraup wajahnya.
Suara deru mobil mengalihkan pandangan Ibu dan anak itu, kompak mereka berdua menoleh keluar warung.
"Ma, itu sepertinya mobil Papa."
Naya menggandeng tangan Al keluar dari warung untuk memastikan siapa yang datang.
Denis turun dari mobil bersama dengan wanita cantik dan dibelakang mereka ada pria lain seusia Denis.
"Papa!" sorak Al girang seraya berlari menghampiri Denis.
Al langsung masuk ke dalam dekapan Denis dan Denis pun mengecup kedua pipi Al dengan gemas. Al tertawa karena geli terkena kumis tipis milik Denis, tawanya terhenti ketika dia melihat sosok pria dewasa yang wajahnya mirip sekali dengannya. Pria itu adalah Abimanyu, dia berjalan mendekati Denis.
Abi terdiam, dia mengingat jika dirinya pernah bertemu dengan anak kecil ini.
"Jadi anak ini adalah putramu?'' Abi segera bertanya tanpa berbasa-basi.
Denis melirik Abi sejenak lalu menurunkan Al dari gendongan.
"Bukan, dia ini Putra dari Anaya. Tetapi aku sudah menganggapnya sebagai putraku sendiri maka dari itu dia memanggilku dengan sebutan Papa karena sedari kecil akulah yang selalu ada bersamanya." Denis tersenyum tipis sebab dia bisa selalu bersama Al mulai dari Al bayi hingga berusia lima tahun.
Abi hanya mengangguk.
"Naya, kami datang kesini untuk makan." Denis membuka suara karena dia tahu jika Naya saat ini pasti bingung.
"Oh, mari silahkan masuk." Anaya mempersilahkan dengan sopan dan ramah.
Denis, Abi beserta sang sekertaris nasi ke dalam warung milik Naya.
Naya menyiapkan makanan yang Denis pesan.
Beberapa saat kemudian.
Selesai makan, Abi mendapatkan panggilan dari salah satu anak buahnya .
"Sebentar, saya angkat telepon dulu." Abi beranjak dari kursi dan menjauhi meja.
📱"Halo, Bos. Kami sudah mendapatkan informasi tentang siapa pelaku pembobolan data-data perusahaan ANS GROUP."
"Katakan, aku tidak punya banyak waktu karena saat ini sedang ada pertemuan penting dengan klien."
📱"Disini tertuliskan Anhar, dia tinggal di kota S jalan mawar nomor 3." jelas sang anak buah.
Abi terdiam, dia sangat tahu nama jalan itu karena saat ini dia sedang berada di jalan tersebut.
'Berarti dia ada disekitar sini, aku akan bertanya kepada Denis dan Ibu dari anak kecil itu barangkali mereka tahu keberadaan sosok bernama Anhar.' batin Abi.
"Baik, kita sambung lagi nanti."
Panggilan langsung terputus dan Abi kembali ke meja.
Denis segera bertanya karena melihat perubahan raut wajah Abi.
"Apa ada masalah, Pak Pamungkas?"
Abi menatap mereka yang ada di dekatnya.
"Apa di daerah sini ada pria bernama Anhar?"
Denis dan Naya saling pandang lalu mereka mengedikkan bahu secara bersamaan.
"Kami bahkan baru dengar nama itu." ucap Naya menyambung.
"Ada sesuatu hal besar yang ingin aku selesaikan dengannya." Abi memangku tangan di dagu.
"Apa itu sesuatu yang sangat besar?"
"Ya, dia sudah berani membobol data perusahaanku dan aku yakin jika nanti perusahaanku akan terkena rugi besar."
Di saat semua orang sedang bingung, Al hanya tersenyum puas dan lucu. Dia tahu jika Abi adalah pria yang dia cari dan ternyata Abi mendatanginya ke kota ini.
'Aku pastikan aku akan menemukanmu, Papa. Walaupun Mama melarangku tetapi aku harus mencari tahu keberadaan Ayah kandungku karena aku sangat penasaran dengan sosok Ayah.' batin Al si bijak.
Di tengah kepusingan seluruh keluarga, Al membuka suara dan mencoba memecahkan suasana.
"Ma, dua hari lagi Al ada lomba olimpiade se-kabupaten. Bunda meminta agar Al ikut serta dalam lomba itu."
Semua menatap Al.
"Jika kamu mampu maka ikut saja, Mama akan mendukungmu." Anaya tersenyum.
"Al memang akan ikut karena menurut Al olimpiade itu sangatlah mudah dan Al sudah memahaminya."
"Anak pintar. Jika kamu menjadi juara maka Papa akan mengabulkan apapun yang kamu minta." Denis mengelus pucuk kepala Al.
Tanpa sengaja tatapan mata Abimanyu bersitubruk dengan Alvarendra, ada desiran aneh yang menjalar di hati Abi ketika dia menatap manik mata kecokelatan itu dengan seksama.
Al sendiri sangat bijak dan genius, dia mampu menghapal rumus matematika pelajaran khusus anak sekolah menengah pertama sementara dirinya baru menginjak kelas satu sekolah dasar. Saat usianya empat tahun, Al sudah masuk taman kanak-kanak lalu usia lima tahun dia masuk sekolah dasar karena kecermatan otaknya yang sangat cerdas.
Naya juga tidak menyangka jika Al mempunyai pemikiran yang sangat bijak dan pintar.
Visual Naya, gaya ini sebelum dia melahirkan Alvarendra 😍
•
**TBC