Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.
Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.
Ketulusan serta kebaikan Panca yang begitu mencolok di awal pertemuan, akhirnya membuat Seruni terbuai, wanita itu bahkan bersedia menikah dengan Panca setelah bercerai dari Lukas demi bisa membahagiakan Nyonya Arini!
Namun siapa sangka? mental Panca yang berantakan justru membuat Seruni harus kembali jatuh bangun menjalani hubungan rumah tangga barunya.
Akankah Seruni mampu mengendalikan sang majikan dan membebaskan Panca dari bayangan trauma masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kubitschek Bridge!
Plaaaak!!!
Suara telapak tangan yang berayun kasar serta mendarat di pipi itu terdengar begitu renyah di telinga.
"Apa yang kau lakukan Lukas??? kenapa kau justru menolak penawaran menarik dari Tuan Panca?? dan kenapa kau berlutut bahkan memohon supaya wanita kampungan itu kembali padamu?? apa maksud dari itu semua Lukas??"
Sherly bersuara dengan nada yang cukup melengking hingga memekakkan gendang telinga.
"Aku ..., aku minta maaf Sherly! tapi-, aku sungguh tak mampu membohongi diriku sendiri saat ini! aku cemburu! aku menginginkan Seruni untuk kembali padaku!" lirih serta menampakkan raut sendu, itulah mimik wajah Lukas tatkala menyebutkan isi hati.
"Lukas!!! jadi kau benar-benar ingin mengakhiri hubungan denganku dan memilih untuk kembali pada Seruni?? apa-apaan kau ini Lukas? Seruni itu perusak hubungan kita dari dulu!! kenapa justru sekarang kau jadi seperti ini???"
"Sherly-,"
"Diam!!! lebih baik aku pergi dari sini sekarang! diriku benar-benar tak berguna lagi untukmu!"
Astaga apa yang kulakukan??? kenapa semua jadi semakin rumit???
Lukas mengacak belahan rambut sebelum akhirnya berlari mengejar langkah kaki Sherly.
"Sherly -, aku mohon! aku mohon maafkan aku Sher-,"
"Lepasss!!! tak perlu mengasihani ku!! kembali lah pada istrimu yang kampungan itu!!! seharusnya diriku menyadari dari dulu-, bahwa kau tak pernah bersungguh-sungguh dengan hubungan kita!!"
Dorongan kasar nan kuat kembali tampak membuat Lukas melangkah mundur dengan paksa, namun pria itu tak putus asa dan tetap mencoba menahan lengan sang kekasih yang telah ia pacari dari Sekolah Menengah Atas.
"Sherly, aku mohon! aku minta maaf! tolong jangan seperti ini-, aku! aku janji-, akan memenuhi perkataan ku untuk menceraikan Seruni! aku mohon beri aku waktu babe!!"
"Berapa lama lagi aku harus bersabar Lukas??? aku rela menjalani hubungan dengan mu secara sembunyi-sembunyi selama hampir 7 tahun!! apa itu masih kurang lama?? katakan!! aku harus menunggu berapa lama lagi sekarang???"
Sherly, maafkan aku! maaf jika diriku melukai mu dari dulu ...,
Lukas turut terisak, belenggu lengan kekarnya kian mengerat pada tubuh ramping Sherly yang juga menangis sesenggukan.
"Aku lelah dengan semua ini, Lukas!! aku lelah menanti semua janji yang kau berikan padaku!! aku bahkan rela berkali-kali menolak perjodohan dari orang tuaku demi dirimu! aku sudah tak lagi ingin memiliki mimpi jika kau kembali pada Seruni!! aku akan menyerah!!"
"Tidak babe!! aku mohon jangan lakukan hal itu! aku mencintaimu! aku hanya-, aku mungkin hanya kasihan pada Seruni!"
****
Kenapa dia diam saja? apa Runi benar-benar memikirkan perkataan Lukas? atau dia kecewa karena kehadiran Sherly? itu artinya-, hati Runi masih terpaut erat dengan lelaki bajingan itu? apa benar demikian?
Panca yang lagi-lagi memperhatikan keheningan dalam diri Seruni membuat pria berhidung mancung itu tampak kebingungan dan berdebat seorang diri dalam hati.
"Bawa kami menuju Kubitschek Bridge!" suara Panca terdengar tegas saat memberikan instruksi pada sang pengawal yang mengendalikan kendaraan.
"Saya mengerti, Tuan!!"
Kubitschek Bridge?? bukankah diriku pernah membaca perihal jembatan itu di buku?
Seruni tampak melirik sepintas pada paras tampan Panca yang kini menampilkan wajah serius di samping tubuhnya.
Tak lebih dari lima belas menit, para pengawal pun tampak muncul dan mengekor pada kendaraan utama yang ditumpangi oleh Panca menuju area tujuan yang telah ia sebut.
"Kalian pergilah! aku akan membawa mobil sendiri saat ingin kembali nanti!"
"Tapi Tuan-, bukankah Anda!"
"Tak apa! aku masih cukup kuat untuk bisa mengemudi! lagipula tadi-,"
"Apa Tuan kembali menikmati alkohol??" Seruni yang semula diam di samping Panca akhirnya turut bersuara dengan mata membulat.
"Hanya sedikit!!" Panca menggaruk pelipis, suara pria tampan berhidung mancung itu pun seketika terdengar lembut ditelinga semua orang.
"Tolong kalian pergilah tapi jangan terlalu jauh! aku tak ingin jika sampai boss kalian ini mengemudi sendiri dalam keadaan seperti sekarang!"
"Runi-,"
"Diam lah, Tuan!! kalian mengerti bukan?" Seruni mengacuhkan belenggu lengan Panca pada tubuhnya dan terus memberikan instruksi pada sang pengawal.
Wanita ini-, aku pasti bisa merebut hatinya! jika memang tak bisa dengan cara yang baik, maka-,
"Tuan ...,"
"Hmmmm??"
"Tolong bantu saya! saya akan menjadi partner yang baik untuk Tuan! tapi tolong -, bantu saya untuk segera mendapatkan surat perceraian dari mas Lukas! apa Tuan tidak keberatan??"
Panca membeku,
Pandangan matanya yang tertuju pada netra indah Seruni tampak kian hangat nan dalam,
Inilah yang ingin ku dengar!
"T-tuan!!! apa Tuan mendengar perkataan saya?" Panca yang melangkah memutar dan memeluk tubuhnya dari belakang justru membuat Seruni tampak tegang.
"Ssssttt!!! jangan membahas sesuatu yang buruk di tempat yang indah ini, honey! apa kau tahu dimana kita sekarang?"
"A-apa?? Mmmmpphh-,"
Kenapa Tuan Panca bersikap seperti ini? apa dia sedang menuntut diriku untuk mendalami peran demi terlihat natural saat menjadi istrinya dihadapan Nyonya Arini??
Hembusan hangat dari nafas Panca pada area telinga seketika membuat Seruni tak mampu menahan rasa geli.
"Kubitschek Bridge! banyak sumber yang menyatakan bahwa jembatan ini merupakan tempat penyatuan dari belahan jiwa yang sempat terpisah! bagaimana menurutmu, honey??"
"Menurut saya?? kenapa Tuan menanyakan hal ini pada saya?"
"Bukankah kau juga sempat membaca buku yang berada di perpustakaan pribadi ku sebelumnya??" Panca terkekeh sembari mendaratkan dagu pada pundak sang asisten rumah tangga.
Astaga Seruni!!!! dia bahkan memperhatikan semua gerak-gerik mu saat pertama kali kau bekerja di kediamannya!!
"Katakan honey! bagaimana menurutmu tentang tempat ini, hmmm??"
"T-tuan!!! tolong hentikan!!"
Panca yang terus-menerus mengendus area sensitif pada telinganya seketika membuat Seruni memutar tubuh hingga ia kini berhadapan dengan sang majikan.
"Apa??"
"Saya-, saya sungguh minta maaf!! saya tidak bermaksud untuk lancang atau apa! tapi-, saya sungguh tidak sengaja, entah kenapa saya tertarik dengan beberapa buku di perpustakaan pribadi milik mu, Tuan!" Seruni berucap gagap, ia juga mencoba melepaskan diri dari belenggu lengan Panca yang tak kunjung mengendur dari tubuhnya.
"Dirimu terlalu banyak membuat kesalahan saat tiba di rumah ku, Runi! apa kau menyadari hal itu??" suara rendah dengan tatapan yang terus tertuju pada bibir juga netra indah Seruni seketika membuat wanita itu semakin gugup dalam dekapan Panca.
"Eee-iitu!! iya-, saya memang salah Tuan! saya terlalu ingin tahu bahkan saya memasuki beberapa sudut ruangan yang memang tidak seharusnya saya kunjungi! saya-,"
"Bagus jika dirimu memang menyadarinya! aku sungguh ingin membuat perhitungan padamu, Runi!"
"Tapi Tuan!!! beberapa ruangan di kediaman besar Anda itu sangatlah berdebu -, apa saya salah jika saya ingin membersihkan nya??" Seruni yang semula tertunduk akhirnya mengangkat kepala demi bisa mempertahankan alibinya.
"Ooh wow! dirimu mencoba mencari pembenaran dengan alasan membersihkan ruangan??"
"Mmmm-, bukan maksud saya untuk berkata demikian ...,"
"Mmmmuuuucchhhh!!! jadi bagaimana menurutmu, Runi? apa jiwa dan hati kita bisa menyatu di tempat ini?"
"Bukankah itu sebatas legenda??" perlahan namun pasti Seruni akhirnya memberanikan diri untuk beradu pandang dengan Panca.
"Bisakah kita mengukir kisah kita sendiri dan membuatnya menjadi nyata?"
"A-apa?"
"Mmmuuucchhh!! kau bersedia menjadi istriku bukan??"
Panca yang kembali menorehkan senyum setelah mendaratkan kecupan di keningnya membuat Seruni lagi-lagi hanyut oleh perlakuan sang majikan.
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...