Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu
Hembusan napas itu terlihat besar. Tak lupa dengan raut wajahnya yang terlihat senang. Tangannya yang mengepal tampak bebas di udara.
"Hahahaha." Tawa nya terdengar menggema di ruangan itu.
Meja dihadapannya menjadi sasaran kebahagiaan nya. "Hahahaha, itu tidak terjadi! Aku yang menang! Aku yang menang!" Bahkan saking senangnya, air matanya keluar.
"Ibu suri..." Panggil seorang wanita yang paruh baya.
"Kerja mu selalu bagus Zhu. Kau tidak pernah mengecewakan ku."
"Terimakasih pujian ibu suri. Hamba merasa senang melayani ibu suri." Balasnya.
"Ya, kau adalah orang kepercayaan ku. Semuanya sudah siap?"
"Sudah ibu suri, pakaian untuk penobatan permaisuri dan raja sudah selesai. Begitu juga dengan mahkota dan perhiasan nya." Jelas Zhu.
Senyum bahagia itu semakin terlihat, ketika matanya melihat megahnya mahkota yang dibawa pelayan nya. "Putraku akan segera memakai nya. Dia akan menjadi raja, keturunan ku yang memegang tahta!"
"Benar ibu suri, putra ibu suri yang akan menjadi raja berikutnya."
"Kau benar, putraku yang menjadi raja. Putra dari seorang Budak ini, putranya menjadi seorang raja." Kata budak itu memberikan ingatan nya tertuju pada masa kelam dirinya.
'Raja, hamba mengandung anak raja.' jelasnya dengan senang.
'Itu bagus. Jagalah dia, kau akan ku bawa ke istana.' Wajah itu semakin bahagia mendengarnya.
'Sungguh raja?'
'Tentu saja, kau akan jadi selir ku.' Hari itu juga dirinya dirias secantik mungkin, tak lupa hiasan kepala yang membuat dia semakin cantik. Bibir yang biasanya hanya bisa membeli pewarna bibir murah itu, sekarang bisa merasakan mewahnya apa yang dipakainya.
'Ayo, kita ke istana.' Senyuman itu tidak luntur. Dia yang biasanya berjalan dibelakang kereta kuda yang mewah, sekarang menaikinya bersama sang raja. Tapi senyuman itu tidak bertahan lama.
'Kau hanya seorang budak yang menjelma menjadi seorang selir. Jadi jangan pernah berharap kau akan menjadi seorang ratu juga.' Tangannya terkepal ketika mendengar ucapan itu dari sang permaisuri.
Kehidupannya tidak mudah, mungkin itu perasaan nya saja. Karena kemewahan dan kenyamanan serta rasa hormat diberikan padanya. Tapi nyatanya itu tidak membuat di puas, terlebih putranya beranjak dewasa.
'Kau harus sadar, putramu tidak akan bisa menjadi seorang raja. Dia terlahir dari seorang budak.' Begitulah kata-kata yang selalu didengar nya.
'Aku akan menyingkirkan penghalang untuk putraku menaiki tahta.' Hingga rencana jahat segera disusun. Dengan kekejaman dan juga kelicikannya, dia menghabisi para penghalang nya.
'Kau sungguh tidak tau diri.' Tawa itu terdengar dengan pedang berlumuran darah di tangannya.
'Ratu, kau selalu mengatakan. Aku tidak akan pernah menjadi seorang permaisuri begitu juga dengan putraku. Tapi sayang sekali, kau salah. Kepergian mu ke alam baka akan membuat ku naik tahta. Katakan selamat tinggal dan berikan aku doa dari alam baka!' Tusukan itu langsung menembus tubuh yang lemah itu.
'Kau sangat tamak, maka dengarkanlah ini.... Aku bersumpah dengan darah ku yang mengalir dan kekejaman mu ini. Putramu tidak akan pernah menaiki tahta itu, tidak akan pernah! Dan seperti kau menghabisi putraku, maka kau juga akan melihat putramu tiada di hadapan mu!'
'Kau tidak akan mati semudah itu. Aku berdoa kau hidup dalam kesengsaraan, hingga kematian pun tidak akan mendatangi mu. Tahta ini, hanya akan diisi oleh keturunan murni dan juga permaisuri yang hebat.'
'Banyak bicara!' Tebasan pedang lainnya langsung memutus kepala itu.
'Ucapkan salam pada ratu baru! Ucapkan! Hahahaha!' Cipratan cairan merah dan juga genangan di kakinya tak membuat tawanya hilang.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak.