Irene Jocelyn harus kehilangan masa depannya ketika ia terpaksa dijual oleh ibu tiri untuk melunasi hutang mendiang sang ayah. Dijual kepada laki-laki gendut yang merupakan suruhan seorang pria kaya raya, dan Irene harus bertemu dengan Lewis Maddison yang sedang dalam pengaruh obat kuat.
Malam panjang yang terjadi membuat hidup Irene berubah total, ia mengandung benih dari Lewis namun tidak ada yang mengetahui hal itu sama sekali.
hingga lima tahun berlalu, Lewis bertemu kembali dengan Irene dan memaksa gadis itu untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi lima tahun lalu.
Perempuan murahan yang sudah berani masuk ke dalam kamarnya.
"Aku akan menyiksamu, gadis murahan!" pekik Lewis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cintai aku Irene!
Mayang menatap Clara dengan tajam dan tidak percaya ketika mendengar cerita dari putrinya itu.
"Kamu jangan bercanda, Clara! Sekarang di mana dia?" tanya Mayang.
"Dia ada di rumah Lewis, Bu! Dia merebut calon suamiku!" pekik Clara membuat Mayang merasa sangat marah.
"Berani-beraninya dia berbuat seperti ini! Apa dia tidak sadar diri? Ja*lang seperti dia tidak pantas untuk tuan Lewis!" ucap Mayang dengan marah.
Napasnya terasa memburu dengan wajah yang memerah menahan emosi.
Setelah lima tahun Irene menghilang, ia berpikir jika gadis itu sudah meninggal. Tetapi tidak, Irene datang seolah tengah membalas dendam kepada mereka.
"Seret dia pulang! Kita harus membuat perhitungan dengannya!" titah Mayang.
Hidup mereka cukup baik setelah Clara menjadi model yang cukup terkenal. Ditambah harta peninggalan ayah Irene, masih begitu banyak.
Mayang hanya berbohong tentang hutang yang mencapai miliaran itu, hanya untuk mengusir Irene dari rumah mewah keluarga Jocelyn.
Ia langsung menyuruh orang untuk membawa Irene dengan paksa dari rumah Lewis agar tidak mengganggu Clara yang masih berjuang untuk menjadi nyonya Maddison.
"Ibu, aku harus apa? Sekarang Mark juga sudah mencabut jabatan Lewis sebagai CEO. Kemungkinan dia tidak akan punya pekerjaan dalam waktu dekat," rengek Clara membuat Mayang frustrasi.
"Temui keluarganya! Bujuk mereka untuk membatalkan itu. Jangan sampai Tuan Lewis lepas dari genggaman kita. Atau dalam beberapa tahun kedepan, kita akan jatuh miskin!" ucap Mayang tegas.
Clara menghapus air matanya. Ia masih merasa malu dengan kejadian pagi ini di mansion Lewis. Namun kini, ia tidak memiliki cara lagi selain bertemu dan merengek kepada orang tua Lewis.
Dengan memasang wajah sedih, Clara memasuki rumah utama kediaman Maddison dan bertemu dengan orang tua Lewis.
Tepat saat berada di pintu, terlihat Marisa berjalan dengan tergesa.
"Mom, ada apa?" tanya Clara bingung.
"Daddy mu dibawa ke rumah sakit! Dia terkena serangan jantung setelah berdebat dengan Lewis. Anak itu emang benar-benar!" ucap Marisa kesal.
Wajahnya terlihat cemas, ia langsung pergi menuju rumah sakit, di ikuti oleh Clara.
Marisa mencoba untuk menghubungi Lewis, namun tidak ada jawaban dari putra semata wayangnya itu.
"Kemana dia?" tanya Marisa dengan khawatir.
Baru saja ia pulang dari rumah sakit, kini harus gantian dengan suaminya dengan penyakit yang sama.
"Mom, aku baru saja kembali dari rumah Lewis. Apa Dad datang setelah kepergianku?" tanya Clara.
Marisa terdiam, mungkin benar apa yang dikatakan Clara. Hanya saja dari mana gadis ini tau kediaman Lewis. Bahkan dalam lima tahun ini, ia selalu merengek untuk meminta alamat putranya.
"Mom, aku tau sekarang kenapa Lewis tidak ingin menikah denganku," ucap Clara lirih berhasil mengalihkan perhatian Marisa.
"Kenapa, Nak? Apa alasan Lewis selama ini?" tanya Marisa penasaran.
"Lewis..., Lewis menyimpan perempuan di mansionnya, Mom. Dan tadi pagi, ja*lang itu menampar dan mengancam akan membunuhku jika aku tidak meninggalkan Lewis," lirih Clara yang mulai tercekat.
Marisa terdiam dengan mata yang membuat sempurna. "Benarkah?" tukasnya.
"Aku tidak pernah membohongimu, Mom. Dia perempuan arogan yang tidak tau tata krama. Bahkan kepala dan seluruh pelayan di sana juga dibentaknya," jelas Clara semakin menjadi.
"Ini tidak bisa dibiarkan! Kamu tenang saja, setelah Daddy sehat kita akan mengurus ja*lang itu!" tegas Marisa.
Clara tersenyum tipis bahkan hampir tidak terlihat. Ia merasa menang kali ini dan Irene akan diusir dari rumah mewah Lewis.
Hingga mobil tiba di rumah sakit. Marisa langsung bertemu dengan George di ruang IGD.
"Nyonya!" sapa George.
"Bagaimana keadaannya? Kenapa kau membiarkan mereka berdebat?" tukas Marisa marah.
"Maaf, Nyonya!" ucap George tidak memperpanjang.
Marisa berhenti melangkah dan menatap George dengan lekat. "Siapa wanita itu?" tanya Marisa dengan wajah serius.
"Lebih baik anda melihat keadaan tuan terlebih dahulu, Nyonya!" ucap George membuat Marisa terdiam.
Ia menatap tajam asisten Lewis itu sebelum melanjutkan langkah kakinya.
George menatap tajam ke arah Clara yang berjalan dengan angkuh.
"Apa kau?" ketus Clara tidak suka.
"Sebaiknya anda mengamankan diri setelah ini. Karena tuan Lewis pasti akan murka," ucap George dingin dan berlalu dari sana.
Clara hanya menghentakkan kakinya dengan kesal dan segera mengikuti langkah kaki Marisa.
*
*
*
Irene terbangun lebih dulu dibandingkan Lewis. Ada yang berbeda dengan perasaannya. Ada firasat tidak enak yang mungkin akan menghampiri.
Ada apa ini?. Batinnya.
Ia langsung menghubungi Sofia dan anak-anaknya untuk memastikan jika mereka baik-baik saja.
"Apa ibu sakit?" tanya Devon khawatir.
"Tidak, Nak. Ibu sehat kok, hanya saja firasat ibu tidak enak. Kalian jangan jauh-jauh dari tante Sofia ya, jaga diri baik-baik, Sayang!" ucap Irene serius dengan mata yang berkaca-kaca.
"Baiklah, ibu jaga diri baik-baik di sana ya. kami menyayangi ibu," ucap Diego menangis tersedu-sedu.
Irene mengusap air matanya yang meleleh. Hingga mereka puas mengobrol, Irene menutup panggilan da menatap Lewis yang sudah terbangun.
Lewis menatap Irene dengan tajam dan tidak suka. "Kapan kau akan hamil anak saya?" tukasnya.
"Saya tidak menjual anak! Kalau mau, adopsi saja sana!" ketus Irene membuat wajah Lewis semakin datar.
"Apa?" sambungnya ketus.
"Seminggu lagi kita akan menikah! Pernikahan ini tersembunyi dan jangan sampai ada yang tau," ucap Lewis.
"Kenapa harus menikah?" tanya Irene merasa tidak suka dengan keputusan sepihak seperti ini.
"Anakku butuh pengakuan dan tercatat dengan resmi oleh negara," densus Lewis kesal.
Ia beranjak dari ranjang dan membersihkan diri. Irene hanya terdiam dengan mata yang kembali berkaca-kaca.
Status Diego dan Devon sudah terdaftar di negara tanpa ayah. Ia tidak mencantumkan satupun identitas yang asli dari Lewis dengan nama samaran dan sudah meninggal.
Lewis keluar dari kamar mandi dengan badan yang hanya berbalutkan handuk di pinggangnya.
Sejenak Irene terpana, namun ia langsung membuang muka dan kembali menatap ponsel bututnya.
"Saya tidak pulang malam ini! Kau jangan kabur atau keluar lagi. Atau, dua anak itu akan saya bunuh!" tegas Lewis.
Irene terdiam dan menatapnya dengan datar. Ia hanya mengangguk dan membantu Lewis untuk mengenakan pakaian kerja.
Ia memasangkan dasi dengan telaten tanpa menyadari tatapan dan senyuman Lewis yang begitu lembut.
Lewis memeluk pinggang Irene dan mengecup bibir gadis itu dengan lembut hingga membuat Irene terkejut dengan tindakannya.
Entah kenapa, laki-laki ini selalu bisa membuatnya lemah dan tidak bisa memberontak ketika sudah merasakan sentuhan dan belaiannya.
Irene memejamkan mata dan membalas ciu*man Lewis, hingga pria tampan itu melepaskan pagutannya dan tersenyum nakal
"Apa? Siapa suruh kau begitu menggoda!" tukasnya kembali mengecup bibir Irene sekilas.
Irene hanya terdiam dengan wajah yang merona malu. Ia berusah untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya. Namun sayang, Lewis sudah melihat semuanya dan terkekeh dengan senang.
Ia menatap Irene dengan lekat. "Cintai aku Irene! Ini perintah dan tugasmu sebagai istri!" ucapnya terdengar lembut.
Irene terkejut dan terdiam. Ia tidak tau harus menjawab ucapan Lewis seperti apa. Ia tidak pernah mencintai siapapun sebelumnya selain Sims Jocelyn, Ayahnya sendiri.
"Aku...,"
semangat kak☺
gila ya lewis nyari irene cuma pengen tubuh dia doang , ayo kasih karma lewis seenggaknya biar dia ga seenaknya lagi sama irene