NovelToon NovelToon
Cinta Dan Takdir

Cinta Dan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hendro Palembang

Akhir diskusi di majelis ta'lim yang dipimpin oleh Guru Besar Gus Mukhlas ternyata awal dari perjalanan cinta Asrul di negeri akhirat.

Siti Adawiyah adalah jodoh yang telah ditakdirkan bersama Asrul. Namun dalam diri Siti Adawiyah terdapat unsur aura Iblis yang menyebabkan dirinya harus dibunuh.

Berhasilkah Asrul menghapus unsur aura Iblis dari diri Siti Adawiyah? Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? Ikuti cerita ini setiap bab dan senantiasa berinteraksi untuk mendapatkan pengalaman membaca yang menyenangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendro Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penjara Bawah Tanah

Bion menjawab. "Aku sedang menghukum mereka."

"Apa yang telah mereka lakukan?" Ratu Salamah terlihat tidak menyukai perbuatan Bion.

Bion menjelaskan. "Berkhianat, mengganggu ketertiban, dan bahkan melukai Jenderal negeri akhirat."

"Itu perbuatan Lucifer." Ratu Salamah menaikkan nada suaranya.

"Mereka merupakan suku yang sama. Apa bedanya dengan Lucifer?" Bion masih bersikeras untuk menghukum suku Alam Ruh.

Ratu Salamah memperingati Bion. "Apakah hanya karena mereka adalah suku yang sama maka engkau akan menghukumnya? Kedepannya jika ada salah satu orang Pulau Es Utara melakukan kesalahan, maka engkau akan menghukum aku?"

Bion tertunduk malu. "Ratu Salamah terlalu berlebihan."

Ratu Salamah berteriak. "Suruh anak buahmu hentikan penyiksaan!"

"Maaf Ratu Salamah, kami telah mengaktifkan formasi pencabutan metafisik. Jika kami hentikan, akan berbahaya bagi nyawa mereka." Bion menjelaskan bahwa mereka telah melakukan separuh jalan.

Ratu Salamah menghela nafas. "Engkau telah menghukum mereka yang tidak melakukan kejahatan, justru yang berbuat kejahatan tidak engkau kejar?"

Bion masih bersikeras untuk menunjukkan bahwa perbuatannya benar. "Jika aku tidak menghukumnya, tidak ada jaminan kalau tidak ada lagi Lucifer lainnya diantara mereka. Nyawa anggota negeri akhirat penting. Bukankah nyawa suku Pulau Es Utara juga penting?"

"Tidak masuk akal!" Ratu Salamah berteriak.

"Haruskah kita menghukum orang yang tidak bersalah untuk menebus kesalahan orang yang berbuat salah?"

Bion meminta Ratu Salamah tenang. "Ratu Salamah dengar dulu. Aku tidak menghukum mereka dengan membunuh mereka. Aku hanya memindahkan mereka ke Jurang Neraka agar mereka merenungi kesalahan mereka."

"Jurang Neraka adalah tempat orang mati. Mereka tidak memiliki jiwa keabadian. Jika memasukkan mereka kesana, sama saja membunuh mereka."

Ratu Salamah memaklumi jika yang berada disana adalah orang yang telah berkholwat. Tidak sama jika menempatkan disana orang yang belum berkholwat.

Bion merasakan perbedaan sifat pada diri Ratu Salamah. "Sebenarnya apa yang telah terjadi, Ratu? Selama ini engkau tidak pernah mempertanyakan soal suku Alam Ruh. Kenapa tiba-tiba engkau peduli?"

"Aku tidak pernah mempertanyakan bukan berarti aku tidak boleh ikut campur urusan pemerintahan." Ratu Salamah merasa tersinggung atas ucapan Bion.

Ketika Ratu Salamah dan Bion sedang berdebat, terdengar suara minta tolong dari kelompok suku Alam Ruh yang terlibat pemberontakan.

"Tolong... Tolong..."

Ratu Salamah segera mendekati sumber suara dan memerintahkan kepada pengawal ratu untuk menghentikan pencabutan metafisik.

"Hentikan! Aku sudah bilang hentikan!" Ratu Salamah berteriak kepada pengawal ratu.

Pengawal ratu beserta para prajurit tidak mengindahkan teriakan Ratu Salamah. Karena Ratu Salamah tidak ingin terjadi sesuatu pada anggota suku Alam Ruh, maka Ratu Salamah menyalurkan tenaga dalamnya untuk menghentikan pencabutan metafisik.

Melihat Ratu Salamah berjuang mati-matian sendiri, Jenderal Kan'an membantunya dengan menyalurkan tenaga dalamnya.

Kekuatan formasi pencabutan metafisik terlalu besar. Dengan kekuatan tenaga dalam Ratu Salamah dan Jenderal Kan'an, tidak banyak membantu.

Bion fikir mungkin permasalahan ini bisa teratasi jika dia bergabung. Maka Bion juga bergabung untuk menyalurkan tenaga dalam.

Semua usaha mereka bertiga ternyata sia-sia. Seluruh anggota suku Alam Ruh yang terlibat pemberontakan, telah kehilangan jiwa metafisik mereka. Tidak ada pilihan lain, akhirnya seluruh anggota suku Alam Ruh yang terlibat pemberontakan memutuskan untuk menyerahkan jiwa dan raga mereka untuk persembahan kepada raja Iblis.

"Wahai raja Iblis... Datanglah..

Kami siap menyerahkan jiwa dan raga kami untuk memperkuat kekuatan raja Iblis."

Ratu Salamah dan Jenderal Kan'an sangat terkejut melihat sikap para anggota suku Alam Ruh.

Akhirnya seluruh anggota suku Alam Ruh tewas seketika, bahkan raga mereka sirna. Dampaknya adalah segel Iblis yang telah terkunci puluhan tahun di Penjara Bawah Tanah, menyerap asap hitam yang menggumpal yang berasal dari tubuh anggota suku Alam Ruh sebelum raga mereka sirna.

Ratu Salamah, Jenderal Kan'an dan Bion bekerjasama untuk mengaktifkan kembali segel tersebut. Seluruh tenaga dalam mereka terkuras, mereka khawatir akan terbukanya segel Iblis.

Namun sepertinya usaha mereka tidak membuahkan hasil. Kini segel Iblis mulai melemah.

Sementara itu di kediaman Asrul juga mendapatkan efek yang sama. Segel kekuatan keluarga Umar juga sepertinya terbuka. Siti Adawiyah yang sedang membersihkan ruangan itu penasaran melihat benda yang merupakan segel kekuatan keluarga Umar tersebut meleleh.

Siti Adawiyah mendekatinya dan asap berwarna abu-abu dengan cepat memasuki tubuh Siti Adawiyah yang membuat Siti Adawiyah terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Surti yang melihat Siti Adawiyah terbaring di lantai, segera mendekati.

"Siti Adawiyah. Bukankah engkau sudah berjanji untuk tidak bermalas-malasan? Kenapa engkau malah tiduran di lantai?"

Melihat tidak ada jawaban dari Siti Adawiyah, juga melihat segel kekuatan keluarga Umar berserakan, Surti bergegas mendekati.

"Siti Adawiyah.. Bangun, Siti!.."

Surti memeriksa kondisi Siti Adawiyah ternyata pingsan, segera dibawanya ke kamar dan Surti memanggil Asrul.

Terlihat koin simbol bergambar petir milik Siti Adawiyah yang telah diberikan oleh Jena, kotaknya terbuka dan koin tersebut bersinar. Ini menandakan bahwa pemiliknya sedang dalam bahaya.

Jena yang memiliki hubungan dengan koin tersebut tentunya mengetahui hal ini. Betapa terkejutnya Jena, maka Jena bergegas menemui Siti Adawiyah.

"Guru.. Guru mau kemana? Kenapa begitu terburu-buru? Apakah ada sesuatu yang darurat?" Wildan sangat cemas melihat gurunya tiba-tiba berlari seperti kebakaran janggut.

Sementara di Penjara Bawah Tanah di Pulau Es Utara, Ratu Salamah memerintahkan kepada Bion untuk melepaskan sisa keluarga Alam Ruh.

"Lepaskan yang lemah, yang tua dan anak-anak."

Bion memberikan isyarat kepada bawahannya dan sisa keluarga Alam Ruh dibebaskan.

Ketika mereka hendak meninggalkan Penjara Bawah Tanah, segel Iblis telah terbuka dan dari dalam lubang besar terdengar suara yang memanggil Ratu Salamah.

"Salamah anakku! Apakah engkau sedang disana?"

Bion mendengar suara itu seperti suara yang pernah dia kenal, yaitu suara ayahnya Ratu Salamah, Raja Affan. Tentu saja Bion mengenal Raja Affan, karena Raja Affan yang telah mengeksekusi mati seluruh keluarganya.

"Apakah Raja Affan berada didalam? Bukankah beliau sudah meninggal?"

Ratu Salamah juga mendengar suara yang memanggil namanya. Tentu saja Ratu Salamah mengenali suara itu.

"Ayah.. Apakah ayah berada didalam? Kenapa ayah berada disana?"

Ratu Salamah masih berharap bahwa didalam memang ayahnya, karena sejak berita meninggalnya Raja Affan hingga sekarang belum diketemukan dimana jasadnya.

Di negeri akhirat, Jena bersama Maelin telah berada di kamar Siti Adawiyah. Beberapa saat kemudian, Siti Adawiyah tersadar.

"Ayah... Kenapa ayah ada disini?"

"Siti Adawiyah. Untunglah engkau sudah bangun." Maelin mengusap kepala Siti Adawiyah.

"Maelin, ayah.. Kenapa kalian disini?" Siti Adawiyah masih bingung, kenapa tiba-tiba Maelin bersama ayahnya berada di negeri akhirat.

"Apa yang telah terjadi, anakku?" Jena langsung bertanya kepada Siti Adawiyah.

1
Delita bae
semangat👍
Hendro Widodo
Sangat Bagus
Hendro Widodo
Mana komentarnya? Apakah ceritanya kurang menarik? masa sih?
Delita bae: saya mampir 😁dukung ya karya saya.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!