Di hari pertunangan, Emily mendapatkan kenyataan yang pahit di mana Adik Tirinya yang bernama Bertha mengatakan kalau tunangannya yang bernama Louis lebih mencintai Bertha dari pada Emily.
Untuk membuktikannya Bertha dengan sengaja mendorong Emily ke kolam renang kemudian Bertha ikut menyemburkan diri ke kolam renang.
Ternyata tunangannya lebih memilih menolong Bertha dari pada memilih Emily. Di saat krisis seorang pria tampan menolong dirinya dan membawanya ke rumah sakit.
Di saat itu pula Emily memutuskan pertunangannya dan ingin membalaskan dendam ke keluarganya serta mantan tunangannya. Di mana Emily menikah dengan pria penolongnya.
Apakah balas dendam Emily berhasil? Bagaimana dengan pernikahan Emily dengan pria penolongnya, apakah bahagia atau berakhir dengan perceraian? Ada rahasia tersembunyi di antara mereka, apakah rahasia itu? Silahkan ikuti novelku.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Kasandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada apa ini?
"Ikat mereka berdua!" Perintah pria pertama tanpa menjawab pertanyaan Ayah Tio.
Ketiga anak buahnya langsung berjalan ke arah Ayah Tio dan Ibu Veni kemudian mengikat ke dua tangan Ayah Tio dan Ibu Veni.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Ayah Tio sambil berusaha memberontak karena ke dua tangannya di pegang oleh ke dua pria tersebut.
"Lepaskan tanganku!" Bentak Ibu Veni yang juga berusaha memberontak.
"Kalian datang di tempat yang salah jadi lepaskan kami." Ucap Ayah Tio.
Tanpa menjawab ketiga pria tersebut mengikat Ayah Tio dan Ibu Veni sedangkan pria pertama hanya berjalan ke arah mereka sambil melihat apa yang dilakukan ke tiga anak buahnya.
"Lepaskan!" Bentak Ayah Tio.
Plak
Pria pertama langsung menampar Ayah Tio dengan sekuat tenaga hingga wajahnya memalingkan ke arah kiri.
"Kamu sudah berani membohongiku!" Bentak pria pertama.
"Aku yang membayarmu tapi kenapa kamu sangat berani menampar wajahku?" Tanya Ayah Tio dengan wajah terlihat kesal.
Pria pertama langsung mengeluarkan ponselnya kemudian mengetik sesuatu hingga beberapa saat ponsel milik Ayah Tio berdering sekali tanda ada notifikasi masuk dari bank.
"Aku sudah mengembalikan uangmu. Kini Aku datang ke sini hanya untuk memberitahumu, jangan lagi mengganggu Emily dan suaminya. Jika tidak maka Anda akan mengalami banyak kesulitan." Ucap Pria pertama.
"Kita pergi dari sini." Ucap pria pertama pada ketiga anak buahnya.
Mereka berempat kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut di mana Ayah Tio dan Ibu Veni masih di ikat dengan tali.
"Emily, Aku sangat membencimu." Ucap Ibu Veni sambil menahan amarahnya.
Tidak jauh dari mereka, Bertha bersembunyi sambil melihat ke empat pria tersebut pergi meninggalkan mansion.
Setelah ke empat pria tersebut pergi barulah Bertha keluar dari persembunyian kemudian melepaskan ikatan tali yang mengikat ke dua tangan Ibu Veni.
"Ayah dan Ibu, apakah Ayah dan Ibu baik-baik saja? Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Bertha sambil masih membuka ikatan tali.
"Cepat bantu Ayah melepaskan ikatan ini!" Perintah Ayah Tio.
"Sebentar lagi Ayah. Siapa yang melakukan ini?" Tanya Bertha.
"Ini pasti ulah Emily." Jawab Ayah Tio.
"Apa? Kak Emily yang melakukannya? Jangan-jangan suami Kakak yang tidak berguna itu benar-benar memiliki identitas yang sulit di tebak." Ucap Bertha.
"Tapi tidak mungkin. Suami Kakak pasti seorang preman" Sambung Bertha sambil berlanjut melepaskan ikatan Ayah Tio dengan di bantu Ibu Veni.
"Tadi Ayah hanya memberikan pelajaran ke mereka berdua tapi mereka berdua sangat berani pada kami." Ucap Ayah Tio dengan wajah kesal.
"Karena itu mulai besok Ayah akan mengalihkan perusahaan milik Ayah untuk dialihkan kepadamu. Ayah tidak akan membiarkan mereka mendapatkannya sepeserpun." Sambung Ayah Tio.
"Terima kasih Ayah." Ucap Bertha sambil tersenyum bahagia.
'Tanpa Aku duga sama sekali kalau Aku bisa mendapatkan perusahaan keluarga dengan sangat mudah tanpa perlu berusaha bekerja keras.' Ucap Bertha dalam hati.
'Gara-gara rencana Ayah tidak berhasil, Aku malah mendapatkan keberuntungan yaitu menguasai perusahaan milik Ibunya Emily.' Sambung Bertha dalam hati.
xxxxxxxxxxxxxx
Di tempat yang berbeda lebih tepatnya di apartemen milik Emily, di mana Richardo dan Oliver sudah datang.
Richardo dan Oliver berjalan ke arah ruang keluarga dan melihat Mommy Kasandra, Daddy Richard dan Olivia sedang duduk di ruang keluarga.
"Mommy dan Daddy, Emily ada di mana?" Tanya Richardo.
"Baru saja tidur. Tadi sempat menanyakan kamu dan Mommy bilang kalau kamu pergi bersama Daddy dan Oliver." Jawab Mommy Kasandra.
"Kalau begitu Richardo akan ke kamar dulu." Ucap Richardo yang kuatir dengan keadaan istrinya.
Mommy Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian Richardo pergi meninggalkan mereka.
Sedangkan Oliver menceritakan ke Daddy Richard, Mommy Kasandra dan Olivia tentang apa yang dilakukan oleh Richardo.
Skip
Kini Richardo sudah berada di kamarnya dan melihat istrinya berbaring di ranjang dengan wajah terlihat masih lebam.
Richardo berjalan dengan perlahan agar Emily tidak terganggu tidurnya namun baru beberapa langkah Emily membuka matanya.
"Apakah suamiku baik-baik saja?" Tanya Emily sambil duduk di sisi ranjang dan bersiap untuk berdiri.
"Aku baik-baik saja, istriku duduklah dulu." Ucap Richardo sambil memegang tangan Emily.
Richardo dan Emily kemudian duduk di sisi ranjang sambil saling menatap.
"Istriku tenang saja karena Aku sudah menanganinya." Ucap Richardo.
"Siapa orang yang memerintahkan mereka?" tanya Emily penasaran.
"Ayahmu." Jawab Richardo yang tidak bisa berbohong sambil memegang ke dua tangan Emily.
"Aku sama sekali tidak menyangka kalau Ayahku benar-benar sekejam itu padaku." Ucap Emily dengan mata berkaca-kaca.
"Akupun juga tidak menyangka kalau pelakunya adalah Ayahmu." Ucap Richardo yang masih tidak percaya kalau Ayahnya Emily sangat kejam dan tidak pantas di sebut sebagai Ayah.
"Istriku, lebih baik kita pindah di mansionku karena di sini untuk sementara tidak cocok untuk kita tinggali. Jadi mulai besok kita pindah ke mansionku karena di sana sistem keamanannya sangat baik." Ucap Richardo.
"Terlebih Aku bisa tenang meninggalkanmu jika Aku pulang kerja sampai malam ataupun pergi ke luar kota." Sambung Richardo memberikan penjelasan.
"Baik." Jawab Emily dengan patuh.
"Besok Aku pasti akan mengusir mereka dari perusahaan milik Ibuku." Sambung Emily yang sangat dendam terhadap mereka bertiga.
"Aku akan menyuruh orangku untuk menjagamu." Ucap Richardo.
Emily hanya menganggukkan kepalanya kemudian Richardo meminta Emily untuk istirahat sedangkan dirinya ingin menemui keluarganya.
Emily yang masih lelah terlebih meminum obat penghilang nyeri dan mengakibatkan ngantuk membuat Emily melanjutkan tidurnya.
xxxxxxxxx
Keesokan paginya Emily dengan di antar bodyguard sekaligus sopir yang merupakan orang kepercayaan Richardo pergi ke tempat kediaman Paman Arnold.
Paman Arnold adalah orang kepercayaan dari Ibunya Emily yang sudah lama pensiun sejak Ibunya Emily meninggal dunia.
"Nyonya Muda, Nyonya Muda datang tepat waktu. Pagi ini Bertha dan Ayah Anda mengatakan untuk mengganti posisi CEO Ayah Anda dengan Bertha yang akan di angkat sebagai CEO." Ucap Paman Arnold.
"Keduanya benar-benar tidak punya rasa malu. Paman Arnold, mari kita pergi ke perusahaan." Ucap Emily sambil membalikkan badannya.
Paman Arnold hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka berdua pergi ke perusahaan. Hingga dua puluh menit kemudian mereka berdua sudah sampai di perusahaan.
Mereka berdua berjalan ke arah ruang meeting kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat para pemegang saham sedang berkumpul.
"Emily, kenapa kamu datang?" Tanya Ayah Tio sambil berdiri.
"Aku datang ke perusahaan milikku, apakah melanggar hukum?" Tanya Emily sambil berjalan ke arah kursi.
"Lebih baik kamu segera pergi dari sini dan jangan memalukan Ayah di hadapan para pemegang saham." Ucap Ayah Tio.
"Kak, jangan-jangan Kakak datang untuk merayakan Aku naik jabatan?" Tanya Bertha sambil berdiri.
Tanpa menjawab Emily mendorong tubuh Bertha ke arah samping kemudian berdiri di tengah-tengah mereka.
Emily kemudian membuka tasnya lalu mengambil dokumen membuat Ayah Tio dan Bertha menunggu apa yang akan dikatakan Emily.
"Selamat pagi, hari ini Saya di sini untuk menjalankan wasiat Ibuku untuk mengambil alih perusahaan." Ucap Emily sambil mengangkat dokumen ke atas.
"Saya ucapkan terima kasih banyak untuk Ayah dan semua yang hadir di sini atas kontribusi kalian semua pada perusahaan selama Saya tidak ada." Sambung Emily sambil meletakkan dokumen tersebut di atas meja.
"Mengapa Anda tidak mengatakan sebelumnya?" Tanya salah satu pemegang saham sambil menatap ke arah Ayah Tio.
Sedangkan Bertha mengambil dokumen milik Emily yang diletakkan di atas meja kemudian membaca dokumen tersebut.
"Kakak, apakah Kakak kekurangan uang? Aku mendengar kalau Kakak tidak hanya gagal menikah bahkan Kakak menikah dengan seorang preman dan keluar dari perusahaan." Ucap Bertha sambil meletakkan dokumen ke atas meja.
"Ada apa ini? Berita ini sangat mengejutkan. Jadi hari ini Nyonya Muda datang hanya untuk uang." Ucap salah satu pemegang saham.
Sedangkan Ayah Tio yang mendengar hal itu langsung mengambil cek dari dalam jasnya kemudian menulis cek tersebut.
"Ayah berikan kamu dua puluh miliar. Kamu ambil uang ini dan pergi dari sini dan jangan lagi datang ke sini." Ucap Ayah Tio sambil memberikan selembar cek.
"Ingat, di sini kami tidak akan menyambut kehadiranmu." Sambung Ayah Tio.
"Bertha, apakah kamu sudah lupa? Kalau bukan karena kamu memfitnahku di depan Louis, Aku tidak akan mungkin mengajukan resign untuk menikah dengan orang lain? Apakah kamu sudah melupakannya?" Tanya Emily tanpa mempedulikan ucapan Ayahnya dan tidak menerima ceknya.
"Kak, kenapa Kakak menyalahkanku? Aku dengan Kak Louis hanya teman biasa." Ucap Bertha berbohong.
"Lebih baik kamu ambil cek ini dan segera pergi dari sini!" Usir Ayah Tio.