NovelToon NovelToon
Dimana Kasih?

Dimana Kasih?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Anak Yatim Piatu / Kaya Raya / Keluarga / Karir / Cinta Murni
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

David adalah seorang anak panti asuhan. Ia jatuh hati dengan Kasih yang merupakan putri dari keluarga pemilik rumah panti asuhan tempatnya dibesarkan.

Keluarga Kasih melarang keras hubungan asmara Kasih dengan David.

Setelah melewati manisnya kemesraan dan pahitnya perjuangan. David dan Kasih menjadi pemenang. Selamanya cinta sejati mereka tidak pernah terpisahkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Irama

Karena adanya kesamaan, Rahman dan David berteman baik.

Biasanya ketika malam sudah larut, di saat itulah Rahman baru pulang ke kontrakan. Dan jika David belum tidur maka keduanya akan saling ngobrol panjang lebar sampai lewat tengah malam.

Apalagi bila esok harinya David tidak bekerja. Ia bisa semalaman main di kontrakan Rahman.

Mereka berdua membahas soal music dan gitar. David menunjukkan kemampuan bermainnya kepada musisi jalanan tersebut. Rahman menunjukkan karya-karyanya yang terlalu banyak jumlahnya.

Bahkan saking banyaknya lagu-lagu yang ditulisnya, Rahman sampai lupa judul-judul lagu yang sudah tersimpan puluhan tahun di ingatannya itu.

“Lagu-lagumu bagus pak”, puji David.

“Akan lebih bagus lagi jikalau dulu lagu-lagu ku bisa laku dan menghasilkan banyak uang”, ucap Rahman.

David berkata jujur. Lagu-lagu ciptaan Rahman enak untuk didengarkan. Lirik-liriknya juga punya ciri khas yang kuat.

“Lagu siapa itu?”, tanya Rahman.

David baru saja menyanyikan satu-satunya lagu yang ia ciptakan sendiri.

“Ini lagu buatanku sendiri”,

“Aku menulisnya untuk istriku sewaktu kami masih pacaran dulu”, terang David.

“Melodinya bagus sekali. Aku menyukainya. Syairnya sangat menyentuh. Pasti kamu menciptakannya dengan tulus”, puji Rahman.

“Jadi nama mendiang istrimu Kasih”, ucap Rahman.

“Benar. Namanya Kasih. Aku mengenalnya dari sejak kecil ketika aku tinggal di rumah panti asuhan milik keluarganya”, cerita David.

Rahman mengambil gitar yang berada di pangkuan David. Pengamen tua itu lalu menyeruput kopinya.

“Nyanyikan lagi lagu itu”,

“Kali ini biar aku yang mengiringinya”, pinta Rahman.

*

Si tua Rahman mempunyai kebiasaan unik. Sepulang dari petualangannya mengamen di berbagai macam lokasi ia selalu membawa pulang koran bekas yang bisa ia temukan.

Di dalam kamarnya menumpuk koran-koran usang dari berbagai macam surat kabar.

“Untuk apa mengumpulkan koran sebanyak ini?”, tanya David.

“Aku suka membaca”,

“Bahkan ada koran yang sudah ku baca berulang-ulang karena aku suka isinya”,

“Kamu tidak mengharapkan aku untuk membeli sebuah buku baru bukan?”, ujar Rahman.

“Memangnya bacaan apa yang paling kamu suka?”, tanya David.

“Tidak ada. Aku memang suka membaca berita”, jawab Rahman.

“Dengan membaca aku seolah-olah bisa berada di suatu tempat yang tidak bisa kulihat”, kata Rahman.

*

Pada suatu pagi David mendatangi kontrakan sebelahnya. Ia ingin meminta beberapa lembar koran untuk menutupi jendela kamarnya. Saat siang hari cahaya matahari terlalu silau memasuki kamar sehingga ia kurang nyaman untuk bisa tidur.

“Ambil saja berapa yang kamu perlukan”, Rahman membolehkan.

“Masuk saja, pintunya tidak pernah aku kunci”,

“Tidak ada yang bisa dicuri dari dalam kamar kontrakanku”, kata Rahman sebelum meninggalkan David untuk berangkat bekerja.

“Terimakasih”, ucap David.

David sendiri awalnya agak heran mengenal orang yang bernama Rahman itu. Musisi jalanan itu menjalani hidupnya dengan penuh kedamaian tanpa rasa kekhawatiran sedikit pun. Sosoknya ramah, humoris dan murah senyum. Orang itu seperti tidak memiliki beban sama sekali.

Dibalik perangainya itu semua. Rahman ternyata memilki cerita hidup yang sungguh miris yang pernah dibagikan kisahnya kepada David.

Sebuah kepahitan yang teramat pahit. Tidak bisa lebih buruk dari pada ini.

Diiringi gerimis hujan. Malam itu Rahman sedang menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Kemudian David bertanya tentang makna di balik lagu yang baru saja dilantunkannya. Rahman kemudian bercerita.

“Aku juga pernah mengalami kehilangan sepertimu”,

“Aku juga sudah pernah mempunyai apa yang disebut dengan keluarga”,

“Bahkan aku juga sudah punya anak, seorang anak perempuan yang aku beri nama Nada Indah”,

“Di tempat asalku dulu. Di sana aku bekerja sebagai seorang pemusik. Aku bermain gitar bersama kelompok pengiring music di sebuah tempat hiburan malam yang ternama di sana. Kami biasanya bermain di hari jumat, sabtu dan minggu”,

“Selain itu aku juga bekerja sebagai seorang sopir tembak. Sopir pengganti yang tidak resmi”,

“Semua itu kulakukan untuk menambah nafkah keluarga. Karena itu saja kemahiran yang aku kuasai”,

“Suatu hari salah satu teman baikku menghubungiku. Ia punya pekerjaan untukku sebagai sopir pengganti untuk mengantarkan rombongan satu kampung pergi berwisata”,

“Temanku itu juga seorang sopir tembak sama sepertiku. Ia memintaku untuk menggantikannya karena ia sedang kurang enak badan. Aku pun menyanggupinya”,

“Tapi saat aku tiba di tempat dimana aku harus menjemput rombongan itu, ternyata tidak ada orang-orang di sana”,

“Hanya ada satu orang yang datang menghampiriku. Ia berkata bahwa acara di hari itu diundur dan akan dijadwal ulang”,

“Meski kecewa aku pun tidak bisa menuntut. Akhirnya aku pun pulang”,

“Sampai di rumah. Aku merasa itu adalah sebuah akhir dari dunia”,

“Aku mendapati istriku dan teman baikku yang kemarin menghubungiku sedang berzinah di tempat biasanya aku dan istriku tidur”,

“Mereka berdua tertangkap basah olehku sedang telanjang bulat dan melakukan persetubuhan”,

“Mirisnya lagi. Anakku yang masih kecil terjaga menyaksikannya”,

“Itu terakhir kalinya aku melihat anakku”, cerita Rahman.

*

Pada suatu kesempatan.

“Pak, selama ini apakah kamu tidak pernah merindukan putrimu?”, tanya David.

“David, kamu ini benar-benar bodoh atau bagaimana?”, si tua Rahman balik bertanya.

“Mungkin saja karena memang aku dan kamu berasal dari lingkungan yang berbeda”,

“Sekarang aku semakin yakin kalau dia bukanlah anak kandungku”, terang Rahman.

1
Morna Simanungkalit
Thor ceritanya amat sedih ,kok keduanya mati mengenaskan maunya anak yang dikandung Kasih harus lahir dulu tapi itulah cerita makasilah thor tetap semangat .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!