Bercerita mengenai sekolah sihir yang dimana, sekolah ini menyatukan elemen sihir yang ada di dunia ini, secara tidak langsung, berdirinya sekolah ini juga menyatukan semua negara yang ada.
Berfokus kepada seorang laki-laki yang sangat suka bereksperimen menggabungkan berbagai sihir, kebanyakan eksperimennya berujung kegagalan, namun beberapa juga berhasil, menghasilkan sihir yang unik dan lumayan populer dikalangan penyihir lainya.
Ceritanya akan dibalut dengan komedi, jadi saya minta untuk para pembaca untuk, santai? Tidak, kalian harus berfikir sangat keras, karena komedi yang ku usung harus berfikir dulu untuk tertawa. Ingat, ini bukan cerita santai titik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SKBSM 17. Sisi gelap kota #1
kota X-To, adalah salah satu kota terbesar Di benua besar (dunia ini). Struktur arsitektur dan penataan bangunan pada kota, sangat-sangat memukau dan terlihat lebih maju dari kota-kota lainnya. Tidak hanya itu, kota X-To adalah pusat perdagangan sihir, mulai dari Alat-alat sihir, pernak-pernik sihir, dan buku-buku sihir ada disini mulai dari yang langka sampai terbaru ada disini.
Kota ini terletak di tengah-tengah Kerajaan Cahaya dan karena itu juga, diangkat lah menjadi Ibukota Kerajaan Cahaya. Loh, jad sebelum ibu kota Kerajaan Cahaya bukan di X-To? Bukan, sebelumnya Ibukota Kerajaan Cahaya berada di kota berada di kota Branded, letaknya berbatasan dengan Negara Air.
Setelah Negara Air di kuasai Negara Api dan Kegelapan, kalo lupa baca lagi Chapter 1. Kerajaan Cahaya langsung waspada dengan memindahkan ibukotanya ke X-To, tentu saja tujuannya, kalo Kerajaan Cahaya di serang, bisa bertahan sedikit lama, karena Ibukotanya berada di tengah-tengah wilayah Kerajaan.
Setelah perang berakhir, entah mengapa Ibukotanya masih di X-To, entah karena masih nyaman atau apa lah, I don't know. Mikirin politik cuma bikin pusing. Padahal dulunya kota X-To terbelakang dan kota terpencil.
Karena lahannya masih luas, pembangunan besar-besaran pun dilakuan di kota ini. Salah satunya ada istana Kerajaan dan sekolah sihir, meskipun sudah 100 tahun berlalu, dua bangunan ini masih berdiri kokoh sampai saat ini.
Oh ya, jarak antara kota X-To dan sekolah sihir persatuan Kerajaan Cahaya cuma 300 meter, bisa dibilang lumayan dekat tapi lumayan jauh juga. Paham kan.
Tony dan Anif tiba di gerbang Utara kota X-To, ini bukan gerbang utama, gerbang utama berada di sisi selatan, ya bisa dibilang gerbang belakang. Kalo gerbang utama sangat lah megah dan memiliki pertahanan yang kokoh dan modern di dunia ini, setiap menara ada meriamnya dan didalam dinding gerbang ada para pemanah yang siap siaga jika ada serangan. Tapi saat ini, pemanah didalam tembok, tidak ada penjaganya, karena emang lagi masa damai.
Gerbang Utara juga tidak kalah megah dengan gerbang utama, melakukan sistem pertahanannya tidak sekompleks gerbang utama, tapi gerbang Utara lebih kokoh dari pada gerbang utama. Karena hanya ada ruangan, jadi lebih tebal.
Sebelum memasuki kota X-To, Tony sempat nostalgia dengan kota kelahirannya, diluar tembok ada penduduk nya seperti kota Tony. Bagi yang lupa, Tony hidup di luar dinding kota dan bekerja sebagai petani dan peternak kuda. Dibandingkan dengan kotanya, penduduk di luar dinding lumayan ramai, kalo di kota Tony sedikit dan itu pun rumahnya berjauhan, karena ada lahan untuk berternak.
Tony dan Anif mulai memasuki kota X-To, mata mereka takjub dengan arsitektur bangunan kota dan para warga yang tertib berjalan kaki maupun menaiki kereta kuda. Tony dan Niata berjalan santai keliling kota, sesekali berhenti untuk melihat-lihat toko-toko yang menjual segala macam barang sihir.
"Lihat, Tony!" Seru Anif.
Mata Anif berkilau-kilau melihat pernak-pernik sihir dari etalase kaca sebuah toko, seolah-olah dia menginginkan salah satu pernak-pernik tersebut.
Tony yang mulai memahami mulai bertanya ke Anif "Ada salah satu yang kau inginkan? Atau malah menginginkan semuanya?"
"Mengingatkan semuanya? Uang saku ku untuk satu tahun bisa habis dalam sehari dong" Jawab Anif.
"Jadi, mana yang paling membuat kamu terkesan?"
"Lihat kalung yang disana, batu kristal yang berwarna hijau tua, dipadukan dengan rantai kalung berwarna hitam terlihat sangat elegan"
"Hem... Kau ingin membelinya?"
"Tidak, kelihatannya itu sangat mahal, yuk lanjut jalan" Kata Anif dan mulai berjalan.
"Kau kan seorang putri, mahal dikit gak garuh lah"
"Kau tidak mendengar apa yang aku ucapkan tadi? Uang saku ku cuma cukup untuk setahun, kalo membeli barang yang tidak perlu, yang sebelumnya cukup setahun malah cuma jadi delapan bulan"
Tony dengan tersenyum mulai berjalan disebelah Anif "Gak berguna kah... " Kata Tony.
"Yap, gak berguna, aku kan penguna tongkat sihir bukan kristal sihir, hahaha"
"Aku nah tangan kosong"
"Enak ya... Tangan kosong, gak perlu modal banyak untuk bisa sihir"
...SKBSM...
Mereka melanjutkan perjalanan, semakin masuk ke pusat kota, mereka melewati banyak sekali toko sihir, mulai dari toko tongkat sihir, buku sihir, pernak-pernik kristal sihir, dan bahkan artefak yang bisa memperkuat status.
Lelah berkeliling, Tony dan Anif pun beristirahat di salah satu taman yang ada di pusat kota. Taman ini lumayan luas nan indah dengan hamparan rumput Hijau, pohon-pohon besar ditengah taman, dan bahkan ada sungai yang sangat jernih mengalir melewati taman.
Karena sudah capek berkeliling, yang pastinya membuat tenggorokan kering. Anif yang melihat air sungai yang jernih, membuat dia nekat meminumnya secara langsung.
"Woi, apa yang kau lakukan? Apakah panas membuat kamu lupa kalau seorang putri?" Tegur Tony.
"Ah~ nikmat sekali~ kau tidak ingin coba? Ini benar-benar nikmat loh" Kata Anif.
"Kau sudah menelannya! Oi, nanti kalau sakit gimana?"
"Tenang saja... Lihat airnya, sangat jernih kan, kita aja bisa melihat dasarnya ... Lagian ini Air mengalir, jadi tidak mungkin lah Sampai sakit"
"Yakin ngomong kek gitu, setelah melihat itu masih yakin ngomong seperti itu?" Tony menunjuk sesuatu.
Dan sesuatu yang ditunjuk oleh Tony adalah, sebuah toilet di pangir sungai. Ku ulangi lagi, sebuah toilet di pinggir sungai. Lihat orang ini sedang memakainya.
"Em... Ark!! Ha~ " Kalian tau lah ya, dia sedang ngapain.
Toilet ini disain langsung terhubung dengan sungai, jadi, pisang kuning yang dikeluarkan orang itu, langsung jatuh ke sungai dan mengapung kebawah arus. Pisang tersebut lewat tepat didepan Tony dan Anif.
"Uwek ... Uuwek...! " Anif mengelukan isi perutnya ke sungai yang jernih.
"Ya, muntah kan saja semuanya muntah kan, tenang saja disini tidak ada yang tau kalo kamu seorang putri kok... " ucap tony sambil memijat leher Anif.
"Kau juga, jangan sebut-sebut aku putri mu- Uwek sor... "
"Jangan banyak bicara fokus saja dengan urusan mu"
...SKBSM...