Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. BERSYUKUR
Rara dan irfan masuk ke restoran mereka memesan makanan khas sunda, rara memang memiliki lidah kampung.
Tadi Irfan menawarkan untuk makan di restoran jepang namun Rara malah memilih restoran sunda.
" Maaf ya mas, aku tadi sempat memanfaatkan mas " Kata Rara minta maaf.
" Tidak jadi masalah lagian aku ini calon suamimu jadi jangan merasa tidak enak " Balas Irfan.
Rara langsung tersenyum " Terimakasih mas "
" Hm.. Ayok di makan nanti makanan kamu keburu dingin " Kata Irfan yang langsung di angggukan oleh Rara.
Irfan langsung membantu rara memisahkan duri ikan dari dagingnya " Apa sebelumnya kamu pernah memakan pepes ikan? " Tanya Irfan sambil menaruh daging ikan di piring Rara.
" Aku sering memakannya, tapi di bantu ibu buat memisakan duri dari daging nya hehehe.. " Rara malah tersenyum
" Pantas saja kamu tidak bisa memisahkan duri dari daging ikan ini "
" Dan untungnya ada mas yang bantu aku " Balas Rara langsung memakan makanannya.
Irfan melirik Rara sekilas lalu memakan makanan miliknya " Mungkin mulai hari ini aku akan mengambil alih tugas ibu "
" Tentu, karena aku sangat suka dengan pepes ikan " Kata Rara " Makanan apa yang mas suka? " Tanya Rara
" Semua makanan aku suka yang penting tidak pedas " Jawab Irfan " Apapun yang akan kamu masak nanti pasti akan mas makan " Lanjutnya.
Rara langsung menelan makanannya bulat-bulat " Masak? "
" Kenapa, apa kamu tidak bisa masak? " Tanya Irfan
" Bisa ko, bisa. tapi masakan aku tidak seenak masakan Ibu " Balas Rara.
" Yang terpenting kamu ikhlas aja dulu, enak atau tidak tergantung orang yang memakannya " Ucap Irfan tulus.
Rara semakin kagum dengan Irfan, walaupun mereka baru kenal tapi Irfan sangat mengayomi dan juga sangat dewasa dalam bersikap.
Pantas saja Ibunya kekeuh ingin dirinya menikah dengan Irfan ternyata ini alasannya. " Ibu sepertinya aku harus berterimakasih kepada ibu karena sudah memberikan aku restu untuk menikah dengan mas irfan " Gumam hati Rara
Tanpa ibu mungkin perjodohan ini tidak akan berlangsung dan tanpa ibu mungkin saat ini rara masih terpuruk memikirkan mantan yang tidak punya ahlak.
Beres makan Rara mengajak Irfan untuk mampir ke toko buku.
" Kenapa kita ke sini? " Tanya Irfan
" Aku mau membelikan buku gambar untuk caca, tidak salah bukan jika kita mengajarkan caca bergambar sebelum ia masuk seklah " Kata Rara yang langsung memilih buku gambar dan pensil mewarnai.
Irfan melihat ketulusan dari Rara, selama ini dirinya memang kurang memperhatikan caca dan kini caca telah memiliki ibu sambung yang sangat peduli kepadanya.
Lagi-lagi Irfan sangat bersyukur karena di pertemukan lagi dengan Rara.
" Biar aku yang bayar " Kata Irfan yang langsung mengeluarkan kartu saktinya.
Rara membiarkan Irfan yang membayar, ya walaupun awalnya rara sendiri yang akan membayarnya namun rara tidak ingin menyinggung irfan.
" Apa ada yang mau kamu beli lagi? " Tanya Irfan.
" Sudah cukup " Jawab Rara.
Mereka langsung naik kedalam mobil, Rara sebenarnya penasaran dengan Irfan. Rara yakin jika irfan bukan orang biasa, tidak mungkin orang biasa bisa membeli mobil mewah dan kartu tanpa batas namun rara segan untuk bertanya.
" Loh ko berhenti mas " Kata Rara.
" Aku mau beli martabak untuk ibu dan mamah " Jawab Irfan yang keluar dari mobil untuk membeli martabak manis dan asin.
Rara tidak menyangka jika Irfan sepengertian itu.