Kisah sederhana tentang dua anak manusia yng ingin saling menemukan kebahagiaan. Nia, gadis sebatang kara yang mentalnya hancur saat kecil karena orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengan Bagus, laki-laki sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan. Niat tulus Bagus mampu membuat Nia luluh dan mau menjalin hubungan dengan Bagus hingga akhirnya menikah.
Bagaimana kisah keduanya? Yuk kita baca bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Muslikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
17.
"Ada yang salah no? "
Retno jujur saja tidak bisa percaya kalau kawan lamanya ini berpacaran dengan seorang tukang bangunan. Bukan bermaksud merendahkan tapi posisinya lingkup kerja mereka itu jauh. Nia kerja di mall dan pacar Nia kerja di proyek. Lantas bagaimana bis saling mengenal?.
"Sorry Nia, maaf sekali lagi. Bukan bermaksud bagaimana hanya saja aku kaget saja. Bagaimana ceritanya kamu bisa pacaran dengan seorang pekerja proyek? Kamu kan lingkungan kerjanya di mall, terus kalian kenalnya bagaimana? " Retno mencoba meluruskan.
"Dia kerja di depan kosku no, dari situ kami kenalnya"
"Apa yang dia lakukan sampai kamu mau sama dia? Aku tahu kamu Nia, kamu pasti tidak segampang itu memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang"
"Ya kamu benar no. Dia mengintaiku hampir dua bulan no. Awal aku pikir dia ada niatan jahat tapi nyatanya tidak. Saat aku tanya apa maunya dia ngajak kenalan dan ingin menjalin hubungan denganku. Aku menolak dia karena aku tidak pernah berniat untuk pacaran. Tapi dia malah mengajak menikah"
"Wah berani juga dia Nia, sat set juga"
"Udah berumur juga kok dia no, jadi gak punya niatan main-main juga. Mau yang jelas aja katanya"
"Wah pantes sih kalau kayak gitu, terus kamunya gimana?"
"Awalnya aku ya menolak dia no. Jujur aku gak pede dengan diriku dan latar belakangku. Aku sebatang kara, miskin dan tidak punya apa-apa. aku insecure awalnya. Tpi dia selalu meyakinkan aku. Belum lagi hampir setiap malam dia hadir dalam mimpiku" Cerita Nia.
"Wah pertanda itu Nia, semoga ini pertanda baik kalau dia adalah jodoh benar Allah kirimkan padamu untuk mengobati semua rasa sakitmu"
"Amin, semoga saja. Aku gak mau terlalu berharap no, jujur aku takut. Aku takut sakit hati lagi. Sebenernya sebelum sama yang ini adalah beberapa yang mendekati tapi hampir semua keluarganya tidak setuju karena ya latar belakang aku " cerita Nia.
"Jangan putus asa, mungkin yang ini tidak sama Nia. Kamu sudah bertemu dengan keluarganya?"
"Belum, tapi mas Bagus sudah membicarakan ini dan katanya mereka setuju dan ingin bertemu dengan aku, tapi ku masih takut mau pulang ke Ngawi"
Jujur Retno sedih melihat sahabatnya ini. Harusnya ini adalah momen membahagiakan untuk Nia. Tapi bayang-bayang masa lalu membuatnya takut untuk melangkah.
"Jangan terbelenggu dengan mas lalu Nia. kalau kamu selalu saja terbayang-bayang dengan kejadian itu kamu akan sulit buat maju ke depan. Yakinlah ini saatnya kamu berbahagia. Sebentar lagi kamu akan memiliki seseorang yang akan menjaga kamu, seorang ibu dan bapak dan juga saudara, semoga mereka semua adalah orang-orang yang telah Allah siapakan untuk mengobati semua rasa sakitmu di masa lalu" Ucap Retno sambil memegang tangan Nia tulus.
Nia dapat dengan jelas melihat ketulusan dari apa yang Retno ucapkan. Dan menurut Nia apa yang Retno ucapkan ada benarnya juga. Nia tidak bisa terus-terusan terjebak dengan bayangan mengerikan di masa lalu. Dia harus melangkah untuk menjemput kebahagiaannya. Dan Nia pun yakin, dengan Bagus semua itu akan terwujud.
.
.
"Mas lagi apa?" Tanya Nia saat dia dan Bagus sedang telponan untuk melepas rasa rindu.
Sudah hampir lima hari keduanya tidak bertemu. Hanya bisa berbagi cerita lewat telepon atau pesan.
(Habis makan terus telponan sama kamu, ganti ke vcall yang, mas kangen) ucap Bagus dari sebrang sana.
Tak lama panggilan suara itu telah beralih ke panggilan video. Wajah Nia terlihat tersenyum manis di layar HP Bagus. Malam itu Nia menggunakan daster warna biru navy. Kulit dan wajahnya sungguh bersinar karena dia memakai baju warna itu. Dan Bagus tak bisa menyembunyikan kalau dia benar-benar terpukau dengan gadis cantik itu.
(Cantik banget yang, pengen cium deh) ucap Bagus mulai ngawur.
"yuh mesumnya, malu ah mas, ada teman-teman mas itu " ucap Nia malu-malu.
(Sepi yang, mas lagi menyendiri ini. Gak mau mas ada yang lihat kamu, makanya mas sembunyi ini)
"Dih posesif"
(Memang, semua juga bakal posesif yang kalau punya calon istri kayak kamu, kamu cantik dan seksi kayak gitu)
"Ih apa sih mas, jangan bahas itu ah"
(Kenapa yang, malu? ) Bagus terkekeh melihat wajah malu-malu Nia. sungguh menggemaskan ini Bagus lumat saja rasanya bibir itu.
"Iya, gak sesuai sama umur kita, alay kesannya"
(Biarin ah, ini pacar pertama dan sekaligus calon istri mas, mas hanya sedang menjaga milik mas saja)
Sebenarnya hati Nia sangat tersentuh dengan semua kebucinan Bagus. Ini mungkin kali pertama Nia merasa begitu berharga. Ada orang yang begitu lantangnya mengucapkan kalau dia menginginkannya. Nia yang pernah berada di titik terendah dalam hidupnya merasa seperti mimpi saja bisa bertemu dengan seseorang seperti Bagus.
"Jangan ngombal terus ah, capek dengarnya" Nia mencoba menutupi rasa yang membuncah dalam dadanya.
(Ini bukan gombalan sayang, ini apa adanya mas. Mas benar-benar bahagia bisa sama Nia. Mas jujur Nia) ucap Bagus sangat tulus dan data Nia rasakan ketulusannya.
"Mas...."
(Apa yang? )
"Gimana kalau hari sabtu nanti kita ke ngawi? " Ucap Nia lirih. Tapi meski lirih Bagus bis dengan jelas mendengarnya.
(Gimana yang? Bisa diulangi? ) Jujur Bagus ingin memastikan sekali lagi.
"Kita ke ngawi mas, ketemu sama keluarga kamu"
Sungguh hati Bagus ingin meledak rasanya. Benarkah ini, Nia akhirnya mau kembali ke ngawi dan bertemu dengan kelurganya? Hey Bagus pikir akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membawa Nia ke hadapan orang tuanya, tapi lihatlah ini baru lima hari dan Nia dengan sendirinya mau pulang ke ngawi.
(Kamu serius yang? )
"Serius mas, mas aja serius ngajak aku nikah, masak aku ngak? Gimana menurut mas? "
(Ya Allah Nia, mas hampir salto ini saking senangnya sayang. Mas seneng banget dengar kamu mau berkunjung ke Ngawi. Oke kalau gitu besok mas pulang kerja langsung ke Surabaya. Kita pulang malam gak papa kan yang? Paling ngak jam sembilan lah? Gimana? )
"Aku ngikut mas saja. Aku sudah ambil cuti sampai rabu mas, jadi agak longgar waktunya"
(Oke yang, besok pulang kerja mas langsung ke tempat kamu ya? )
"Iya mas"
.
.
Setelah bertemu dengan Retno dan ngobrol banyak, Nia akhirnya memutuskan untuk segera menemui kedua orang tua Bagus. Benar kata Retno bahwa dia tidak boleh terbelenggu dengan masa lalu. Ini adalah hidupnya jadi harus dia juga yang memutuskan bagaimana kedepannya.
Bagus adalah laki-laki yang telah Nia pilih sendiri dan semoga pilihannya ini benar. Bagus adalah jodoh yang Allah kirimkan untuk mengobati semua luka dan kesepian yang dia rasakan. Meski Nia tahu bahwa kehidupan setelah menikah itu tidak mudah, tapi Nia yakin akan bisa melaluinya bersama Bagus
"Ibu bapak, kau mohon restui aku dengan pilihanku ini, semua kalian di sana melihat dan ikut merasakan kebahagiaan yang saat ini aku rasakan" Ucap Nia sebelum tidur.
.
.
slm kenao